Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

79 Kasus Kekerasan Terhadap Jurnalis, AJI Kediri Bekali Keamanan Digital 

Kekerasan terhadap jurnalis di negara Indonesia terus terjadi setiap tahunnya. Aliansi Jurnalis Independen (AJI) masih memiliki catatan serius kekerasan terhadap jurnalis. 

Dalam membekali langkah preventif terhadap jurnalis dari serangan kekerasan digital, AJI Kediri melangsungkan pelatihan keamanan digital di Dulur Kopi, Kabupaten Tulungagung. 

Ketua AJI Kediri, Danu Sukendro, mengatakan berdasarkan data AJI Indonesia, kasus kekerasan terhadap jurnalis mengalami kenaikan dalam dua tahun terakhir. 

Melalui keterangan resminya, ia menyebutkan pada 2021 tercatat ada 41 kasus kekerasan. Sedangkan 2022 meningkat menjadi 61 kasus kekerasan terhadap jurnalis.

"Sejak 2023 hingga menjelang akhir tahun, AJI Indonesia telah mencatat ada 79 kasus kekerasan yang dialami oleh jurnalis," detail Danu. 

Apabila dicermati, pola kasus kekerasan terhadap jurnalis semakin variatif. Kekerasan tidak hanya berupa fisik atau verbal, tapi bertransformasi dalam serangan digital.

"Mulai 2021 ada pola baru, berupa serangan digital terhadap jurnalis. AJI Indonesia mencatat, bahwa pada 2021 terdapat lima kasus serangan digital dan bertambah menjadi 15 kasus pada 2022," jelasnya.

Serangan digital tidak hanya pada website, melainkan serangan jurnalis juga menyasar akun media sosial pribadi. Pada 2022 ada kasus serangan digital yang menonjol, yakni serangan digital terhadap akun media sosial 37 jurnalis Narasi.

"Maka dari itu kami melakukan berbagai upaya preventif terhadap maraknya kasus serangan digital," tegasnya. 

Danu menengok tahapan Pemilu 2024 sudah mulai berlangsung. Upaya membuka fakta dianggap menjadi suatu yang mengancam dan muncul upaya pembungkaman terhadap jurnalis. Salah satunya melalui serangan digital terhadap jurnalis.

"Peran jurnalis itu sangat vital ketika pemilu, karena memiliki peran dalam memenuhi hak masyarakat dalam keterbaruan informasi. Dengan adanya pelatihan ini, jurnalis diharapkan mampu memahami pola dan membentengi diri dari serangan digital," tegas Danu. 

Di sisi lain, Trainer Digital Security, Ubaidillah, menyampaikan materi laporan situasi kekerasan digital, keamanan perangkat dan komunikasi, memahami persandian, hingga cara mengelola indentitas dengan baik.

“Peserta diberikan materi yang berkaitan dengan pengelolaan dan mitigasi keamanan digital, khususnya pada akun dan perangkat pribadi. Tujuannya, supaya kasus-kasus serangan peretasan di luar sana tidak terulang kembali pada teman-teman jurnalis,” tandas Ubaidillah.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan *