KBRT - Manusia masih banyak yang menggunakan energi yang tidak bisa diperbarui (unrenewable) berasal dari fosil. Untuk itu, manusia perlu mencari sumber energi alternatif yang lebih murah dan ramah lingkungan.
Salah satunya adalah bahan bakar hayati (biofuel). Biofuel dapat berupa padatan, cairan, atau pun gas yang berasal dari tumbuhan atau limbah yang bersifat organik (misalnya, kotoran hewan).
Para ahli membagi biofuel ini menjadi biogas, biodiesel, dan bioetanol. Ternyata ada tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan sumber energi. Dilansir dari buku Tanaman Sumber Energi dan Tanaman Obat karya Wahyu Annisha, berikut 3 tanaman yang bisa jadi bahan sumber energi.
Daftar Isi [Show]
Eceng Gondok
Eceng gondok tumbuh di kolam dangkal, tanah basah berawa, aliran air yang lambat, danau, tempat penampungan air, dan sungai. Hidup mengapung di atas air, tingginya sekitar 0,4–0,8 meter. Eceng gondok memiliki akar yang tumbuh hingga mencapai dasar danau.
Daun tunggal berbentuk oval, berwarna hijau dengan permukaan yang licin. Pangkal tangkai daun menggelembung. Pertumbuhan eceng gondok sangat cepat sehingga dapat menghalangi dan mengganggu lalu-lintas perairan.
Namun, tanaman air ini mampu menyerap polusi logam berat, seperti besi, timbal, kadmium, merkuri, nikel, dan residu pestisida, misalnya residu 2.4-D dan paraquat. Eceng gondok mengandung serat selulosa. Serat ini dapat diolah untuk berbagai barang kerajinan, seperti dompet, tas sekolah, topi, atau meubel.
Bahkan, tanaman ini telah dimanfaatkan sebagai bahan penghasil biogas melalui proses fermentasi. Gas hasil fermentasi eceng gondok dapat digunakan untuk memasak.
Kelapa Sawit
Tanaman jenis palem ini tingginya dapat mencapai 24 meter. Tanaman ini memiliki akar serabut dan akar yang berfungsi untuk aerasi. Daunnya tersusun majemuk menyirip, berwarna hijau tua dengan pelepah yang berwarna cenderung hijau lebih terang.
Kelapa sawit memiliki bunga jantan dan betina yang terpisah, tetapi masih dalam pohon yang sama. Bunga jantan berbentuk lancip dan panjang, sedangkan bunga betina terlihat mekar dan besar.
Namun, penyerbukan dari bunga jantan dan betina dari satu pohon sangat jarang terjadi. Buah kelapa sawit memiliki rentang warna yang bervariasi mulai dari hitam, ungu, hingga merah. Buah bergerombol pada tandan yang muncul dari pelepah.
Minyak kelapa sawit yang biasa dipakai untuk menggoreng dihasilkan dari buah kelapa sawit. Semakin tua buah kelapa maka semakin banyak mengandung minyak. Minyak kelapa sawit digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun, lilin, es krim, dan mayones.
Dalam industri pengalengan, bahan baku margarin dan minyak goreng kelapa sawit digunakan untuk melindungi permukaan besi sebelum kaleng siap pakai. Ini dilakukan untuk menjaga kebersihan kaleng.
Minyak kelapa sawit juga digunakan dalam industri tekstil dan industri karet. Minyak goreng yang telah dipakai menggoreng berkali-kali disebut minyak jelantah.
Para dokter melarang menggunakan minyak jelantah untuk memasak karena dapat menyebabkan penyakit jantung. Untungnya, minyak ini masih diolah lagi menjadi sumber bahan bakar yang disebut dengan biodiesel.
Pada skala kecil biodiesel dapat dibuat dengan bahan-bahan berupa minyak goreng bekas, metanol, dan soda api.
Singkong
Singkong atau biasa disebut ubi kayu atau ketela pohon (Manihot esculenta) pertama kali dikenal di Amerika Serikat. Kemudian, berkembang ke Brasil dan Paraguay. Umbi singkong yang berwarna putih hingga kekuning-kuningan dimanfaatkan sebagai panganan sumber karbohidrat.
Umbi ini dapat mencapai panjang 50–80 cm dengan diameter 2–3 cm atau lebih. Nah, selain dimanfaatkan sebagai bahan panganan, umbi singkong juga dapat diolah sebagai bioetanol. Fermentasi bioetanol ini apabila dicampurkan dengan bensin dapat mengurangi kandungan polutan gas buang kendaraan.
Selain itu, premium yang dicampur 5–10% alkohol, angka oktannya akan naik. Dengan demikian, kendaraan semakin bertenaga dan bahan bakarnya menjadi lebih hemat 20–30%
Kabar Trenggalek - Edukasi
Editor:Zamz