Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Login ke KBRTTulis Artikel

Kualitas Udara Trenggalek Terbaik di Jatim, Tapi Pemantauan Masih Terbatas

Trenggalek catat Indeks Kualitas Udara terbaik di Jawa Timur tahun 2024, tapi pemantauan belum merata karena keterbatasan anggaran.

  • 22 Oct 2025 18:00 WIB
  • Google News

    Poin Penting

    • Nilai Indeks Kualitas Udara Trenggalek 2024 naik jadi 94,84, terbaik di Jawa Timur.
    • Program donasi pohon dinilai efektif tingkatkan kualitas udara.
    • Pengawasan masih terbatas di 12 titik karena minimnya anggaran.

    KBRT – Upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek dalam mendorong pembangunan berkelanjutan mulai membuahkan hasil. Berdasarkan hasil pengukuran tahun 2024, Indeks Kualitas Udara (IKU) Kabupaten Trenggalek tercatat terbaik di Jawa Timur.

    Meski demikian, pencapaian itu masih menyisakan pekerjaan rumah besar: pemerataan pemantauan udara yang belum menjangkau seluruh kecamatan akibat keterbatasan anggaran.

    Pengendali Lingkungan Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (DPKPLH) Kabupaten Trenggalek, Zainul, mengatakan nilai IKU Trenggalek mengalami peningkatan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.

    “Sedangkan di tahun 2024 nilai IKU kita meningkat menjadi 94,84 dengan predikat sangat baik. Di tingkat nasional kita berada di peringkat 72 besar dari 514 kabupaten/kota, dan di tingkat provinsi kita menempati peringkat pertama se-Jawa Timur,” jelas Zainul, Selasa (22/10/2025).

    Sebelumnya, pada tahun 2023, nilai IKU Trenggalek masih di angka 86,59 dengan predikat baik, menempati peringkat ke-337 nasional dan peringkat ke-15 se-Jawa Timur.

    Menurut Zainul, lonjakan kualitas udara ini tak lepas dari sejumlah program pro-lingkungan hidup yang dijalankan pemerintah daerah, terutama gerakan donasi pohon yang digagas langsung oleh Bupati Mochamad Nur Arifin.

    “Pak Bupati mengeluarkan Surat Edaran (SE) agar setiap individu, baik itu ASN, pelajar, maupun dunia usaha ikut berpartisipasi dalam donasi pohon,” tambahnya.

    ADVERTISEMENT
    Migunani

    Gerakan tersebut dinilai menjadi upaya kolektif yang efektif dalam memperbaiki kualitas udara di Bumi Menak Sopal.

    Meski hasilnya positif, DPKPLH mengakui pemantauan kualitas udara belum menyeluruh. Pengambilan sampel sejauh ini hanya dilakukan di 12 titik, mencakup wilayah permukiman, perkantoran, industri, dan transportasi.

    Beberapa lokasi pemantauan antara lain di Griya Taman Agung Permai (Kecamatan Karangan) untuk kawasan permukiman, kompleks Bappeda dan Inspektorat di Jalan Wachid Hasyim untuk kawasan perkantoran, pabrik Gondorukem di Jalan Kanjeng Jimat untuk kawasan industri, serta Taman Agropark di Jalan Soekarno-Hatta untuk kawasan transportasi.

    Sementara di Kecamatan Tugu dan Watulimo, pemantauan dilakukan di empat titik.

    “Idealnya memang setiap kecamatan ada sampel, tapi keterbatasan anggaran masih menjadi kendala,” kata Zainul.

    Dalam pengukuran tersebut, parameter yang diuji meliputi gas sulfur dioksida (SO₂) dan nitrogen dioksida (NO₂). Sementara itu, pada tahun 2025, Kementerian Lingkungan Hidup menambah parameter PM2.5 atau partikulat halus berukuran kurang dari 2,5 mikron untuk menghasilkan data yang lebih akurat.

    “Untuk hasil (pengukuran) tahun ini masih dalam proses. Kita tunggu hasil akhirnya pada penghujung 2025,” ujar dia.

    Kawan Pembaca, Terimakasih telah membaca berita kami. Dukung Kabar Trenggalek agar tetap independen.

    Kabar Trenggalek - Lingkungan

    Editor:Zamz