Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Login ke KBRTTulis Artikel

Puluhan Tahun, Warga Prambon Trenggalek Hidup dengan Air Sumur Keruh dan Bau Menyengat

Warga Desa Prambon, Trenggalek, puluhan tahun kesulitan air bersih. Air sumur berwarna keruh dan berbau besi, warga berharap pemerintah bangun sumur dalam.

  • 17 Oct 2025 16:00 WIB
  • Google News

    Poin Penting

    • Puluhan tahun, warga RT 16 RW 03 Prambon, Tugu, kesulitan air bersih.
    • Air sumur berwarna keruh, berbau besi, dan tidak layak dikonsumsi.
    • Warga berharap pembangunan sumur dalam segera terealisasi.

    KBRT - Selama puluhan tahun, warga RT 16 RW 03 Desa Prambon, Kecamatan Tugu, Kabupaten Trenggalek, harus menghadapi kesulitan mendapatkan air bersih yang layak konsumsi. Air dari sumur-sumur tua milik warga berwarna keruh dan berbau menyengat, sehingga tidak bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.

    Warga pun terpaksa mengambil air bersih dari sumur tetangga yang berjarak ratusan meter. Meski kondisi tersebut sudah terjadi sejak lama, penyebab pastinya belum diketahui hingga kini.

    “Dari dulu, waktu mbah-mbah di sini masih kecil, ceritanya air memang sudah keruh, tidak bisa dikonsumsi. Cuma bisa buat mandi dan cuci baju saja. Kalau bajunya putih bisa berubah jadi kuning,” ujar Amin Saropah (48), warga setempat.

    Di lingkungan tempat tinggal Amin terdapat sekitar 25 rumah yang mengalami kondisi air keruh cukup parah. Beberapa sumur yang masih mengeluarkan air jernih menjadi tumpuan warga untuk mengambil air minum dan memasak.

    Amin menuturkan, jika air sumur keruh digunakan untuk mencuci bahan makanan, warnanya bisa berubah menjadi ungu kebiruan dan mengeluarkan bau seperti besi berkarat.

    “Tidak berani pakai air sumur kalau buat masak. Kemarin saya lupa mencuci capar (tauge), warnanya jadi biru dan baunya menyengat seperti besi karatan,” ungkapnya.

    Meski tidak menimbulkan rasa gatal di kulit, air tersebut tampak kotor seperti bercampur lumpur sisa banjir.

    ADVERTISEMENT
    Migunani

    Dua tahun terakhir, warga mulai sedikit terbantu dengan adanya bantuan air bersih dari pemerintah yang ditampung di tangki air di tengah lingkungan mereka.

    “Sekarang sudah lebih mudah, ada bantuan air. Dulu sebelum ada tangkinya, warga beli terpal besar untuk menampung air kalau mobil tangki datang,” jelas Amin.

    Menurutnya, warga di luar RT 16 RW 03 juga mengalami kondisi serupa, meski tidak separah di lingkungannya. Umumnya, sumur warga di sebelah timur Jalan Pakel Lor juga mengeluarkan air keruh.

    Selain itu, saat musim kemarau, sumur-sumur warga sering mengering hingga tidak mengeluarkan air sama sekali. Upaya pengeboran di belasan titik pun tidak membuahkan hasil. Air yang keluar tetap keruh dan berbau.

    Warga berharap pemerintah dapat segera membangun sumur dalam untuk mengatasi krisis air bersih yang mereka alami.

    “Semoga usulan warga untuk dibangunkan sumur dalam bisa segera terealisasi. Kami juga berharap bantuan air bersih tetap lancar. Kalau habis, bisa langsung dikirim lagi mobil tangkinya."

    Kawan Pembaca, Terimakasih telah membaca berita kami. Dukung Kabar Trenggalek agar tetap independen.

    Kabar Trenggalek - Peristiwa

    Editor:Zamz