KBRT – Lomba balap gethek menarik perhatian ratusan warga. Di balik sengitnya persaingan 16 tim memperebutkan gelar juara, kegiatan ini turut menguatkan semangat kebersamaan serta ajakan menjaga ekosistem sungai dari pencemaran dan sampah.
Perlombaan rakit bambu yang digelar pada 22 November 2025 ini dipilih karena gethek merupakan transportasi tradisional masyarakat tempo dulu yang melambangkan pentingnya perairan sungai dalam kehidupan warga.
Sebanyak 16 tim beradu cepat dengan rakit bambu menuju garis finis sejauh sekitar 200 meter. Setiap tim beranggotakan dua orang sehingga kekompakan menjadi kunci agar gethek tetap stabil dan tidak hilang keseimbangan.
"Total hadiah yang direbutkan sekitar 2 juta rupiah. Yang terpenting bukan besar kecilnya hadiah, tapi kebersamaan dan semangat masyarakat dalam menjaga kebersihan sungai," kata Febri Romadhoni, koordinator lomba.
Lomba dalam rangkaian event LikaLiku ini merupakan kolaborasi antara Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Trenggalek, pemuda Desa Widoro, dan komunitas Jamaah Muda Widoro (JMW).
Persaingan berlangsung ketat. Enam belas tim awalnya bertanding di babak penyisihan, kemudian tersisa delapan tim yang melaju ke perempat final. Empat tim pemenang kembali bertarung di semifinal untuk menentukan dua finalis.
Babak final yang mempertemukan tim Cendol Balap dan Slogan Speed menjadi puncak keseruan. Meski kedua finalis terlihat kelelahan, penonton justru semakin antusias memberikan dukungan. Rakit kedua tim bahkan sempat bersenggolan di tengah lintasan sebelum akhirnya Slogan Speed keluar sebagai juara.
"Alhamdulillah tim Slogan Speed memenangkan lomba gethek, perasaannya sangat luar biasa. Latihan selama 2 minggu berturut turut hampir saja terserang tipes pokoknya seneng banget," ujar Jahul Abarudin, anggota tim Slogan Speed dari RT 01 RW 01 Desa Widoro.
Jahul juga mengajak masyarakat untuk terus menjaga kebersihan sungai.
"Pesan-pesannya mari kita jaga sungai lestari ini dari segala limbah khususnya para warga jangan buang sampah disungai, pokoknya kita jaga bersama saman kita rawat demi masa depan bersama," katanya.
Semangat menjaga lingkungan juga ditunjukkan warga dan Jamaah Muda Widoro. Meskipun penonton meninggalkan sampah setelah acara, mereka bersama-sama mengumpulkannya agar tidak mencemari sungai.
Koordinator kegiatan, Febri, sambil membantu membersihkan sampah bersama warga lainnya, menyampaikan pentingnya kesadaran menjaga lingkungan sungai.
"Semoga masyarakat khususnya widoro terus menjaga ekosistem sungai dari pencemaran apapun karena menjaga sungai sama saja dengan menjaga kehidupan," kata dia.
Kabar Trenggalek - Sosial
Editor:Zamz













