KBRT - Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes Dalduk KB) Kabupaten Trenggalek menindaklanjuti laporan warga Desa Prambon, Kecamatan Tugu, terkait fenomena air sumur yang berubah keruh.
Kepala Dinkes Dalduk KB Trenggalek, Sunarto, menyampaikan bahwa pihaknya telah mengirim tim dari Puskesmas Tugu untuk mengambil sampel air di dua titik sumur milik warga.
“Hasil pengujian menunjukkan tingkat kekeruhan cukup tinggi, mencapai 224, padahal ambang batas normalnya di bawah 25,” jelas Sunarto.
Dari hasil pemeriksaan, satu titik sumur terdeteksi mengandung bakteri E-Coli, sedangkan titik lainnya dinyatakan bebas dari bakteri tersebut.
“Untuk parameter lain seperti suhu, hasilnya 27 derajat Celcius dan kandungan logam mangan nol, jadi masih sesuai standar,” tambahnya.
Meski demikian, Sunarto mengimbau masyarakat agar tidak mengonsumsi air dari sumur yang keruh sebelum melalui proses pengolahan sederhana.
“Kalau air itu sudah berwarna, berarti ada sesuatu di dalamnya. Jadi sebaiknya diendapkan dulu, lalu direbus, dan diambil bagian atasnya sedikit demi sedikit,” tegasnya.
Ia menjelaskan bahwa standar air bersih tidak hanya ditentukan oleh kekeruhan, tetapi juga melibatkan banyak parameter lain, seperti zat pelarut, rasa, bau, koliform, kadar logam berat, pestisida, hingga kesadahan air.
Namun, Dinkes Trenggalek saat ini baru mampu memeriksa beberapa komponen, antara lain tingkat kekeruhan, suhu, kandungan E-Coli, dan mangan.
“Fokus kami sekarang memastikan warga tetap mendapatkan akses air bersih. Kami akan lanjutkan pemeriksaan yang lebih lengkap agar kualitas air di Prambon bisa diketahui secara menyeluruh,” katanya.
Kabar Trenggalek - Peristiwa
Editor:Zamz