KBRT – Sejumlah warga di Trenggalek mengeluhkan truk pengangkut material proyek Sekolah Rakyat (SR) yang melintas tanpa penutup bak. Material basah yang jatuh ke jalan dikhawatirkan membuat permukaan jalan menjadi licin, terutama saat hujan.
Sogol, warga RT 21 RW 06 Desa Ngares, mengatakan jalan di depan rumahnya semakin licin setelah dilalui angkutan material.
“Jalannya jadi begini, ya tambah rusak, sekarang kan hujan terus, seharusnya kalau keadaan seperti ini truknya di stop, karena bisa tambah licin,” ujarnya.
Menurutnya, aktivitas pengangkutan sebaiknya dihentikan sementara ketika hujan deras karena memperparah kondisi jalan dan membuat material yang berjatuhan berubah menjadi lumpur.
Keluhan serupa disampaikan Safuan, warga RT 01 RW 01 Kelurahan Ngantru. Ia menuturkan truk material yang melintas di kawasan Terminal Mpu dan pasar basah membuat jalan di sekitarnya semakin licin.
“Tumpahan truk itu kan membuat jalan licin, kasihan warga yang berbelanja dari pasar, dan sopir elf kalau keluar berpapasan truk itu,” kata dia.
Plt Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Trenggalek, Anjang, menyampaikan bahwa pihaknya sudah menginstruksikan pelaksana proyek agar menggunakan penutup bak angkutan.
“Terkait penggunaan penutup truk, instruksi itu sudah kami sampaikan. Namun ada beberapa truk yang muatannya lebih rendah dari kapasitas bak, sehingga meski tidak menggunakan penutup, risiko tumpahan kecil. Yang wajib menggunakan penutup adalah truk yang muatannya tinggi atau sampai penuh,” katanya.
Ia menambahkan bahwa progres penyiapan lahan SR saat ini mencapai sekitar 50 persen. Beberapa perubahan lalu lintas, termasuk rute keluar masuk Terminal Mpu, telah disosialisasikan melalui media sosial dan dikoordinasikan bersama OPD terkait.
“Koordinasi terus dilakukan. Waktu pengurukan memang sangat terbatas karena harus selesai sesuai kontrak pada tanggal 5 Desember,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Trenggalek, Mahendra, menegaskan bahwa semua kegiatan yang menggunakan jalan raya wajib memenuhi aturan keselamatan. Ia menyoroti bahwa muatan curah wajib ditutup tanpa mempertimbangkan volume.
“Sebetulnya kalau pengangkutan barang menggunakan bak terbuka, kalau barang yang dimuat itu adalah barang curah ya memang harus ditutup. Jadi walaupun volume material yang diangkut tidak penuh sampai atas tetap harus ditutup karena di regulasinya seperti itu,” jelasnya.
Ia menyebut, keselamatan pengguna jalan harus menjadi prioritas dalam setiap aktivitas proyek. Dishub, kata Mahendra, telah berkoordinasi dengan pelaksana teknis dan berharap ada koordinasi resmi lanjutan terkait perubahan sirkulasi lalu lintas.
“Harapan kami apapun yang menjadi pilihan, tentu keselamatan dari masyarakat juga menjadi hal yang utama yang tidak boleh diabaikan oleh siapapun,” ujarnya.
Kabar Trenggalek - Mata Rakyat
Editor:Zamz













