Ratusan warga yang tergabung dalam Rukun Tani Sumberejo Pakel (RTSP), menyelenggarakan peringatan tiga tahun pendudukan lahan. Meski tiga petani Pakel dikriminalisasi, semangat masyarakat tak surut untuk merebut kembali tahan yang dirampas PT Bumisari.
Acara tiga tahun pendudukan Pakel Banyuwangi diselenggarakan pada Sabtu hingga Minggu, 23-24 September 2023. Lokasi acara di Posko Perjuangan, Dusun Taman Glugo, Desa Pakel, Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi.
Semenjak 24 September 2020 lalu, RTSP berjuang merebut kembali lahan seluas 271 hektare yang diklaim sepihak oleh PT Bumisari sejak 1985. Agenda peringatan ini bertujuan untuk menjaga kekompakan warga.
“Tujuannya menjaga kekompakan warga Pakel meskipun ada tiga pejuang kita yang sampai saat ini di tahan,” ungkap Harun, ketua RTSP saat dikonfirmasi Kabar Trenggalek di lokasi acara.
Harun berharap, pemerintah banyuwangi maupun pusat untuk lekas menyelesaikan permasalahan warga di Desa Pakel. Mengingat, hingga hari ini banyak warga Pakel yang tidak memiliki tanah.
"Karena warga pakel ini banyak yang tidak punya lahan pertanian maupun warga yang tidak punya tempat tinggal," ujar Harun.
Pasalnya, lahan warga itu telah diklaim sepihak oleh PT Bumisari dan Perhutani (KPH Banyuwangi Barat). Hal itu membuat banyak warga Pakel tidak sejahtera karena tidak memiliki lahan.
“Karena ketiga warga Pakel ini tidak pernah melakukan apa yang telah dituduhkan oleh kejaksaan, jadi warga, ya, merasa didzolimi. Dengan adanya pembacaan doa setiap aksi mudah mudahan Allah membalas apa yang telah mereka [PT Bumisari] lakukan terhadap warga Pakel,” ungkap Harun.
Rangkaian acara 23 september 2023 dimulai dengan pawai bendera mengelilingi lahan. Warga memasang spanduk bertuliskan “Tanah Milik Rakyat” dan “Bebaskan Tiga Petani Pakel”.
“Acara ini bertujuan supaya warga tetap semangat dan kompak dalam memperjuangkan lahan yang menjadi haknya,” jelas Masrul, Ketua Panitia Peringatan Tiga Tahun Pendudukan Pakel.
Saat di titik pemasangan spanduk terakhir, ditutup dengan doa dan seruan untuk membebaskan tiga petani pakel. Acara selanjutnya yaitu ider bumi, sebuah kegiatan doa bersama dan obor keliling lahan pendudukan.
“Ider bumi tujuannya ya biar warga tani itu selamat,” ucap Masrul.
Iring-iringan ider bumi yang diikuti oleh ratusan warga, berjalan menyusuri lahan perkebunan sembari melantunkan “Laa ilaaha illa Anta, subhanaka innii kuntu minaz zalimim.” Doa Nabi Yunus ini memiliki pengharapan yang mendalam bagi warga pakel terutama terhadap kriminalisasi yang dilakukan terhadap tiga petani pakel.
Sementara rangkaian acara hari kedua, 24 september 2023, dimulai pukul 07.30 WIB dibuka dengan selamatan dan santunan anak yatim.
Acara berlanjut dengan agenda berbagi kabar dari jaringan solidaritas yang memperjuangkan ruang hidup di wilayah masing-masing. Mulai dari perwakilan warga dari Paguyuban Petani Jawa Timur (Papanjati), Puger Jember, Tumpang Pitu, Trenggalek, dan masih banyak lainnya.
Paini, perwakilan jaringan solidaritas yang hadir dari Tumpang pitu, menyatakan dukungan untuk warga Pakel. Ia menyoroti perempuan yang turut aktif berjuang.
"Karena perempuan kan statusnya ganda, berjuang untuk lingkungan dan keluarga. perempuan jangan sampai takut apapun resikonya harus kita hadapi," ujar Paini.