Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Kronologi Serangan terhadap Petani Pakel, Konflik Lahan dengan PT Bumisari di Banyuwangi Berlanjut

Petani yang tergabung dalam Rukun Tani Sumberejo Pakel (RTSP) di Desa Pakel, Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi, terus menerus mendapatkan serangan dari PT Bumisari Maju Sukses. Konflik lahan yang terjadi sejak puluhan tahun silam ini terus berlanjut kembali memanas pada 2-14 Maret 2024.Petani Pakel mempertahankan tanah moyangnya yang diserobot oleh PT Bumisari. PT Bumisari membalas pertahan petani Pakel dengan kekerasan dan intimidasi kepada petani Pakel. Mereka mengerahkan sekitar 300 massa untuk membabat tanaman yang ditanam petani Pakel.Merespons serangan PT Bumisari, Harun, Ketua RTSP mengungkap kronologi serangan itu. Dalam rilis yang diterbitkan 14 Maret 2024, memanasnya konflik lahan ini terjadi pada 5 Maret 2024. Pagi sekitar pukul 6.18 WIB, petani Pakel menemukan pondok di lahan mereka yang telah roboh dan rusak.“Kami menemukan sebuah botol bekas yang berisikan bensin dalam keadaan tumpah di dekat pondok, diduga akan dijadikan bahan untuk membakar pondok yang telah dirobohkan,” kata harun dalam rilis.Pasca kejadian itu, Sabtu, 9 Maret 2024 sekitar pukul 09.51 WIB, sejumlah sekuriti PT Bumisari Maju Sukses bersama sekelompok orang yang diduga preman bayaran memasuki objek lahan reclaiming di wilayah Pongkor (lokasi lahan garapan).“Mereka melakukan perobohan dan pembakaran terhadap pondok yang kami bangun di lahan,” ucap Harun.[caption id="attachment_70792" align=aligncenter width=1280]kronologi-serangan-petani-pakel-pt-bumisari-banyuwangi2 Petani Pakel mendapatkan intimidasi dari pihak PT Bumisari/Foto: Dokumentasi RTSP[/caption]Tak lama berselang kejadian itu, kami datang ke tempat lokasi, lalu sekuriti dan sekelompok orang yang diduga preman bayaran tersebut memilih mundur.Menurut keterangan tertulis yang disampaikan Harun, sekitar Pukul 11.00 WIB, petani Pakel berniat pulang. Namun dalam perjalanan, mereka dikagetkan dengan adanya pondok yang berdiri di tengah jalan pertigaan arah menuju Pongkor (pondok itu didirikan oleh pihak PT Bumisari) sehingga menghambat petani Pakel untuk lewat.“Di saat yang bersamaan, kami melihat di wilayah Panasean [yang tidak jauh dari Pongkor] terdapat pihak PT Bumisari yang sedang melakukan penebangan tanaman dan merobohkan pondok kami. Sehingga, secara spontan kami berusaha mengejar untuk mengusir pihak PT Bumisari,” ujar Harun.Karena kejadian itu, petani Pakel memutuskan untuk berjaga-jaga supaya tanaman mereka tidak ditebang kembali oleh pihak PT Bumisari. Pada hari yang sama, akses jalan di jembatan sungai Taman Glugo (jalan lalu lalang warga bertani) diblokade menggunakan truk yang diduga kuat milik PT Bumisari.Tak berhenti di situ, Minggu, 10 Maret 2024 sekitar pukul 10.30 WIB, beberapa petani Pakel yang sedang berjaga di lahan melihat sekuriti PT Bumisari bersama sekelompok orang diduga preman dan para pekerja PT Bumisari yang diperkirakan berjumlah kurang lebih 150 orang, kembali menebangi tanaman dan merusak pondok petani Pakel di utara Kali Gondang.Kabar menyebar, sekitar pukul 11.00 WIB, petani Pakel mulai berdatangan. Awalnya, petani Pakel yang datang berjumlah sedikit.“Pihak PT Bumisari sempat mengintimidasi kami dengan mendorong dan menodongkan senjata. Beberapa orang yang diduga preman bayaran, juga menantang duel. Selang beberapa waktu, petani Pakel lainnya berdatangan semakin banyak dan pihak PT Bumisari kembali mundur,” tutur Harun.[caption id="attachment_70790" align=aligncenter width=1280]kronologi-serangan-petani-pakel-pt-bumisari-banyuwangi3 Tanaman petani Pakel dibabat oleh massa PT Bumisari/Foto: Dokumentasi RTSP[/caption]Tak berselang lama, setelah pihak PT Bumisari mundur, kami kembali berjaga sampai malam untuk menghindari serangan susulan. Namun nahas, sekitar pukul 19.30 WIB, salah satu petani Pakel mengalami pemukulan di bagian tengkuk. Akibatnya, petani Pakel itu harus dilarikan ke puskesmas.Menurut keterangan petani pakel korban pemukulan, ia sedang melakukan patroli jaga malam dengan enam orang petani lainnya. Lalu, saat melihat secara samar terdapat bayangan orang, ia meninggalkan lima orang lainnya, lantas mendekat ke arah bayangan tersebut.“Setelah dicek, tiba-tiba ada satu orang bertopeng yang mengeluarkan senjata tajam dan satu orang lagi memukulnya dari arah belakang sampai korban pingsan. Satu orang bertopeng lainnya berjaga di atas motor,” papar Harun menyampaikan kesaksian petani yang menjadi korban.Harun menambahkan bahwa sebelum pingsan, petani Pakel korban pemukulan sempat berteriak, sehingga lima petani lainnya datang menghampiri. Namun, ketiga pelaku pemukulan sudah menghilang.Usai pemukulan terhadap salah satu petani Pakel itu, Kamis, 14 Maret 2024, Sekitar pukul 08.37 WIB, petani Pakel melihat pihak PT Bumisari kembali berdatangan untuk melakukan penebangan dan perusakan pondok petani Pakel.“Kali ini, mereka membawa massa yang cukup banyak, kurang lebih 300 orang. Mereka melakukan pengerusakan tanaman secara masif. Diperkirakan kurang lebih 2 hektare tanaman di lahan petani Pakel habis dibabat, lebih dari 3 pondok petani Pakel dirusak, serta beberapa dibakar,” terang Harun.[caption id="attachment_70789" align=aligncenter width=1280]kronologi-serangan-petani-pakel-pt-bumisari-banyuwangi4 Perempuan-perempuan petani Pakel menghadapi sekuriti PT Bumisari, para petani ini berusaha mempertahankan tanah dan tanaman mereka/Foto: Dokumentasi RTSP[/caption]Tak berjarak lama, melihat aksi yang dilakukan oleh pihak PT Bumisari tersebut, petani Pakel berupaya bertahan. Namun, menurut keterangan Harun, lagi-lagi pihak PT Bumisari membawa senjata tajam.“Bahkan, ada salah satu orang dari massa PT Bumisari yang membawa senjata api. Sempat terdengar 2 kali tembakan ke udara untuk menakut-nakuti kami agar mundur,” jelasnya.Akibat dari serangan tersebut, terdapat salah satu petani perempuan Pakel yang menjadi korban tindakan kekerasan fisik. Korban mengalami luka memar bagian jari tangan, lengan, dan kaki.Lantas sekitar pukul 11.09 WIB, selain melakukan penyerangan di wilayah Kali Gondang, PT Bumisari ternyata juga melakukan penyerangan di wilayah Pongkor. Serangan di Pongkor itu diduga untuk memecah konsentrasi kami, supaya mereka dapat lebih banyak membabat tanaman petani Pakel. Sekitar 20 pohon pisang habis dibabat oleh pihak PT Bumisari.“Pukul 14.00 WIB, Massa PT Bumisari mulai mundur. Kami masih tetap bertahan di lahan untuk berjaga-jaga karena khawatir, massa PT Bumisari akan kembali menyerang tanaman kami,” jelas Harun.Pada penyerangan kali ini, kami menjumpai beberapa pekerja PT Bumisari yang secara tiba- tiba pulang pada waktu kejadian, mereka meminta maaf kepada kami. Beberapa pekerja itu merasa dibodohi oleh pihak PT Bumisari yang membayar mereka untuk menyerang petani Pakel.[caption id="attachment_70788" align=aligncenter width=1280]kronologi-serangan-petani-pakel-pt-bumisari-banyuwangi5 Massa PT Bumisari pulang seusai membabat tanaman petani Pakel/Foto: Dokumentasi RTSP[/caption]Dalam penyerangan kali ini, dalam keterangan Harun, petani Pakel menjumpai beberapa pekerja PT Bumisari yang secara tiba- tiba pulang pada waktu kejadian, mereka meminta maaf kepada petani Pakel.“Beberapa pekerja itu merasa dibodohi oleh pihak PT Bumisari yang membayar mereka untuk menyerang petani Pakel,” tukas Harun.Dalam pemantauan kabartrenggalek.com melalui media sosial lahan petani Pakel terdapat kedatangan massa PT Bumisari Jumat (15/3/2024). Ahmad Zaini, pemuda Pakel, membenarkan kejadian tersebut. Sekitar pukul 09.00 WIB, pihak PT Bumisari kembali berdatangan.Zaini menuturkan bahwa kedatangan massa PT Bumisari kali ini untuk mengambil truk yang digunakan untuk memblokade jalan lalu lalang warga pertani [kejadian Sabtu, 9 Maret 2024] . Menurut penuturan Zaini, pihak PT Bumisari ada dua truk dan satu pick up yang datang serta beberapa sepeda motor.“Sempat ada sedikit bentrok, ada warga yang dihadang. Cuma tadi [tanaman petani Pakel] nggak ada yang dirusak, pihak perkebunan mau buka jalan buat pekerja kebun, gitu alasannya,” ucap Zaini.Ia menuturkan bahwa massa PT Bumisari mengambil pepohonan yang sempat mereka babat. Zaini juga menuturkan bahwa petani Pakel hingga kini masih siaga di lahan.“Ratusan warga terus berjaga, siang malam. Beberapa disebar di lahan untuk memantau terus,” tukas Zaini.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan *