Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Jeritan Petani Perempuan Pakel Banyuwangi, Berhari-hari Diserang Massa PT Bumisari

Para petani Di Desa Pakel, Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi, mendapatkan serangan berhari-hari dari massa perkebunan PT Bumisari. Menurut catatan warga yang tergabung dalam Rukun Tani Sumberejo Pakel (RTSP), serangan itu sudah dimulai sejak Sabtu hingga hari ini, Kamis (02 - 14/03/2024).Hari ini, mulai pukul 08.45 WIB, serangan dari massa PT Bumisari semakin massif. Mereka menurunkan 5 truk karyawan perkebunan dan puluhan sepeda motor yang diduga sekuriti serta preman. Massa perkebunan mengintimidasi dan merusak tanaman milik petani Pakel Banyuwangi.Serangan berhari-hari oleh massa PT Bumisari itu memberi dampak tersendiri bagi petani perempuan Pakel. Para petani perempuan tidak bisa beraktivitas karena harus was-was menghadapi berbagai serangan maupun intimidasi. Bahkan, ada salah satu dari massa PT Bumisari yang menembakkan pistol ke udara, sehingga para petani menjerit ketakutan."Perasaan saya itu cemas sedih dan tidak bisa beraktivitas kemana-mana. Mau mengerjakan lahan khawatir ada kejadian serangan lagi, mau kerja itu ndak bisa," ujar Saniati, salah satu petani perempuan Pakel.Perempuan yang akrab disapa Mak Jay itu mengatakan, serangan berhari-hari juga membuatnya tak bisa melakukan pekerjaan rumah tangga dengan tenang. Sering kali, ia meninggalkan pekerjaan mencuci atau memasak, karena ada serangan dari PT Bumisari."Dampaknya itu di rumah mau nyuci was-was, di barat [Pongkor, lokasi lahan petani Pakel] itu khawatir ada apa-apa. Saya langsung lari ke barat gitu, khawatir ada apa-apa lagi," ucap Mak Jay."Jadi pikirannya udah langsung di lahan aja terus gitu. Akhirnya, masak, nyuci itu enggak tenang lah. Kadang masak itu belum ada apa-apanya, langsung jalan ke Pongkor" tambahnya.Saat tiba di lahan, Mak Jay dan petani Pakel lainnya berjuang untuk menghadang serangan dari massa PT Bumisari. Petani Pakel tidak ingin PT Bumisari merusak tanaman-tanaman yang dirawat setiap harinya.Akan tetapi, massa PT Bumisari terus bertambah banyak setiap harinya. Para petani Pakel tak berhasil menyelamatkan tanaman-tanaman dari serangan membabi-buta dari PT Bumisari.Meski mendapatkan serangan terus-menerus, Mak Jay dan petani Pakel lainnya tetap berusaha untuk kompak mempertahankan lahan. Saat menghadapi intimidasi dari massa PT Bumisari, perempuan Pakel berada di barisan paling depan."Kami petani perempuan khawatir, kalau cuma laki-laki yang dipukuli lagi gitu. Akhirnya perempuan yang di depan maju. Kalau laki-laki itu kan emosi, kalau perempuan bisa nahan emosi," terang Mak Jay.Sebelumnya, Minggu (10/03/2024), PR, seorang petani Pakel mengalami serangan pemukulan oleh terduga preman dan sekuriti PT Bumisari hingga pingsan. Oleh karena itu, petani perempuan maju di barisan depan supaya tidak ada korban dari serangan massa PT Bumisari."Yang terpenting perempuan yang di depan. Kalau ada apa-apa, laki-laki di belakang," tandas Mak Jay.Para petani Pakel berharap solidaritas dari masyarakat supaya pihak PT Bumisari tidak melakukan serangan terus-menerus di kemudian hari. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Komnas HAM RI), turut merespons serangan PT Bumisari kepada petani Pakel.Sebelumnya, Rabu (13/03/2024), Komnas HAM mengatakan akan meminta penjelasan kepada PT Bumisari dan Polda Jatim terkait sedangkan kepada petani Pakel. Akan tetapi, hingga hari ini, Komnas HAM belum memberi kabar tindak lanjut dari tindakan tersebut.Hingga berita ini terbit, Kabar Trenggalek sudah berupaya untuk melakukan konfirmasi ke PT Bumisari melalui saluran telepon dan email yang tertera di website resmi bumisarimajusukses.com. Namun, PT Bumisari belum memberikan respons.