Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Petani Pakel Banyuwangi Alami Serangan, Komnas HAM akan Minta Penjelasan PT Bumisari

Seorang petani Desa Pakel, Kecamatan Licin, Banyuwangi, mengalami serangan pemukulan oleh terduga preman dan sekuriti PT Bumisari hingga pingsan, Minggu (10/03/2024) lalu. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Komnas HAM RI), turut merespons tindak kekerasan yang dialami PR (40), petani Pakel Banyuwangi.Uli Parulian Sihombing, Komisioner Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM RI, menyesalkan adanya tindak kekerasan terhadap petani Pakel. Ia juga menegaskan keharusan adanya penegakan hukum terhadap tindakan kekerasan tersebut.“Kami sudah mengeluarkan rekomendasi atas konflik lahan di Desa Pakel Kabupaten Banyuwangi, yang salah satu rekomendasinya agar diselesaikan melalui dialog,” terang Uli Parulian saat dikonfirmasi Kabar Trenggalek.Sebelumnya, 7 Agustus 2023, Komnas HAM RI pernah memberikan Surat rekomendasi No. 926/PM.00/R/VII/2023 terkait konflik agraria di Desa Pakel itu.Dalam surat itu, Komnas HAM mendorong PT Bumisari untuk tidak melakukan tindakan yang berpotensi melanggar hukum dan dapat memicu adanya konflik terbuka dengan masyarakat Desa Pakel. Komnas HAM juga meminta untuk mengutamakan pendekatan dialogis melalui mekanisme yang disepakati.Uli Parulian menyatakan, saat ini Komnas HAM akan melakukan tindak lanjut terjadinya kekerasan yang dialami petani Pakel.“Kami akan meminta penjelasan Polda Jatim dan perusahaannya [PT Bumisari],” ujar Uli Parulian.Sementara itu, Sri Mariyati, anggota Rukun Tani Sumberejo Pakel (RTSP), menjelaskan bahwa pemukulan terhadap petani Pakel terjadi saat ronda malam dan jaga lahan.“Ternyata ada dua orang yang memukul dari depan dan tiba-tiba di belakang ada satu orang lagi yang memukul di tengkuknya sehingga Pak PR ini pingsan,” terang perempuan yang akrab disapa Mar.Mar memberi gambaran, saat siang hari sebelum kejadian, lahan reclaiming yang dijaga warga didatangi banyak orang, diduga preman dan sekuriti PT Bumisari.“Banyak keamanan kebun beserta preman membabi buta, merusak tanaman warga, dan merusak pondok. Bahkan sampai menantang dan menodongkan senjata tajam,” ujar Mar.Menurut penuturan Mar, warga Pakel merasa diteror atas serangan yang diduga dilakukan preman dan sekuriti PT Bumisari. Peristiwa ini terjadi berturut-turut pada tanggal 2, 4, 5, 9, dan 10 Maret 2024 lalu.“Sudah lima kali ini dalam dua minggu terakhir,” ungkap Mar.Pasca dilarikan ke rumah sakit, kondisi PR yang menjadi korban kekerasan sudah dibawa pulang, namun belum pulih sepenuhnya.“Terakhir ketika dibawa pulang ke rumah, Pak PR masih kesakitan dan belum bisa menoleh,” tutur Mar.Hingga kini, warga Pakel masih bersiaga di lahan karena khawatir lahan yang mereka garap akan dirusak lagi. Mar menceritakan, perusakan yang dilakukan terduga preman dan sekuriti PT Bumisari menimbulkan banyak kerugian bagi warga yang menanam.“Banyak, ada durian, jagung, pisang, dan tanaman-tanaman warga,” tukas Mar.Hingga berita ini terbit, Kabar Trenggalek sudah berupaya untuk melakukan konfirmasi ke PT Bumisari melalui saluran telepon dan email yang tertera di website resmi bumisarimajusukses.com. Namun, PT Bumisari belum memberikan respons.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan *