Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Tanah Longsor Jebol Tembok Rumah Desa-Desa di Dongko Trenggalek

Kabupaten Trenggalek terus dilanda berbagai peristiwa bencana alam. Salah satunya tanah longsor di Kecamatan Dongko yang mengakibatkan tembok rumah jebol, pada Selasa (14/02/2023).Informasi itu disampaikan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Trenggalek. Tanah longsor terjadi di dua desa Kecamatan Dongko.Lokasi pertama, RT 12 RW 03, Dusun Krajan, Desa Petung. Awalnya, Senin, (13/02/2023) mulai pukul. 16.00 s/d 02.30 WIB Selasa (14/02/2023), wilayah Desa Petung terjadi hujan intensitas sedang hingga tinggi."Akibatnya, tebing samping kamar rumah Ibu Wasini bagian tembok kamar jebol," tulis BPBD Trenggalek.Lokasi kedua, RT. 05 RW. 01 Dusun Krajan, Desa Siki. Pada Senin, (13/02/2023) mulai pukul 07.00-12.30 WIB, wilayah Kecamatan Dongko terjadi hujan intensitas sedang- tinggi."Mengakibatkan tebing samping rumah Bapak Toyib longsor, menimpa dapur rumah Bapak Amin dan Bapak Rono," jelas BPBD Trenggalek.Atas peristiwa tersebut, TRC dan relawan BPBD mendatangi lokasi kejadian. Giat pembersihan material longsor belum bisa dilakukan karena cuaca belum kondusif."Mengimbau masyarakat sekitar agar meningkatkan kewaspadaan jika terjadi longsor susulan," tandas BPBD Trenggalek.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengumumkan cuaca di berbagai wilayah Indonesia berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat. Oleh karena itu, BMKG memberi rekomendasi kepada pihak terkait sebagai berikut:

  1. Memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan.
  2. Melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan tidak melakukan pemotongan lereng atau penebangan pohon yang tidak terkontrol serta melakukan program penghijauan secara lebih masif.
  3. Masyarakat pengguna transportasi angkutan penyeberangan perlu meningkatkan kewaspadaan sebagai salah satu upaya adaptasi dan mitigasi kondisi tersebut.
  4. Melakukan pemangkasan dahan dan ranting pohon yang rapuh serta menguatkan tegakan/tiang agar tidak roboh tertiup angin kencang.
  5. Menggencarkan sosialisasi, edukasi, dan literasi secara lebih masif untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian Pemerintah Daerah, masyarakat serta pihak terkait dalam pencegahan/pengurangan risiko bencana hidrometeorologi (banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung dan gelombang tinggi).
  6. Lebih mengintensifkan koordinasi, sinergi, dan komunikasi antar pihak terkait untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana hidrometeorologi.
  7. Terus memonitor informasi perkembangan cuaca dan peringatan dini cuaca ekstrem dari BMKG, secara lebih rinci dan detail untuk tiap kecamatan di seluruh wilayah Indonesia, melalui Website BMKG https://www.bmkg.go.id.