Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Sungai di Surabaya Tercemar, Diduga Akibat Timbunan Limbah Rumah Tangga

Munculnya busa putih mengindikasikan sungai di Surabaya tercemar. Tepatnya, di Sungai Darmo Kali, Kelurahan Keputran, Kecamatan Tegalsari, Kota Surabaya. Hal itu didasarkan dari uji air oleh komunitas Trash Control Community bersama ECOTON.

Ziadatur Rizqiyyah, Founder TCC, mengatakan busa putih di Sungai Darmo Kali diduga karena timbunan limbah rumah tangga, seperti detergen dan sabun cuci. Limbah dari aktivitas harian masyarakat itu tidak dikelola dengan baik.

"Limbah pemakaian deterjen dan sabun cuci yang tidak dikelola sehingga busa terakumulasi di rumah pompa dan dibuang langsung ke Sungai Darmo Kali dan menyebabkan sungai berbuih," ujar mahasiswa Biologi ITS itu.

Temuan TCC bersama ECOTON di Sungai Darmo Kali pada Kamis (12/10/2023) menunjukkan pukul 10.00 WIB, busa putih belum terlihat banyak. Lalu, pukul 12.00 WIB, busa putih mulai bermunculan. Mereka melakukan uji kualitas air meliputi fosfat, DO, TDS, Ph, dan Suhu, saat ada maupun belum ada busa.

Berdasarkan rilis resmi ECOTON, hasil parameter uji fosfat pada kedua waktu tersebut masing -masing 2.2 ppm dan 2.8 ppm. Hasil parameter uji dissolved oxygen (DO) adalah 2.6 mg/l. Menurut ECOTON, angka itu melebihi baku mutu yang telah ditetapkan pada PP No. 22 Tahun 2021 untuk kegunaan air kelas 2.

[caption id="attachment_46301" align=aligncenter width=1152] Suasana Sungai Darmo Kali Surabaya yang tercemar bisa putih/Foto: Dok. ECOTON[/caption]

Alaika Rahmatullah, peneliti ECOTON, menjelaskan bahwa sebagian besar deterjen yang dijual di toko-toko dan digunakan oleh masyarakat mengandung sekitar 40% surfaktan. Senyawa itu termasuk non biodegradable atau tidak dapat terurai di alam dan menyebabkan adanya busa atau buih putih di perairan.

"Limbah deterjen dari beberapa sumber yaitu pemukiman atau perekonomian mengalir ke rumah pompa, sehingga ketika rumah pompa beroperasi akan menimbulkan adanya buih putih atau busa yang melimpah” jelas Alaika.

Saat melakukan uji air, tim TCC dan ECOTON bertemu dengan para pemancing yang biasanya mendapatkan ikan sapu-sapu, mujair, dan lele. Dikhawatirkan, polutan-polutan dari limbah rumah tangga masuk ke ikan dan ada potensi dampak buruk ke kesehatan apabila dikonsumsi.

Ziadatur menyampaikan, ikan menjadi salah satu biota air yang dapat digunakan sebagai bioindikator tingkat pencemaran air Sungai. Seperti ikan sapu-sapu dan lele yang mampu hidup di perairan kotor dan berlumpur (tercemar) atau mentolerir kondisi air tercemar.

Adanya sungai berbusa putih di beberapa lokasi di Surabaya perlu ditangani secara serius. Hal itu ditegaskan oleh Dr. Daru Setyorini, Direktur Eksekutif ECOTON.

[caption id="attachment_46300" align=aligncenter width=1152] Tumpukan busa putih di Sungai Darmo Kali Surabaya/Foto: Dok. ECOTON[/caption]

"Saluran limbah sebelum intake rumah pompa dapat dimanfaatkan untuk mengolah limbah cair menggunakan teknologi biofilter tanaman air penyerap limbah. Dengan dilengkapi aerator untuk meningkatkan kadar oksigen dalam air agar bakteri pengurai limbah organic dapat bekerja dengan optimal," jelas Daru.

Menurut Dr. Daru Setyorini, dalam kasus fenomena sungai berbusa ini, pemerintah perlu melakukan penelusuran sumber penghasil limbah deterjen untuk memastikan asal muasalnya. Apakah dari limbah rumah tangga atau industri.

"Menguji kadar deterjen MBAS, fosfat, klorin dalam air sungai dan sedimen dasar sungai di semua inlet rumah pompa banjir di wilayah Kota Surabaya, serta melakukan analisis yang sama untuk air buangan selama rumah pompa dioperasikan," terang Dr. Daru Setyorini.

Dr. Daru Setyorini mengatakan, pemerintah juga perlu memulihkan pencemaran limbah deterjen dan memelihara kualitas air buangan rumah pompa. Hal itu agar selalu memenuhi baku mutu limbah rumah tangga berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 72 Tahun 2013.

Teknisnya, lanjut Dr. Daru Setyorini, pemerintah bisa melakukannya dengan cara mengeruk sedimen dasar perairan di sekitar inlet rumah pompa. Kemudian, mengolah sedimen dengan cara yang aman untuk menghilangkan kadar limbah deterjen yang terakumulasi dalam sedimen.

"Membangun instalasi pengolahan air limbah rumah tangga di semua rumah pompa untuk mengolah limbah cair sebelum dipompa ke perairan penerima dengan activated sludge dan aerator yang memadai," tandas Dr. Daru Setyorini.