Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Buku Rekam Jejak Mikroplastik: Potret Si Limbah Cilik Mekitik yang Mematikan

Kubah Migunani

ECOTON mengadakan launching buku “Rekam Jejak Mikroplastik” dan modul "Zero-Waste School" di Kota Surabaya. Kegiatan itu dilakukan sebagai upaya mengampanyekan urgensi polusi mikroplastik di sungai, Minggu (24/09/2023).

Hadir sebagai narasumber, Rafika Apriliyanti, penulis buku Rekam Jejak Mikroplastik. Kegiatan itu diramaikan oleh berbagai perwakilan organisasi lingkungan dan anak muda. Peserta juga berkesempatan uji mikroplastik pada air dan udara di Kota Surabaya secara gratis.

"Buku ini berisi kumpulan penelitian mikroplastik oleh ECOTON dari tahun 2019-2023 disajikan dalam bentuk data grafik penelitian, foto-foto menarik serta penjelasan secara teori yang diambil dari jurnal dan buku ilmiah," ujar Rafika, perempuan asal Lumajang itu.

Rafika menjelaskan, buku Rekam Jejak Mikroplastik berisi definisi, sumber, sifat racun, dan dampak berbahaya dari limbah mikroplastik. Serta, metode pengambilan sampel mikroplastik, hingga solusi untuk terhindar dari racun mikroplastik.

"Buku ini diciptakan untuk mengedukasi masyarakat bahwa mikroplastik itu cilik mekitik, kecil kecil mematikan yang menjadi transporter senyawa toxic sehingga dapat mengganggu kesehatan manusia," jelas Rafika.

Menurut Rafika, kegemaran masyarakat Indonesia menggunakan produk sachet menjadi salah satu sumber pencemaran mikroplastik. Padahal, masyarakat bisa membawa wadah sendiri dari rumah saat membeli barang.

"Sachet memang murah, namun sebenarnya konsumen juga membeli plastik. Padahal jika kita membeli menggunakan wadah yang dibawa dari rumah dengan sistem refill, akan jauh lebih murah dan menyehatkan." ucap Rafika.

Buku kedua yang diperkenalkan merupakan modul Zero-Waste School karya Firly Mas'ulatul Jannah. Buku itu berisi kiat-kita mewujudkan Sekolah Bebas Sachet dan edukasi kepada kader lingkungan sekolah.

Firly menyampaikan, Zero Waste Style harus di boomingkan kepada anak-anak muda generasi milenial. Hal itu sebagai upaya pelestarian sungai dari ancaman polusi plastik.

"Saya mengajak anak-anak untuk peka terhadap lingkungan terutama sampah yang disekitar lingkungannya karena anak menjadi agen perubahan terhadap perilaku terhadap orang tuanya sehingga gaya hidup zero waste akan menjadi kebiasaan dalam keseharian," terang Firly.

Firly juga berupaya mendorong pemerintah untuk menekan produksi plastik secara global. Sebab, plastik diproduksi dengan minyak bumi dan ditambahkan 10.000 lebih bakan kimia.

"Selain itu buku ini mengajak pangan di kantin sekolah bebas 5P [Pewarna, Pengenyal, Pemanis, Pengawet, dan Penyedap]" tandas perempuan asal Nganjuk itu.

Kopi Jimat

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan *