Tanggal 16 September diperingati sebagai Hari Ozon Sedunia. Pada tahun 2023, peringatan itu menjadi pengingat bahwa hari ini bumi semakin panas karena kondisi ozon yang tak lagi ideal. Oleh karena itu, siswa SD di Gresik stop mikroplastik.
Menurut data para ilmuwan memprediksi suhu di Bumi kemungkinan akan menembus ambang batas 1,5 derajat Celcius untuk pertama kalinya dalam sejarah karena emisi dari aktivitas manusia. Hal ini mendorong sekolah-sekolah berbasis lingkungan atau adiwiyata semangat memperingati Hari Ozon Sedunia 16 September 2023.
Tiga sekolah di Gresik melakukan aksi positif serentak bersama siswa untuk menjaga bumi agar tetap teduh. Sekolah tersebut yaitu SDIT Yaa Bunayya Lebani Waras, SD Muhammadiyah 1 Wringinanom, dan SDIT Al Huda Bawean.
Seperti siswa-siswi SDIT Yaa Bunayaa, yang tergabung dalam Siswa Peduli Lingkungan (SPELL) melakukan seruan aksi penolakan terhadap kemasan plastik sekali pakai seperti sachet yang bisa memicu polusi mikroplastik. Hal itu dibenarkan oleh Abi, Ketua SPELL.
"Saya membuat seruan poster agar teman-teman memahami sampah plastik itu berbahaya di lingkungan sekolah dan bisa menjadi mikroplastik serta jangan membakar plastik karena bisa bumi panas," ujar Abi.
Eka Maya Santy, guru pembina SPELL, mengatakan bahwa penting mengajak siswa-siswi peduli lingkungan di Hari Ozon Sedunia 16 September 2023. Salah satunya, siswa bisa menyadari bahaya plastik sekali pakai.
"Aktivitas seperti ini penting ya supaya anak-anak disekolah tahu bahayanya memakai plastik yang sekali pakai. Dan terpenting pesan baik ini bisa di omongkan atau ditularkan ke orang tua mereka" ucap Eka.
Koordinator Zero Waste School ECOTON, Sofi Azilan Aini, menyampaikan siswa harus diberikan kesempatan untuk berkontribusi pada bumi. Sebab, siswa-siswi adalah generasi penerus bangsa.
"Melibatkan siswa dalam perlindungan lingkungan itu harus! Karena mereka nanti yang menjadi penerus nasib bumi kita nanti, jadi harus dimulai dari sekarang", terang Sofi.
Pada moment yang sama, SDIT Al Huda Bawean memanen 30 liter Eco Enzym bersama siswa untuk selanjutnya digunakan menjadi cairan yang berguna. Sedangkan, SD Muhammdiyah 1 Wringinanom mengolah sampah organik sebanyak 10 kg menjadi Eco Enzym supaya mendapat manfaat.
Ketika sampah organik tidak terkelolah dengan baik, bisa menimbulkan bau busuk dan pelepasan gas metana (CH4) ke atmosfer. Gas CH4 pada lapisan stratosfer berperan sebagai gas rumah kaca (GRK) dan berefek pada munculnya pemanasan global.