4.100 Besek dari Trenggalek Didistribusikan ke Surabaya untuk Idul Adha Bebas Plastik
Kabar Trenggalek - Komunitas Abiyakta Acitya Bhumi atau yang akrab dikenal dengan Akta Bumi kembali menyelenggerakan program Besek untuk Kurban (BEKURBAN) 2022 di dua kota besar di Jawa Timur, Selasa (12/07/2022).Akta Bumi membeli besek dari para petani besek di Desa Tegaren, Kecamatan Tugu, Kabupaten Trenggalek, dan telah mendistribusikannya ke masjid-masjid sasaran program pada Jumat (08/07/2022).Sebagai bagian dari kampanye Idul Adha bebas plastik, BEKURBAN 2022 mengusung slogan #SmallActionMatters. Slogan tersebut bermaksud menumbuhkan kesadaran bagi masyarakat bahwa pencegahan dan pembenahan masalah-masalah sosial berasal dari diri sendiri dengan hal-hal kecil yang dapat serta mudah kita upayakan.Habib Rosyidi, ketua program BEKURBAN 2022, menjelaskan bahwa program BEKURBAN tidak hanya berfokus pada pengurangan penggunaan sampah plastik di lingkungan padat penduduk.[caption id="attachment_16636" align=aligncenter width=1280] Tumpukan sampah yang dibakar/Foto: Dokumen Akta Bumi[/caption]Tetapi, progam itu juga untuk menggalakkan kesadaran masyarakat tentang dampak plastik bagi Kesehatan dan turut serta mendukung pemerintah dalam mengurangi kesenjangan rasio gini antara desa dan kota.Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, program BEKURBAN 2022 dilangsungkan dengan dua mekanisme program, yaitu mekanisme hibah besek melalui sistem donasi dan sistem pembelian besek melalui sistem pemesanan. Sistem donasi dan pemesanan dilakukan satu pintu lewat situs web BMT Muda.“Besek didistribusikan ke lima titik di Surabaya dan Sidoarjo. Kami mendonasikan 1.560 pasang besek di Putat Jaya dan mendapatkan pesanan pembelian dari Fuel Pertamina Surabaya Group sebanyak 1.245 pasang besek, Kayoon Haritage 245 pasang besek, Masjid di kawasan Ampel 740 pasang besek, dan 100 pasang besek dari masjid di Medaeng Sidoarjo,” tutur Habib, saat meninjau pembagian daging kurban pada Minggu (10/07/2022).[caption id="attachment_16633" align=aligncenter width=1280] Persiapan mengangkut besek ke Surabaya/Foto: Dokumen Akta Bumi[/caption]Tahun 2022 ini, Akta Bumi bekerja sama dengan banyak komunitas, seperti organisasi lingkungan CarbonEthic, pusat kajian studi urban Centrius Surabaya, lembaga keuangan Baitul Maal Wat Tamwil Mandiri Ukhuwah Persada (BMT Muda), Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional UPN “Veteran” Jawa Timur, Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Airlangga, Badan Eksekutif Mahasiswa FISIP UNAIR, Pemerintah Desa Tegaren, dan Paguyuban Warga Putat Jaya untuk menyukseskan kegiatan ini. Kerja sama dilakukan dari tahap persiapan hingga distribusi besek.Ketua Paguyuban Warga Putat Jaya, Selamet, memberi dukungan terhadap kegiatan ini. Ia melihat program ini sebagai usaha untuk tidak menambah pencemaran lingkungan di kawasan Putat Jaya yang padat penduduk.“Kami sudah tiga tahun istikamah mengganti plastik dengan besek untuk wadah daging kurban. Tahun ini kami memasuki tahun kedua bekerja sama dengan Akta Bumi. Pada tahun 2021, teman-teman Akta Bumi menyumbangkan besek-beseknya ke daerah Putat Jaya, sebagai daerah eks-lokalisasi Dolly. Tahun ini kerjasama tersebut berlanjut. Kami berharap semoga program ini dapat berjalan berkelanjutan, meluas dan mendapat dukungan dari pemerintah kota dan DPRD Kota Surabaya,” kata Selamet.[caption id="attachment_16631" align=aligncenter width=1200] Daging kurban yang ditaruh di besek/Foto: Dokumen Akta Bumi[/caption]Tak hanya pihak sasaran program, Pemerintah dan masyarakat Desa Tegaren pun bersemangat dengan pelaksanaan program BEKURBAN. Terhitung sejumlah 4.100 pasang besek dihasilkan oleh kurang lebih 20 pengrajin besek dari Tegaren untuk menyukseskan acara ini.Penyediaan besek dan pembagian keuntungan diorganisasi secara kolektif dan dikelola oleh Badan Usaha Ekonomi Desa (BUMDES) Tegaren. BUMDES Tegaren juga mulai melibatkan warga Desa Winong untuk membantu proses mobilisasi besek ke Surabaya.Ketua BUMDES Tegaren, Ismatoro, menyatakan bahwa program BEKURBAN mendapat sambutan hangat dari masyarakat Tegaren. Ia menyebut para petani besek sangat terbantu untuk memasarkan besek setelah sempat terhambat karena pandemi Covid-19. Program ini juga membawa keuntungan maksimal untuk petani besek karena harga besek tidak dipotong oleh pengepul.[caption id="attachment_16632" align=aligncenter width=1280] Proses setelah menyembelih hewan kurban/Foto: Dokumen Akta Bumi[/caption]Sukarti pun menuturkan hal yang sama. Sebagai petani besek, ia merasakan bahwa seruan pemerintah untuk mengadakan Iduladha tanpa plastik adalah berkah tersendiri. Besek yang dipilih sebagai pengganti plastik menaikkan permintaan yang berdampak pada naiknya produksi besek di Tegaren.Meski petani besek menghadapi tantangan cuaca wilayah desa pegunungan yang cenderung lembab dengan sinar matahari yang kerap disela hujan, mereka tetap mengusahakan agar produksi besek tetap berjalan guna menopang kebutuhan ekonomi rumah tangga, terutama para perempuan. Ismantoro dan Sukarti mengutarakan harapan agar program besek pengganti plastik dapat berlanjut untuk menjaga lingkungan dan membantu petani besek.Seperti diketahui, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah menerbitkan Surat Edaran Nomor: SE.4/MENLHK/PSLB3/PLB.2/6/2022 yang berisi himbauan agar Iduladha dilaksanakan tanpa sampah plastik.Panitia kurban diminta untuk menyediakan wadah alternatif guna ulang untuk menghindari kantong plastik sekali pakai dan masyarakat diajak untuk membawa wadah guna ulang sendiri saat pembagian daging kurban. Himbauan ini disambut dengan baik oleh lembaga pemerintah, lembaga nonpemerintah, dan masyarakat. Catatan Redaksi:*Liputan ini merupakan karya Wulan Anggit dan Ayu Rikza, mahasiswa UPN Veteran Jawa Timur.
Kabar Trenggalek Hadir di WhatsApp Channel Follow