KBRT – Siswa SMA Negeri 1 Kampak, Kabupaten Trenggalek, demonstrasi di depan sekolah, Selasa (26/08/2025). Mereka menuntut transparansi dana komite sekolah yang dikumpulkan dari orang tua siswa.
Aksi berlangsung sejak pukul 07.30 WIB hingga 10.00 WIB. Demonstrasi berjalan alot lantaran kepala sekolah bersama bendahara baru menemui siswa sekitar pukul 08.50 WIB, setelah orasi berulang dilakukan oleh peserta aksi.
“Demo ini kami lakukan karena tidak adanya transparansi dari dana komite sekolah,” ujar Lusiana Putri, siswi kelas 12 SMAN 1 Kampak sekaligus koordinator aksi.
Lusi menjelaskan, para siswa telah meminta data pembayaran dana komite kepada bendahara. Namun, permintaan itu ditolak dengan alasan khawatir bocor ke Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
Ia juga menyinggung soal penggunaan dana komite yang tidak jelas. Menurutnya, kegiatan siswa seperti lomba tidak pernah mendapat dukungan dari dana tersebut.
“Anehnya setiap ada siswa siswi yang ikut kegiatan tidak ada dukungan dari dana komite. Jadi para siswa yang ikut pasti pakai uang sendiri seperti untuk konsumsi, transportasi,” katanya.
Hal senada diungkapkan Suci Nurma, siswi kelas 12. Ia menegaskan bahwa tujuan utama aksi adalah menuntut transparansi dana komite.
“Poin utamanya teman-teman hanya menuntut transparansi dana komite saja, tapi karena teman-teman sudah kepalang emosi menjadi merembet kemana-mana,” kata Suci.
Sepanjang demonstrasi, siswa juga menyinggung persoalan pemotongan dana Program Indonesia Pintar (PIP) oleh pihak sekolah.
Menurut Lusi, selain komite, sekolah juga menarik berbagai iuran seperti SPP bulanan, amal jariah, tabungan akhirat (tabarot), dan infak Jumat. Namun, transparansi penggunaan dana dianggap masih kabur.
“Disini banyak infaq-infaq, sedangkan Tabarot itu sumbangan untuk membangun musholla tapi juga tidak jelas uangnya kemana,” jelas Lusi.
Ia menambahkan, dana PIP yang diterima siswa juga dipotong untuk membayar SPP maupun amal jariah.
“Bahkan teman satu kelas saya, itu seharusnya dapat Rp 1,8 juta, tapi dipotong untuk membayar SPP satu tahun, dan amal jariyah sampai dapatnya cuma Rp 200.000,” terang Lusi.
Kepala SMAN 1 Kampak, Bahtiar Kholili, membantah adanya pemotongan paksa dana PIP. Ia menegaskan bahwa pihak sekolah hanya menghimbau siswa untuk memberikan sumbangan secara sukarela.
“Saya juga tidak melakukan itu, jadi anak-anak diminta untuk hadir di ruangan komite dan kami himbau memberikan sumbangan beragam sesuai kemauan siswa,” ungkap Bahtiar.
Terkait dana komite, Bahtiar menjelaskan bahwa iuran tersebut bersifat sukarela dan telah ada sejak 2022. Dana dikelola komite sekolah, bukan perorangan, dengan total Rp 172 juta per Juli 2025.
“Akumulasi dana per Juli 2025, total ada Rp 172 juta. Tidak termasuk bangunan-bangunan yang sudah jadi,” kata Bahtiar.
Ia menyebut dana komite dibagi menjadi dua kategori, yakni untuk peningkatan mutu pendidikan dan untuk amal jariah. Dana amal jariah yang terkumpul sekitar Rp 61 juta digunakan untuk pembangunan fisik, termasuk musholla.
Kabar Trenggalek - Peristiwa
Editor:Lek Zuhri