KBRT - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Trenggalek kembali mendapat sorotan publik. Kali ini, sejumlah wali murid SDN Senden, Kecamatan Kampak, mengeluhkan menu kering yang dinilai tidak sebanding dengan nilai anggaran yang ditetapkan pemerintah pusat.
Seorang wali murid yang enggan disebutkan namanya menyebutkan, harga menu kering kategori “besar” seharusnya senilai Rp10.000 per porsi, namun perhitungan mereka menunjukkan nilai menu hanya sekitar Rp7.000. Sedangkan untuk porsi kecil yang mestinya Rp8.000, nilainya hanya berkisar Rp5.500.
“Kalau dihitung, gak sampai sepuluh ribu. Telur satu biji dua ribu, susu kotak dua ribu lima ratus, kelengkeng cuma seribu, dan satu sachet Energen seribu lima ratus. Totalnya cuma tujuh ribu rupiah,” ujarnya.
Berdasarkan keterangan wali murid, menu kering yang diterima pada Jumat (10/10/2025) terdiri dari satu butir telur rebus, susu kotak, lima butir kelengkeng, dan satu sachet Energen untuk porsi besar. Sedangkan pada porsi kecil, Energen tidak disertakan.
Perbedaan harga yang cukup signifikan ini membuat orang tua murid mempertanyakan kejelasan penggunaan anggaran. Mereka menilai penyedia seharusnya menyajikan menu sesuai standar Badan Gizi Nasional, yaitu Rp10.000 untuk porsi besar dan Rp8.000 untuk porsi kecil.
“Kalau harga satu porsi sudah ditentukan, mestinya menu juga sepadan. Jangan malah di bawah standar,” tambah wali murid tersebut.
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Satgas MBG Trenggalek, Saeroni, menjelaskan bahwa dana Rp15.000 per anak dari pemerintah pusat tidak sepenuhnya untuk bahan makanan, melainkan juga mencakup biaya operasional.
“Dana itu ada perinciannya. Sekitar tiga ribu rupiah untuk sewa tempat, dua ribu untuk operasional, dan sepuluh ribu untuk bahan makanan,” ujar Saeroni.
Ia menambahkan, biaya operasional mencakup tenaga masak, relawan, dan kebutuhan pendukung lainnya. Dalam pelaksanaannya, Satgas MBG juga melibatkan ahli gizi untuk memastikan setiap menu memenuhi standar nutrisi yang ditetapkan.
Meski demikian, para wali murid berharap pengawasan terhadap pelaksanaan program MBG di sekolah diperketat agar kualitas dan kuantitas menu sepadan dengan dana yang digunakan.
“Kami harap masyarakat juga ikut mengawasi pelaksanaan MBG di lapangan. Kalau ada temuan atau penyimpangan, segera laporkan,” kata dia.
Kabar Trenggalek - Peristiwa
Editor:Zamz