Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Sekolah Tatap Muka Trenggalek Dimulai, Vaksinasi Covid-19 Perlu Digencarkan

Kabar Trenggalek - Sekolah tatap muka Trenggalek sudah dimulai sejak tanggal 20 September 2021. Mulai dari SD, SMP, dan SMA, melaksanakan kegiatan sekolah dengan menerapkan protokol kesehatan (Prokes) Covid-19.

Selain Prokes Covid-19, vaksinasi untuk siswa di Trenggalek juga perlu digencarkan lagi supaya tidak ada klaster baru penyebaran Covid-19, Jumat (8/10/2021).

Kepala Dinas Pendidikan dan Olah Raga (Disdikpora) Kabupaten Trenggalek, Totok Rudijanto, memaparkan data capaian vaksin untuk pelajar di Trenggalek. Totok menyampaikan data Rekapitulasi Peserta Didik Jenjang SMP yang sudah divaksin, update tanggal 2 s.d 7 Oktober 2021.

Baca juga: Hari Pertama Sekolah Tatap Muka, Siswa Trenggalek Sambut dengan Semangat

Berdasarkan data tersebut, dari 22.725 siswa di 80 SMP di Trenggalek, ada 18.015 siswa yang sudah vaksin dosis 1, atau sekitar 79%. Sedangkan untuk vaksin dosis 2, ada 2.736 siswa, atau sekitar 12%.

Selain siswa, ada Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) SMP yang sudah divaksin. Dari jumlah keseluruhan 2.224 PTK SMP, ada 2039 PTK yang sudah vaksin atau sekitar 92%. Sedangkan 185 PTK SMP lainnya, atau sekitar 8%, belum divaksin.

yA6veWO1-Iu143xcs-Data-capaian-vaksinasi-Covid-19-untuk-pelajar-SMP-di-Trenggalek.jpg
Data capaian vaksinasi Covid-19 untuk pelajar SMP di Trenggalek/Foto: Tangkapan Layar

Data itu juga menyebutkan, PTK SMP yang belum divaksin disebabkan memiliki penyakit (komorbid) atau sedang terpapar Covid-19. Totok mengatakan, vaksinasi Covid-19 untuk siswa di Trenggalek ke depannya bergantung pada kesediaan vaksin.

“Sekolah tatap muka sudah mulai, untuk vaksin kami minta ada tindak lanjut untuk siswa. Tergantung ketersediaan vaksin,” ujar Totok.

Baca juga: Hari Pertama Sekolah Tatap Muka di Trenggalek, Siswa SMP Perlu Penyesuaian Kebiasaan

Belajar dari kasus Covid-19 di negara lain, vaksinasi untuk siswa yang sudah memasuki sekolah tatap muka ini menjadi sangat penting.

Hal ini disampaikan oleh Tim Kawal COVID-19. Melalui artikel berjudul “Pentingnya Vaksinasi untuk Sekolah Tatap Muka”, Kawal COVID-19 menyampaikan pentingnya belajar kasus Covid-19 dari Malaysia dan Amerika Serikat.

“Di Malaysia, angka kasus COVID anak tahun 2021 (tahun berjalan) melonjak 25x lipat dari tahun 2020, dari 12.000 ke 310.000. Per tanggal 2 September 2021, ada 41 kematian COVID anak sementara tahun lalu hanya 6 kasus kematian COVID anak,” tulis Kawal COVID-19.

Selain itu, gejala klinis yang tidak biasa juga dialami oleh anak-anak. Pada tanggal 8 September 2021, seorang dokter di Penang menyatakan dalam seminggu ada dua anak yang lumpuh setelah terinfeksi COVID-19.

“Salah satunya, seorang anak usia 4 tahun mengalami kejang-kejang seminggu setelah sembuh dari COVID-19. Tiga hari kemudian, orang tuanya melaporkan bahwa anaknya tidak bisa berjalan. Kedua anak itu sehat dan tidak mempunyai komorbid sebelum terjangkit COVID-19,” jelas Kawal COVID-19.

Baca juga: Sekolah Tatap Muka Trenggalek, Wali Kelas Bimbing Siswa SD Menerapkan Prokes Covid-19

Kawal COVID-19 juga menegaskan, walaupun kasus kematian Covid-19 pada anak rendah, persentase kematian Covid-19 pada anak Indonesia 20 kali lebih tinggi daripadan dengan persentase kematian Covid-19 anak di Malaysia.

6WUUl9Em-tLBAAVto-Data-kematian-Covid-19-anak-di-berbagai-negara-1.png
Data Covid Anak di Berbagai Negara

 

 Selain Malaysia, ada kasus Covid-19 di San Fransisco, California, Negara Bagian Amerika Serikat. Data per 10 September 2021, sekolah di San Fransisco sudah buka selama tiga minggu dan tidak ada klaster penularan COVID di sekolah. “Alasannya? 90% pelajar berusia 12+ tahun sudah divaksinasi.

NPR melaporkan, kasus COVID anak dan remaja di San Francisco tetap di bawah 20% dari kasus harian. Dan sebagian besar bukan tertular di sekolah, sementara di Amerika Serikat kasus anak melebihi 20% dari total kasus harian,” terang Kawal COVID-19.

Baca juga: Universitas Negeri Malang akan Buka Kampus di Trenggalek

Biro Kesehatan San Fransisco menegaskan, vaksin adalah salah satu cara terbaik untuk melindungi anak-anak. Terlebih, sebagian besar kasus Covid-19 anak berasal dari orang dewasa yang belum divaksinasi dan menularkannya ke anak-anak yang belum divaksinasi.

Oleh karena itu, Kawal COVID-19 memandang vaksinasi sebelum sekolah mulai dibuka sangatlah penting. Orang tua harus menanyakan apakah pihak sekolah, guru, staf dan para satuan pendukung sudah divaksinasi lengkap atau belum.

Begitu juga para siswa SMP-SMA yang sudah bisa menerima vaksin Covid-19, sebaiknya divaksinasi terlebih dahulu sebelum kembali tatap muka.

“Dan tentunya, perhatikan apakah sekolah sudah siap menegakkan protokol yang ketat di sekolah. Karena hanya perlu satu orang abai untuk memulai klaster penularan di sekolah,” tegas Kawal COVID-19.