KABARTRENGGALEK.com - Badan Intelejen Indonesia Bakal gelontorkam 2.000 vaksin untuk santri Trenggalek. Rincian mengenai dosis vaksin tersebut 1.444 dosis vaksin di berikan terhadap MTsN Trenggalek dan 600 vaksi lainnya akan disalurkan terhadap santri Qomarul Hidaya Tugu Trenggalek, selasa (03/08).
Warga yang disasar dalam vaksinasi masal ini merupakan warga usia 12 hingga 19 tahun. Ini ditujukan ketika ada kebijakan sekolah tatap muka para anak ini lebih aman dari penyebaran Covid-19 karena sudah divaksin.
Dalam kegiatan Vaksinasi itu, Kepala Badan Intelijen Negara Daerah Jawa Timur (Kabinda Jatim), Marsma TNI Rudy Iskandar, didampingi oleh Jajaran Forkopimda Trenggalek.
"Pada pagi ini kita melaksanakan vaksinasi untuk usia 12 hingga 19 tahun yang dilaksanakan di dua tempat, MTsN Trenggalek dan Ponpes Qommarul Hidayah Tugu" ungkap Rudy.
"Total di MTsN sebanyak 1.444 dosis, sedangkan untuk Ponpes Qommarul Hidayah sebanyak 600 dosis. Jadi sasaran kita sementara ini madrasah dan pondok pesantren. Karena kedepan kalau sudah waktunya ada kebijakan untuk melaksanakan sekolah offline, mereka sudah tervaksin." ujar Rudy.
Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin menyambut baik upaya yang dilakukan BIN untuk mendorong terwujudnya Herd Community di Trenggalek.
[next]
"Saya sangat berterima kasih, dalam hal ini Bapak Kabinda beserta jajaran dan BIN pusat yang all out. Tidak hanya jumlah vaksinasi yang dikirim, tapi kemudian sasaran kita ingin sesegera mungkin para pelajar tervaksinasi," ungkap Arifin saat mendampingi Kabinda Jatim meninjau pelaksanaan vaksinasi di MTsN Trenggalek.
"Bila memasuki PPKM level 3, 2 dan bahkan level 1 atau sudah dimungkinkan pembelajaran tatap muka, maka semua tenaga pengajar dan siswa ini sudah siap," imbuh pria yang akrab disapa Gus Ipin itu.
Gus Ipin berharap, vaksin yang didapatkan dari BIN ini bisa membahagiakan bagi warga Trenggalek. Meskipun secara masal, namun jalannya vaksinasi di MTsN Trenggalek ini menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Vaksinasi dilaksanakan di gedung pertemuan sekolah, sedangkan siswa yang akan divaksin dipanggil 25 siswa per-gelombang. Sisanya menunggu di ruang kelas menanti giliran dipanggil. Infrastruktur yang ada, cukup memadai dan mendukung pelaksanaan vaksinasi secara protokol kesehatan.
Selain itu vaksinasi masal ini juga didukung dengan upaya testing dan tracing. Sehingga bila ada siswa yang terpapar dapat segera diketahui. Bahkan BIN juga menyiapkan mobil laboratorium dalam kegiatan ini. Sehingga tes lanjutan bisa segera dilakukan bila ada siswa yang positif dengan swab antigen.