Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Rocky Gerung Kritik Rencana Carbon Trading Pemerintah Kabupaten Trenggalek

Rocky Gerung kritik rencana carbon trading Pemerintah Kabupaten Trenggalek. Menurut Rocky Gerung, rencana kebijakan tentang carbon trading belum didasarkan kepada kepentingan rakyat Trenggalek, melainkan kepentingan negara-negara Eropa.

Kritik itu disampaikan Rocky Gerung dalam diskusi ‘Manunggaling Kawula Akal Sehat’ dalam rangka ulang tahun Kabar Trenggalek yang ke 3, Senin (15/07/2024).

Kepentingan negara-negara Eropa yang dimaksud Rocky Gerung mengacu pada kondisi Eropa yang sudah kehilangan paru-parunya karena banyak melakukan penambangan emas serta penebangan pohon.

Saat ini, negara di Eropa yang pemilunya banyak dimenangkan oleh partai kiri, membuat protokol supaya negara berkembang seperti Indonesia tidak menebang pohon.

“Percakapan tentang lingkungan hari ini berkaitan dengan perubahan politik di Eropa. Protokol pertama, Indonesia harus menurunkan suhu bumi [net zero carbon] ini sampai 2060. Dan itu yang ditukar tambahkan dengan karbon. Tetapi kadang kala itu pemerasan neo-kolonial. Supaya terlihat kalau Indonesia itu tidak merusak lingkungan, maka pemerintah oke tukar tambah karbon,” ujar Rocky Gerung.

“Tapi pemerintah didikte oleh mereka yang menginginkan udara bersih, bukan didikte oleh kepentingan rakyat Trenggalek. Kalau kepentingan rakyat Trenggalek, mestinya oke kita carbon trading, tetapi kita minta 30 kali lipat. Eropa mesti bayar 30 kali lipat, bukan sekedar 1-3 triliun habis dimakan oleh oligarki juga itu,” tambahnya.

Kebijakan carbon trading oleh Pemerintah Kabupaten Trenggalek kini masuk ke Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Trenggalek 2025-2045. Dalam rencana itu net zero carbon menjadi isu unggulan dan strategis.

Sebab, pemerintah yakin Trenggalek punya potensi jumlah karbon yang banyak, sehingga akan meningkatkan pendapatan daerah. Rocky Gerung menjelaskan, konteks perubahan politik di Eropa dilandasi oleh kesadaran kelompok kapitalis atas dampak kerusakan alam akibat eksploitasi besar-besaran.

Rocky Gerung menyebutkan, Klaus Schwab, pendiri Forum Ekonomi Dunia, menyadari akan perusakan akibat eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan. “Lima tahun terakhir, seorang super kapitalis Jerman, Klaus Schwab, akhirnya menyadari bahwa kalau terus-menerus akumulasi [kekayaan] menjadi prinsip dunia ini, maka yang rusak bukan sekedar kesosialan manusia, bukan sekedar solidaritas manusia, tapi juga merusak planet. Jadi pikirannya sampai di situ karena daya dukung planet terbatas,” ungkap Rocky Gerung.

Atas kesadaran tersebut, lalu muncul teori ‘degrowth’. Teori ini berpendapat bahwa fokus kesatuan kapitalisme modern pada pertumbuhan menyebabkan kerusakan ekologi yang meluas dan tidak diperlukan untuk peningkatan lebih lanjut dari standar hidup manusia.

Rocky Gerung mengatakan, kondisi saat ini menjadi kesempatan masyarakat Trenggalek untuk menegaskan lingkungan di Indonesia harus didasarkan pada prinsip solidaritas manusia. Bukan eksploitasi untuk kepentingan perusahaan tambang emas di Australia.

“Padahal di Australia misalnya, berlaku prinsip kalau ada perusahaan tambang di Australia menggali tambang di situ dan tiba-tiba bertemu dengan artefak nenek moyang orang Aborigin, panci Aborigin misalnya, batu Aborigin, dia [perusahaan] mesti berhenti dan dia mesti pindah 5 kilometer. Di 5 kilometer dia temukan lagi tulang belulang Aborigin, dia mesti lari 5 kilometer lagi. Jadi bisa perushaan itu bangkrut karena regulasinya bener,” terang Rocky Gerung.

Pada intinya, Rocky Gerung menegaskan dalam menanggapi rencana carbon trading, ancaman tambang emas, maupun seluruh kebijakan ekonomi lainnya, masyarakat Trenggalek harus mempunyai kemampuan argumentasi yang kuat, kritis, dan analistis. Sehingga, seluruh kebijakan yang diajukan pemerintah bisa dipastikan untuk kepentingan rakyat, bukan pejabat negara, pengusaha, apalagi negara-negara Eropa.

“Kemampuan argumentasi kita itu yang memungkinkan kita duel dengan kekuasaan. Jadi poin-poin ini, yang mesti kita bahas sebetulnya. Supaya kita ingin semua argumen harus bisa diuji, itu intinya, supaya kita tidak produksi sentimen,” tandas Rocky Gerung.

Tonton Full Diskusi “Manunggaling Kawula Akal Sehat” di YouTube Kabar Trenggalek: