Rawan Kekurangan Air, Desa Tanggaran Trenggalek Dapatkan Program Sumur Bor Sedalam 130 Meter
Kabar Trenggalek - Desa Tanggaran, Kecamatan Pule, merupakan salah satu daerah yang rawan kekurangan air di Kabupaten Trenggalek. Dalam mengatasi persoalan itu, Desa Tanggaran mendapat program sumur bor, Jumat (07/10/2022).Sumur bor itu merupakan program TNI Manunggal Air, dari Panglima TNI. Sumur bor di Desa Tanggaran diresmikan oleh Kodim 0806 Trenggalek bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek.Komandan Kodim 0806 Trenggalek, Letkol Kav Peddy Adi Prasetyo, berharap program TNI Manunggal Air bisa memenuhi kebutuhan air bersih di daerah rawan air, Desa Tanggaran. Program ini bertepatan dengan HUT ke-77 TNI."Ini program Panglima TNI untuk membatu menghadirkan air untuk masyarakat di sini. Kedalaman 130 meter baru keluar air, semoga bermanfaat untuk masyarakat. Air akan disalurkan ke warga untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, pertanian maupun peternakan," ujar Peddy.Baca: Izin Eksploitasi Tambang Emas Ancam Sumber Air, PDAM Trenggalek: Kami Tidak DilibatkanSementara itu, Sekda Trenggalek, Edy Soepriyanto, menyambut baik upaya TNI menghadirkan sumber air bagi warganya. Apalagi Tanggaran sendiri menjadi salah satu daerah yang rawan kekeringan."Terimakasih atas sinergitas yang baik dari TNI dengan pemerintah Kabupaten Trenggalek dalam rangka memenuhi kebutuhan air bersih warga khususnya di desa Tanggaran, Kecamatan Pule Kabupaten Trenggalek," ucap Edy.Edy menyampaikan, sumur bor itu akan dikelola oleh kelompok masyarakat melalui PAMSIMAS, sedangkan Pemkab Trenggalek nanti memfasilitasi bagaimana tandon air itu terealisasi. Selain itu, pengaturan pendistribusian air kepada masyarakat yang membutuhkan juga diperhatikan.Camat Pule, Dwi Ratna Widyawati, mengungkapkan kondisi air dengan geografis yang berada di ketinggian, Tanggaran menjadi daerah rawan kekurangan air, terutama di musim kemarau. Dengan pembangunan sumur bor dari TNI, Dwi berharap program ini membawa keberkahan bagi masyarakatnya.Baca: Pertahankan Sumber Mata Air, Dinas PKPLH Trenggalek Tolak Tambang EmasSenada dengan Dwi, Kades Tanggaran, Jemio, membenarkan bahwa desanya merupakan daerah rawan kekeringan. Menurutnya, bila musim kemarau warga disekitar sumur bor tergantung distribusi air bersih dari BPBD.Jemio mengungkapkan, untuk memenuhi kebutuhan air warga sekitar mengambil air dari sumber air sejauh lebih dari 2 kilo meter di dalam hutan. Sedangkan di musim kemarau debit air menurun, tidak mencukupi kebutuhan masyarakat."Selaku wakil masyarakat, saya mengucapkan banyak-banyak terima kasih dan tentunya sumur bor ini nanti akan bisa bermanfaat karena airnya nanti bisa digunakan untuk kepentingan masyarakat sekitar," tandasnya.
Tinggalkan komentar
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan *