Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Puluhan Tahun Tambang Trenggalek Beroperasi Jalan Amburadul, Warga Prambon Tuntut Perbaikan

Aktivitas tambang galian c di Desa Prambon, Kecamatan Tugu, Kabupaten Trenggalek, membuat warga resah. Sebab, ada dampak jalan rusak dan debu yang mengakibatkan kecelakaan serta pencemaran lingkungan. Apalagi, tambang di Prambon sudah berjalan sejak puluhan tahun.

Oleh karena itu, sekitar 30 warga Desa Prambon tuntut perbaikan jalan akibat aktivitas puluhan tahun tambang Trenggalek beroperasi. Ada tiga pihak yang memiliki usaha tambang di Desa Prambon, atas nama Bambang Hermanto, Slamet Santoso, dan Kukuh. Tepatnya di Dusun Krajan, Klampok, dan Nglentreng.

Jalan rusak akibat tambang galian c di Desa Prambon/Foto: Dokumen warga Prambon

Warga melakukan audiensi bersama pihak tambang dan Pemerintah Desa (Pemdes) Prambon, di Balai Desa, pada Kamis (04/05/2023). Pukul 10.00 WIB, audiensi dimulai. Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Prambon, Ajinoto, mengungkapkan keresahan warga.

"Yang jelas, kami selaku warga masyarakat Desa Prambon ini merasa sangat-sangat dirugikan dengan adanya jalan-jalan yang rusak. Jalan itu dilalui oleh warga masyarakat Desa Prambon, bukan hanya penambang saja. Warga Prambon kurang enak, kurang nyaman untuk kegiatan sehari-hari, karena jalannya sudah sangat parah," ungkap Ajinoto saat audiensi.

Ajinoto menyampaikan, warga Desa Prambon tidak menuntut lebih, yang terpenting jalannya diperhatikan. Jadi setiap ada kerusakan harus segera diperbaiki. Terlebih, kerusakan jalan akibat tambang itu terjadi di sepanjang Desa Prambon, Banaran, hingga Nglongsor, sekitar 3 kilometer.

Ajinoto, Ketua BPD Prambon/Foto: Wahyu AO (Kabar Trenggalek)

"Karena kasihan anak-anak sekolah yang memakai sepeda motor, kemudian jalannya bolong-bolong, akhirnya banyak yang terjadi kecelakaan karena adanya jalan yang rusak parah itu," ujar Ajinoto.

Heri Dwikoranto, warga Dusun Tenggar, RT 01, RW 01, juga mengungkapkan keresahannya. Menurut Heri, sebelum tambang galian c masuk, kondisi jalan di Desa Prambon bagus. Tapi, setelah ada tambang, banyak jalan rusak yang tak kunjung diperbaiki.

"Kami warga itu hanya minta supaya jalan itu diperbaiki, dan layak untuk dilalui kendaraan bermotor. Kalau adanya tambang itu mensejahterakan rakyat, itu saya kok ragu ya. Kesejahteraan yang mana? Lebih banyak yang menderita atau yang sejahtera?" tegas Heri.

Heri juga meminta pihak tambang galian c untuk mematuhi aturan jumlah tonase material yang diangkut oleh truk-truk tambang. Jika aturan tonase tidak dipatuhi, jalan bakal cepat rusak. Pihak tambang juga akan kerepotan memperbaiki terus-menerus.

Heri Dwikoranto, warga Desa Prambon/Foto: Wahyu AO (Kabar Trenggalek)

"Nanti bapak-bapak [pihak tambang] lagi yang akan mengelola dan memperbaiki jalan lagi itu. Bagaimana baiknya, nanti perlu pembicaraan lebih mendalam. Kami tidak ingin mengurangi penghasilan pihak tambang. Tapi bagaimana jalan juga bisa awet. Jadi semua pihak, kami memikirkan," jelas Heri.

Kemudian, Sony Ari Dharmawan, warga RT 15 Desa Prambon, menuntut supaya pihak tambang galian c segera memperbaiki jalan yang rusak. Pihak tambang juga harus berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Trenggalek. Selain itu, Sony juga menyoroti konflik sosial antar masyarakat akibat tambang.

"Saya minta kepada pengusaha [tambang] jangan sampai ada yang mengadudomba antara kami sebagai masyarakat dengan teman-teman supir, yang menimbulkan gejolak yang kurang bagus," tegas Sony.

Sony menyampaikan hasil koordinasi dengan Bupati Trenggalek, jalan di Desa Prambon akan dibantu dalam proses perbaikannya. Akan tetapi, ada syarat berat maksimal material tambang yang diangkut truk.

Audiensi warga Desa Prambon dengan pemilik tambang galian c/Foto: Wahyu AO (Kabar Trenggalek)

"Truknya 4 ton, muatannya 4 ton. Kami juga sudah capek-capek mengingatkan. Monggo, kita harus mulai bisa hidup berdampingan dengan tambang, tapi bagaimana supaya tidak ada gejolak. Dan untuk perbaikan jalan, mohon segera direalisasikan," terang Sony.

"Intinya kami itu menyampaikan aspirasi, tapi jangan dianggap ketika menyampaikan aspirasi itu memprovokasi. Justru, kami itu perwakilan dari warga. Bukannya kami ingin menangnya sendiri, enggak. Kalau bahasanya temen-temen mau menutup tambang, itu nggak ada," tambah Sony.

Menanggapi tuntutan perbaikan jalan itu, salah satu pemilik tambang galian c, Slamet Siswanto, menyampaikan pihaknya tidak menutup mata bahwa warga Desa Prambon sering dirugikan dengan adanya penambang.

"Mari kita jalin komunikasi yang sama-sama jalan. Maunya warga gimana. Seandainya kami mampu mengatasi, kami laksanakan, agar bisa menjembatani kepentingan bersama," kata Slamet.

Dari kiri: Slamet Siswanto dan Bambang Hermanto, pemilik tambang galian c di Desa Prambon/Foto: Wahyu AO (Kabar Trenggalek)

Pihak pemilik tambang galian c lainnya, Bambang Hermanto, mengatakan pihaknya mengetahui bahwa warga Desa Prambon jenuh dengan adanya tambang. Sehingga, perlu adanya pengelolaan yang baik terkait armada (truk-truk) tambang.

"Jujur, saya sendiri tidak menghalangi rezeki orang lain. Volume lalu lintas untuk Desa Nglongsor ke Prambon itu sekarang bagaimana? Ini harus dibicarakan agar tidak menjadi resah pengguna jalan," kata Bambang.

Hasil dari audiensi warga Desa Prambon dan pihak pemikik tambang galian c, yaitu perbaikan jalan akan dimulai Senin, 8 Mei 2023. Proses awal akan dilakukan bertahap dengan target perbaikan jalan sepanjang 200 meter. Separuh jalan diperbaiki, dan separuhnya lagi untuk lalu lintas pengguna jalan.

Perbaikan jalan dimulai dari Dusun Krajan ke arah Dusun Tenggar, lalu ke utara. Jalan akan dicor beton bertulang dengan ketebalan 20 cm. Warga Desa Prambon akan terus mengawal perbaikan jalan serta berkoordinasi dengan pihak Dinas PUPR Trenggalek.