Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Login ke KBRTTulis Artikel

Produksi Buah Trenggalek 2025 Terjun Bebas, Iklim Ekstrem Jadi Biang Kerok

Produksi buah di Trenggalek 2025 diprediksi turun tajam akibat iklim ekstrem. Durian dan alpukat terancam gagal panen setelah lonjakan 2024.

  • 19 Sep 2025 18:00 WIB
  • Google News

    Poin Penting

    • Produksi buah Trenggalek 2025 terancam anjlok karena iklim ekstrem.
    • Tahun 2024 produksi durian naik jadi 88 ribu ton, alpukat 10 ribu ton.
    • Petani akui pohon kini sulit berbunga, panen tidak seperti tahun lalu.

    KBRT – Produksi buah-buahan di Kabupaten Trenggalek diprediksi anjlok pada tahun 2025. Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Trenggalek, Imam Nurhadi, menyebut penyebabnya adalah iklim ekstrem yang membuat musim kemarau tak berjalan normal.

    Menurut Imam, buah-buahan musiman seperti mangga hingga durian sulit berproduksi karena kemarau yang seharusnya memicu bunga justru diwarnai hujan.

    “Contoh gampangnya pohon mangga, banyak yang tidak berbunga dan malah tumbuh seminya. Padahal tahun 2024 panennya sampai dua kali lipat karena ada dua musim kemarau,” ujar Imam.

    Pada 2024, produksi buah Trenggalek melesat. Data portal Satu Data mencatat produksi durian naik dari 40.983 ton (2023) menjadi 88.176 ton dengan luasan kebun bertambah dari 5.977 hektare menjadi 8.708 hektare.

    Buah alpukat pun ikut melonjak dari 3.227 ton (2023) menjadi 10.809 ton (2024), meski lahan hanya bertambah dari 2.145 hektare menjadi 3.371 hektare.

    ADVERTISEMENT
    Migunani

    Namun, Imam memperkirakan hasil tersebut tak akan terulang pada 2025. “Produksi durian yang tahun lalu 88 ribu ton akan turun banyak,” katanya.

    Kondisi ini juga dirasakan petani alpukat di Desa Banaran, Kecamatan Tugu. Nur Hidayati (50), misalnya, menyebut pada 2024 pohonnya bisa berbuah dua kali setahun, tidak seperti biasanya.

    “Karena proses dari bunga sampai menjadi buah matang bisa 6 bulan, tahun kemarin pohon yang sudah habis dipanen malah langsung berbunga lagi. Beda dengan sekarang yang malah semi lagi pohonnya,” ujar Nur.

    Dari 80 pohon alpukat yang dimiliki, baru 30-an pohon yang sudah berbuah, namun hasil panen Nur pada satu musim mampu mencapai 6 kwintal.

    Kawan Pembaca, Terimakasih telah membaca berita kami. Dukung Kabar Trenggalek agar tetap independen.

    Kabar Trenggalek - Ekonomi

    Editor:Zamz

    ADVERTISEMENT
    SABGamehouse