Murkam, Praktisi Politik dan Ketua Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) PCNU Trenggalek/Foto: Kabar Trenggalek[/caption]Murkam mengatakan, manusia dikaruniai akal dan pikiran, niscaya akan memiliki persepsi yang berbeda-beda. Orang mempersepsikan orang lain merupakan hal yang wajar, entah itu persepsi yang benar atau yang salah. Asalkan tidak sampai menuduh."Semua orang berhak mempersepsikan orang, pendapat orang tak bisa disalahkan, selama belum menge-judge [menuduh]," ucapnya.Murkam menjelaskan, sejak sebelum memasuki Ramadhan, Ketua KPU Trenggalek secara terang-terangan mewacanakan penataan daerah pemilihan (dapil), meskipun belum didapati Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU).Selanjutnya, ada baliho yang berisi foto Kepala Daerah dengan ketua KPU Trenggalek. Tak sebatas itu, kata Murkam, Ketua KPU Trenggalek juga aktif bersosial media yang mengarah pada upaya pencitraan. Misalnya, berfoto dengan petani, dan sebagainya. Atau bahkan, ada kanal media sosial (medsos) Relawan Gembong.Menurut Murkam, manusia yang memiliki akal-pikiran akan mempertanyakan hal itu. Apakah ketua KPU Trenggalek akan mencalonkan diri dalam kontestasi legislatif atau Pemilihan Kepala Daerah (pilkada), atau masyarakat berpikiran tahapan pemilu sudah dimulai?"Diketahui kepala daerah juga menjabat sebagai salah satu ketua parpol. Selama ini, pasangan sebelahnya adalah Mas Syah," jelas Murkam.[caption id="attachment_11170" align=aligncenter width=1599]
Kotak pemungutan suara oleh KPU Trenggalek/Foto: Kabar Trenggalek[/caption]Murkam mengaku, ada pula orang yang menganggap keberadaan baliho itu sebagai bentuk mencuri start pemilu."Itu [Baliho Bupati Trenggalek dan Ketua KPU Trenggalek] menjadi semacam bargaining [tawar-menawar] atau skenario yang menggiring opini, karena sebetulnya lebih elegan jika dalam baliho itu juga memasukkan foto forkopimda," terang Murkam.Murkam menilai, dampak dari Baliho itu tidak lain memicu prediksi-prediksi liar di masyarakat. Sebagaimana diketahui, sudah menjadi rahasia umum bahwa politik itu dinamis, bukan soal lawan atau kawan, melainkan sebuah kepentingan. Ibaratnya, kata Murkam, hari ini oposisi, besok bisa jadi koalisi."Meskipun ketua bisa mewakili suatu lembaga, namun menurut analisa saya, perilaku itu kurang etis [sebagai ketua KPU Trenggalek yang masih aktif]," tandasnya.Kawan Pembaca, Terimakasih telah membaca berita kami. Dukung Kabar Trenggalek agar tetap independen.
Kabar Trenggalek - Pemilu 2024















