KBRT - Pemilihan Ketua Rukun Tetangga (RT) di Trenggalek berbeda dengan yang lain. Hal itu dilakukan di Kecamatan Munjungan, Desa Bendoroto, Dusun Pagergunung RT 08 RW 02. Wilayah itu melakukan pemilihan mirip dengan Pemilu dan Pilkada, Jumat (10/01/2025).
Warga berduyun-duyun datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS). Denah TPS-pun mirip dengan denah yang ada di Pemilu maupun Pilkada. Bahkan warga mendirikan tenda untuk tempat berteduh proses pemilihan Ketua RT.
Surat suara juga tercetak rapi bergambar calon Ketua RT di meja panitia. Dengan menggunakan pengeras suara panitia memanggil satu persatu pemilih untuk mencoblos calon Ketua RT. Pemilihan secara langsung ini baru terjadi di Desa Bendoroto.
“Semuanya dipelopori pemuda desa RT 08, kebetulan pemuda desa cukup aktif dalam kegiatan sosial khususnya kegiatan lingkungan masyarakat. Akhirnya, dengan inovasi dan gagasan tercetus konsep pemilihan Ketua RT berbeda dengan yang lain,” terang Budianto Kepala Dusun Pagergunung, Bendoroto.
Dalam proses tahapan pemilihan Ketua RT pemuda sempat kebingungan menentukan calon. Akhirnya, pemuda melakukan penjaringan dengan musyawarah dan ketemu 4 calon. Setelah itu, pemuda membawa hasil penjaringan ke sesepuh dusun.
“Karena tugas Ketua RT ini jabatan lillahi ta'ala kebanyakan warga enggan, cuman setelah pendekatan akhirnya pemuda memandang siapa yang layak menjadi kandidat,” paparnya.
Lebih lanjut, dari 4 calon yang di musyawarahkan kepada sesepuh akhirnya mengerucut 3 calon yaitu Suhardi nomor urut 1, Hadi Wiyono nomor urut 2, dan Nur Huda Hadif alias Muyoto nomor urut 3. Setelah ketemu 3 calon, kemudian pemuda mendatangi masing-masing calon, akhirnya semua berkenan mencalonkan diri.
“Setelah bersedia, melangkah lebih lanjut termasuk pengadaan logistik. Kebetulan lingkungan itu punya bank sampah, artinya ada kas dan bisa digunakan untuk mencukupi pemilihan Ketua RT,” ucapnya dalam sambungan telepon.
Budianto menambahkan, situasi pada saat Pemilihan Ketua RT cukup meriah. Daftar Pemilih Tetap (DPT) kurang lebih 200 warga, tingkat kehadiran mencapai 90 persen, yang tidak hadir warga yang sedang berada di perantauan.
“Euforia masyarakat cukup tinggi. Dari sisi utama tujuan pemilihan Ketua RT terpenuhi, selain itu bisa menjadi hiburan. Karena biasanya, jika pemilihan secara formalitas banyak warga yang enggan dengan alasan tidak disetujui keluarga,” tandasnya.
Dari hasil hitung yang ada di TPS, calon Ketua RT nomor 1 mendapat suara 54, kemudian nomor urut 2 mendapat suara 16, dan calon Ketua RT nomor urut 3 mendominasi suara dengan perolehan 59 suara.
Kabar Trenggalek - Sosial