Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Permainan Tradisional di Trenggalek, Ajang Edukasi Kecanduan Gawai

Di tengah gempuran smartphone, permainan tradisional di Trenggalek masih terus dilestarikan. Seperti yang dilakukan mahasiswa tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Membangun Desa Berkelanjutan (MDB) 2023 Universitas Islam Negeri (UIN) Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung (SATU).

Jelang penutupan oleh mahasiswa KKN UIN Tulungagung di Desa Ngentrong, Kecamatan Karangan, Trenggalek, permainan tradisional jadi salah satu semarak kegiatan yang berlangsung pada 19-22 Juni 2023.

Emi Daimatus, panitia kegiatan, mengungkapkan semarak permainan tradisional yang terdiri dari bakiak, balap terompah batok, balap karung dan egrang. Permainan ini tak hanya diikuti anak-anak, melainkan juga ibu-ibu.

Mahasiswa UIN Tulungagung itu mengatakan, tujuan memilih permainan tradisional untuk melestarikannya sekaligus mengajarkan kepada anak-anak supaya tidak bermain handphone (HP) terus-terusan. Menurutnya, sekarang banyak anak-anak yang kecanduan HP.

"Agenda lomba ini diadakan agar mereka terbiasa bermain di luar ruangan, mengingat, kecanduan mayoritas anak-anak terhadap handphone kian menjamur," terang Emi melalui keterangan tertulis.

Emi juga menjelaskan permainan tradisional tidak hanya sebatas dimainkan saja. Melainkan sarana anak-anak mengenal budaya yang diwariskan leluhur.

"Balap karung memiliki makna sebagai kegigihan pemuda untuk pantang menyerah dalam meraih kemerdekaan/kemenangan. Egrang bermakna keberanian dan sportifitas yang mana permainan ini menggunakan sepasang bambu untuk berjalan," terang Emi.

Biasanya, bakiak menggunakan sandal panjang yang terbuat dari kayu, tapi tim KKN memilih menggunakan tali rafia sebagai pengikat antar kaki. Cara bermainnya diikuti 3-4 orang pemain. Kelompok yang tidak kompak bakal berjatuhan. Permainan ini mengandung makna semangat yang kuat dan tekad kebersamaan.

"Kami mengadakan lomba balap karung, bermain egrang, dan balap bakiak berharap lebih terhadap anak-anak selaku generasi penerus bangsa kelak. Semoga ketika kami selesai KKN disini hal-hal tersebut tetap lestari dan tidak menjadi permainan yang asing bagi anak-cucu mereka kelak," tandasnya.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan *