Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Keseruan Milenial Trenggalek Berlomba Permainan Tradisional Sambil Hujan-Hujanan

Anak muda atau milenial Trenggalek dengan semangat berlomba permainan tradisional meski sedang diguyur hujan, Kamis (11/05/2023).

Kegiatan yang diikuti puluhan milenial Bumi Menak Sopal tersebut meriah dengan sorakan dukungan dari penonton. Meski terkadang, pemain terpeleset karena licinnya lapangan.

Kegiatan bertajuk Festival Olahraga Tradisional Trenggalek 2023 ini berlangsung di lapangan salah satu Perguruan Tinggi Trenggalek. Ada beberapa jenis permainan, seperti Balap Bakiak Batok, Dagongan, Tarik Tambang, dan Balap Terompak.

Ahmad Winan Nur Rohman, Ketua Pelaksana Perlombaan Tradisional, mengungkapkan tujuan kegiatan ini adalah melestarikan permainan tradisional di Trenggalek.

Rohman mengatakan, saat ini permainan modern atau game online lebih disukai kalangan muda dibanding yang tradisional. Oleh karena itu, permainan tradisional perlu untuk dilestarikan dan dimainkan kembali oleh anak muda.

"Tentunya kami mengonsep permainan olahraga tradisional ini karena mengingat di Trenggalek itu mulai ditinggalkan. Karena kalah dengan game online," terang Rohman.

Rohman tidak menafikan perkembangan zaman berdampak pada kebiasaan anak muda. Kendati demikian, anak muda Trenggalek perlu mengenal kembali permainan tradisional agar tidak tercerabut dari akar rumput.

"Rencananya sih kemarin ingin membuat turnamen permainan tradisional tingkat SMA [sederajat] sekabupaten. Akan tetapi kami, panitia, masih terkendala biaya," ujar laki-laki penghobi olahraga voli tersebut.

Meski begitu, Rohman tetap optimis demi melestarikan permainan tradisional. Ia berharap anak muda di Trenggalek bisa melek kembali untuk turut serta melestarikannya.

Keseruan Permainan Tradisional

Keseruan bermain lomba Balap Terompah/Foto: Kabar Trenggalek

Muhammad Fasikuddin, salah satu peserta asal Desa Kedunglurah, Kecamatan Pogalan, mengungkapkan dirinya merasa senang dengan adanya kegiatan ini.

Udin menyampaikan, meskipun cuaca sedang hujan, keseruan dari permainan tradisional ini tetap bisa dirasakan. Malah, dia bisa bernostalgia saat masih anak-anak, bermain di bawah hujan.

"Waktu dua lomba terakhir itu dagongan [mendorong bambu] dan tarik tambang. Itu sangat melelahkan karena tenaga saya sudah terkuras dipermain sebelumnya," terang Udin.

Menurut Udin, karena lapangan yang cukup licin, dia beberapa kali terpleset. Untungnya, dia tidak sampai terjatuh.

"Harapannya semoga kegiatan seperti ini bisa ada lagi ke depannya," ujarnya singkat.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan *