Kabar Trenggalek - Aplikasi lelang ikan berbasis elektronik Fish On digadang bisa menjadi solusi efektif untuk transaksi ikan di Kabupaten Trenggalek. Namun, aplikasi yang dicanangkan pada September 2020 lalu, belum menampakkan hasil yang memuaskan hingga November 2022, Selasa (22/11/2022).
Kepala Dinas Perikanan (Diskan) Trenggalek, Cusi Kurniawati, tak menafikan bahwa mengubah pola transaksi nelayan dan konsumen mau memakai lelang ikan elektronik tidak mudah.
Menurut Cusi, banyak unsur yang ada di dalamnya. Misalnya, Tempat Pelelangan Ikan (TPI), perbankan, Koperasi Madani, nelayan, hingga bakul (pedagang).
"Masih cukup berat, karena multi aspek, multi stakeholder," ungkapnya.
Baca: Nelayan Trenggalek Keluhkan Kenaikan BBM, Biaya Melaut Semakin Tinggi
Dengan banyak unsur yang terlibat, Cusi mengaku, progres minat transaksi memakai Fish On menjadi lambat. Namun begitu, pihaknya menegaskan, akan tetap berupaya agar masyarakat menyadari aplikasi itu sebenarnya efektif dan efisien.
"Kita berusaha, kita masih melakukan semampunya," ucap Cusi.
Disinggung tentang upaya penyadaran, wanita yang waktu itu ditemui di Kantor Diskan Trenggalek itu mengatakan, dengan cara memberikan sosialisasi tentang pentingnya Fish On.
"Kita tidak memaksa [harus segera migrasi memakai lelang ikan elektronik]," ucapnya.
Melalui sosialisasi, Cusi berharap, masyarakat yang berkecimpung dalam dunia usaha perikanan, baik nelayan atau pedagang bisa merasakan keefektifan dan keefisienan dari aplikasi tersebut.
Baca: Program Lelang Ikan Online Belum Jadi Solusi bagi Nelayan Trenggalek
"Kembali ke masing-masing kalau kita memaksakan itu tidak, biar mereka merasakan manfaatnya [aplikasi Fish On]," jelasnya.
Lain itu, wanita berkacamata itu mengungkapkan, capaian pendapatan asli daerah (PAD) untuk Diskan Trenggalek telah mencapai Rp 900 Juta. Namun ada beberapa komponen yang perlu dikejar sebelum akhir 2022.
"PAD perikanan, sesuai renstra kita meningkat," ucapnya.
Sementara menyongsong 2023, PAD pada cold storage akan meningkat menjadi Rp 115 juta, menyesuaikan dengan hasil dari tim appraisal terbaru.
Peningkatan PAD itu tidak diartikan akan adanya peningkatan kapasitas cold storage, kapasitasnya akan tetap sama.
"Karen tahun ini kita juga mencapai target, sekitar Rp 20 juta dari cold storage, kemudian hasil appraisal untuk target PAD cold storage pada tahun depan meningkat," tandasnya.