Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

My Account

Potensi Ekonomi Biru di Indonesia Capai Rp560 triliun, Tapi Kurang Dilirik

Ekonomi biru yang dikenal sebagai ekonomi laut atau ekonomi maritim merupakan pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan untuk peningkatan ekonomi, perbaikan kehidupan masyarakat, serta kesehatan ekosistem laut. Ekonomi biru meliputi beberapa sektor yaitu perikanan, akuakultur, pelayaran, energi, pariwisata, dan bioteknologi kelautan.Center of Economic and Law Studies (CELIOS), mencatat potensi ekonomi biru di Indonesia diperkirakan mencapai US$35 miliar atau sekitar Rp432- Rp560 triliun, terutama di sektor perikanan. Potensi tersebut belum termasuk dari penyimpanan karbon dari terumbu karang dan ekosistem pesisir yang nilainya sangat besar."Ekonomi biru cakupan yang sangat luas termasuk juga dampak berganda yang ditimbulkan yaitu ke logistik, lembaga pembiayaan dan pariwisata untuk akomodasi makanan minuman," ujar Bhima Yudhistira, Direktur Eksekutif CELIOS.Akan tetapi, CELIOS menyebutkan potensi ekonomi biru di Indonesia kurang dilirik. Padahal, keanekaragaman hayati laut di kawasan Asia Pasifik, khususnya Indonesia, memiliki potensi besar untuk memenuhi kebutuhan pangan dan ekonomi global.Indonesia memiliki peluang emas jika mampu memanfaatkan ekosistem pesisir dan mendorong ekosistem karbon biru (blue carbon) sebagai solusi adaptasi berbasis alam. Oleh karena itu, pemerintah perlu tetap cekatan dalam mendorong potensi ekonomi biru sebagai nilai tambah negara."Mengingat Indonesia sebagai salah satu yang memiliki konservasi terumbu karang dan ekosistem pesisir garis pantai terpanjang di dunia Ini yang membuat Indonesia memiliki potensi karbon yang sangat besar," terang Bima.Ekosistem pesisir, seperti hutan bakau, lamun, dan rawa asing, dapat menjadi solusi berbasis alam dengan memanfaatkan kekuatan organisme hidup untuk menangkap karbon dari atmosfer dan menyimpannya.Faktanya, kawasan Samudera Hindia memiliki sekitar 60% potensi solusi berbasis alam di dunia, menjadikannya kandidat ideal untuk meningkatkan inisiatif ini.Dengan menyoroti ekonomi biru, tidak hanya melindungi dan memperluas sumber daya yang tak ternilai ini. Tetapi juga mendorong pembangunan berkelanjutan serta membantu negara-negara lain dalam mencapai target dekarbonisasi mereka yang ambisius.