Novita Blusukan hingga Desa: Apresiasi Pencegahan Perkawinan Anak di Gemaharjo
Kabar Trenggalek -Novita Hardini Mochamad, Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kabupaten Trenggalek, blusukan hingga desa, Jumat (02/09/2022).Novita melakukan aksi blusukan itu untuk mengapresiasi pencegahan perkawinan anak yang sudah berjalan di Desa Gemaharjo, Kecamatan Watulimo.Novita juga inisiator Sekolah Perempuan, Disabilitas, Anak dan Kelompok Rentan Lainnya (Sepeda Keren). Ia menganggap pencegahan perkawinan sesuatu yang penting. Sebab, dalam perkawinan anak cenderung menciptakan rantai kemiskinan baru bagi keluarga.Oleh karena itu, kata Novita, secara finansial keluarga muda cenderung belum siap, sehingga akan membebani orang tua.Selain itu, lanjut Novita, rahim anak belum siap, termasuk pemahaman mengasuh anak yang kurang bisa menjadikan anak stunting (gizi buruk).Kondisi dan resiko ini yang ingin dicegah Novita, sehingga ia mendukung dan mengapresiasi upaya yang dilakukan Desa Gemaharjo.[caption id="attachment_19514" align=aligncenter width=1296] Peresmian Desa 0 perkawinan anak di Desa Gemaharjo/Foto: Kabar Trenggalek[/caption]"Saya sangat mengapresiasi gerak cepatnya Desa gemaharjo dalam mempraktekkan arahan dari bapak bupati untuk membuat Kabupaten Trenggalek ini, Desa 0 perkawinan anak," ungkap Novita."Ini adalah desa pertama yang langsung mempraktekkan gerakan-gerakan atau langkah-langkah strategis dalam mencapai target yang ditetapkan oleh Bapak Bupati Kabupaten Trenggalek," sambungnya.Novita melihat, di Desa Gemaharjo juga ada pameran expo. Pemerintah Desa Gemaharjo juga mengemas kegiatan sosialisasi ini menjadi acara yang keren. Novita berharap, program itu bisa menjadi momentum untuk mengangkat kembali perekonomian Desa Gemaharjo.Menurut Novita, mencegah perkawinan anak menjadi penting. Sebab, masyarakat punya cita-cita meningkatkan perekonomian. Kesehatan membaik, serta sektor pendidikan tentu ingin mencapai indeks-indeks yang meningkat setiap tahunnya."Itu semua tidak bisa tercapai kalau kita membiarkan pernikahan usia anak yang masih tinggi. Di sektor pendidikan, kita tidak akan mencapai indikator yang baik, apabila banyaknya anak-anak muda yang putus sekolah karena menikah," tegas Novita.Novita mengungkapkan, data perceraian di Kabupaten Trenggalek, juga meningkat karena banyaknya masyarakat yang menikah di bawah umur, padahal tingkat kematangan emosionalnya masih belum baik. Menikah di usia yang siap itu menjadi pilihan yang harus dan wajib bagi seluruh masyarakat Trenggalek."Siap di sini tidak sekedar masalah usia, tapi juga secara mental, finansial, pengetahuan bagaimana membina rumah tangga. Tidak hanya cinta tapi juga mampu membuat masyarakat Kabupaten Trenggalek ini bisa meningkatkan kualitas hidupnya masing-masing," tegas istri Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin, itu.
Kabar Trenggalek Hadir di WhatsApp Channel Follow