Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

My Account

Meski Puasa, Petani Trenggalek Pilih Panen Padi Manual Ketimbang Sewa Mesin

  • 16 Mar 2025 10:00 WIB
  • Google News

    KBRT – Meski dalam bulan puasa, petani di Trenggalek memilih memanen sawahnya secara manual daripada menggunakan mesin perontok. Meskipun tenaga kerja petani semakin berkurang, hal itu tidak menjadi alasan bagi mereka untuk bergantung sepenuhnya pada mesin.  

    Seperti yang dilakukan Wari (65) dan Bibit (60), sepasang suami istri yang tetap bekerja di bawah terik matahari, memanen sawah mereka yang berada di persawahan Desa Surodakan, Trenggalek.  

    “Saya bersama suami memulai panen di sawah ini sejak kemarin. Walau sampai sekarang belum selesai, karena bulan puasa juga membuat kami tidak terlalu ngoyo,” ujar Bibit, sementara suaminya sedang pergi ke sawah lain.  

    Bibit bercerita bahwa tidak ada orang yang mau ditawari bekerja sebagai buruh panen. Bahkan, anak-anaknya sendiri lebih memilih bekerja di luar daripada membantu orang tua mereka di sawah.  

    “Di persawahan Surodakan ini memang belum pernah ada mesin perontok padi yang beroperasi. Saya pun tidak mau menggunakannya karena takut dengan efeknya terhadap tanah sawah, seperti yang dikatakan banyak orang,” ungkapnya.  

    Bibit menggunakan mesin perontok padi bertenaga diesel, yang dibelinya seharga Rp2,5 juta sekitar tiga tahun lalu. Mesin yang biasa disebut *herek* oleh masyarakat itu menjadi andalannya dalam memanen padi.  

    ADVERTISEMENT
    Migunani

    “Perkiraan sawah ini akan selesai dipanen tiga atau empat hari lagi, mengingat hanya saya dan suami yang mengerjakan,” jelasnya.  

    Wari, yang baru kembali dari sawah lain, menceritakan kegagalan panennya pada musim sebelumnya akibat musim kemarau panjang. Menurutnya, pengairan sawah ini bergantung pada Bendungan Bagong.  

    “Sawah saya yang tidak memiliki pompa air akhirnya kekeringan. Syukur saya masih bisa membawa hasil panen, walaupun sedikit,” tandasnya.  

    Pada musim tanam kali ini, hama seperti wereng dan burung tidak terlalu banyak. Menurut Wari, hal ini disebabkan oleh musim penghujan dan waktu tanam yang serentak di kalangan petani.  

    “Jika padi berbunga dan mulai berisi bulirnya bersamaan, maka dampak serangan burung tidak terlalu besar,” pungkasnya.

    Kabar Trenggalek - Sosial

    Editor:Zamz

    ADVERTISEMENT
    Lodho Ayam Pak Yusuf