KBRT - Meski musim panen sebelumnya dihantui kesulitan dalam memperoleh pupuk, para petani di Kecamatan Watulimo tetap memilih menanam padi di musim tanam kali ini.
Harapan mereka sederhana: semoga distribusi pupuk lebih lancar. Selain itu, perawatan yang relatif mudah dan modal yang lebih ringan menjadi alasan kuat mereka bertahan dengan tanaman padi.
“Saya tetap tanam padi di musim ini, Mas. Karena kalau padi itu ya perawatannya mudah, kemudian modalnya juga murah dibanding tanam yang lain,” ujar Syawali, petani asal Watulimo.
Syawali dikenal sebagai petani yang gemar bereksperimen dengan berbagai varietas padi. Ia mengatakan bahwa hampir di setiap musim tanam, ia mencoba benih yang berbeda-beda, agar bisa mempelajari hasil panen dari masing-masing jenis.
“Saya ini bisa dibilang tiap musim tanam itu selalu menanam padi yang berbeda. Karena ya sama penelitian juga buat jenis-jenis padi itu hasilnya gimana. Untuk musim tanam kali ini saya tanam benih padi jenis Cibatu, kalau musim kemarin itu jenis Zera,” terangnya.
Menurutnya, perawatan semua jenis padi pada dasarnya hampir sama. Namun yang membedakan adalah kualitas hasil dan ketahanan batang tanaman.
“Kalau perawatan padi itu semua jenis sama aja sih, Mas. Cuma yang beda itu biasanya di hasil dan kualitasnya, seperti batang padi itu ada yang kokoh, ada yang lemas,” katanya.
Syawali juga menyebutkan bahwa tiap jenis padi memiliki harga jual berbeda. Karena itu, ia memutuskan menanam varietas Cibatu karena belum pernah mencobanya dan banyak mendengar testimoni positif dari petani lain.
“Saya putuskan untuk tanam benih padi jenis Cibatu itu karena ya sebelumnya saya belum pernah tanam. Jadi penasaran, karena menurut testimoni orang-orang, itu benih Cibatu bagus. Harganya sekitar Rp95 ribu per 5 kg,” jelasnya.
Untuk kebutuhan pupuk, Syawali mendapatkan pupuk subsidi melalui kelompok tani. Ia berharap ketersediaan pupuk di musim tanam ini bisa lebih mudah dibandingkan musim sebelumnya.
“Saya berharap untuk musim tanam kali ini, ketersediaan pupuk subsidi itu mudah, Mas. Tidak seperti musim kemarin,” tandasnya.
Di tengah berbagai keterbatasan, semangat Syawali mencerminkan optimisme petani Watulimo dalam menjaga ketahanan pangan lokal. Dengan ketekunan dan keingintahuan tinggi terhadap jenis-jenis padi, ia membuktikan bahwa inovasi bisa lahir dari lahan sawah yang sederhana.
Kabar Trenggalek - Sosial
Editor:Zamz