Apa yang terbayang di benakmu jika mendengar Kabupaten Trenggalek? Bisa jadi yang terbayang pertama kali ialah pesona keindahan alam, pariwisata dan hasil bumi. Namun sebenarnya, Trenggalek juga tak lengang dari hasil buah karya masyarakatnya.Perlu kamu ketahui, ada juga hasil karya seni yang tercipta di Trenggalek. Salah satunya karya seni musik. Banyak lagu ciptaan musisi Trenggalek dengan beragam karakter maupun genre. Mulai dari musik campursari, elektronik, hingga musik bawah tanah.Semuanya memiliki estetika dan penggemarnya masing-masing. Artikel ini akan menyuguhkan rangkuman beberapa rekomendasi playlist lagu ciptaan musisi Trenggalek untukmu. Di antara tujuh lagu yang tercantum, sebagian besar lekat menyuarakan lokalitas.Mulai dari kekayaan daerah, pepesan menjaga kelestarian alam, hingga lagu antemik yang menyuarakan hayat agraris di pedesaan. Semuanya perlu didengar dan diapresiasi. Mengingat, para pelaku karya seni akan langgeng apabila terdapat apresiator yang mendukung karyanya.Berikut ini 7 Rekomendasi Lagu Ciptaan Musisi Trenggalek:
1. Agus Sarondeng - Monggo Tindak Trenggalek
[caption id="attachment_62822" align=aligncenter width=1280]
Agus Sarondeng membawa piala penghargaan yang ia raih/Foto: Ghani Yoseph (Kabar Trenggalek)[/caption]Bagi para penikmat lagu campursari, Agus Mukarwanto dikenal dengan moniker
Agus Sarondeng. Sejak tahun 1987, Agus telah mulai serius bermusik dengan mendirikan grup musik keroncong Fajar Bakti. Selain itu, Agus mendirikan grup musik campursari Madya Laras pada tahun 1998.Hingga kini, Agus Sarondeng beserta orkes Madya Laras telah merilis tiga album rekaman. Album pertama mereka rekam di tahun 2005 sejumlah 1500 keping. Dua album lainnya dirilis tahun 2006 dan digarap oleh salah satu label rekaman besar di Surabaya.Dari total 29 judul, 21 lagu di tiga album tersebut merupakan ciptaan Agus Sarondeng. Lagu ciptaannya yang paling melekat di ingatan khalayak ialah “Monggo Tindak Trenggalek”.Prosederek monggo tindak Trenggalek
Kuto cilik pabrike tempe kripik
Alen-Alen wis ono wiwit biyen
Ugo jajan warno-warno camilanBegitulah penggalan lirik lagu “Monggo Tindak Trenggalek”. Berirama campursari khas Agus Sarondeng, ia menggambarkan pesona Trenggalek.Mulai kuliner, hasil bumi, hingga wisata digambarkan dalam lirik yang sederhana namun puitis. Susunan rima dan pola ritme tetap terjaga di setiap larik. Mendengar lagu “Monggo Tindak Trenggalek” dapat membawa pendengar pada suasana khas pedesaan.Dengarkan lagu "Mangga Tindak Trenggalek" di sini:
https://youtu.be/XbB3cE3x7G8?si=-QPlAL9hQzK6rZRm2. Agus Sarondeng - Menak Sopal
[caption id="attachment_62821" align=aligncenter width=1280]
Agus Sarondeng menyanyikan lagu "Menak Sopal" dengan ukulele/Foto: Ghani Yoseph (Kabar Trenggalek)[/caption]Selain "Monggo Tindak Trenggalek", lagu daerah ciptaan Agus Sarondeng yang melekat di ingatan khalayak ialah "
Menak Sopal". Lagu ini telah dirilis di kanal YouTube Agus Sarondeng dan telah ditonton ribuan kali.Diawali dengan hentakan instrumen campursari, lagu "Menak Sopal" lekas disahut dengan nyanyian.
"Kacarito Trenggalek jaman semono
Poro kawulo gumregut podho makaryo
Nandur pari ugo nandur polowijo
Ora keri ngon ingone rojo koyo"Agus menceritakan kisah legenda Menak Sopal di lagu itu. Sebagai informasi, Menak Sopal adalah tokoh penyiar agama sekaligus pahlawan pertanian kebanggaan masyarakat Trenggalek.Menurut penuturan lokal, ia menyebarkan agama Islam di masa-masa akhir Kerajaan Majapahit. Menak Sopal juga terkenal sebab membangun Dam (bendungan) Bagong guna mengairi sektor pertanian.Imajinasi Agus tentang Menak Sopal ialah sosok kesatria gagah. Imajinasi tersebut coba ia tuangkan dalam lirik lagu. Sosok Menak Sopal diceritakan dengan lirik yang sederhana, terlepas mitos yang mengiringi kisahnya.Dengarkan lagu "Menak Sopal" di sini:
https://youtu.be/o9K5hPK9DFw?si=638HF78dyGlD3gbl3. Blastmind - Psywar
[caption id="attachment_62819" align=aligncenter width=1280]
Personil Blastmind, band hardcore asal Trenggalek/Foto: Dok. Blastmind[/caption]Menelisik belantika musik Trenggalek lebih dalam, terdapat skena musik bawah tanah (underground). Salah satu pelakunya yakni Blastmind, band dark hardcore asal pinggiran Kabupaten Trenggalek.Formasi Blastmind diisi oleh trio Hafizgley (Drum), Giovan (Gitar) dan Suryatepe (Vokal). Dari formasi ini, Blastmind merilis sebuah demo bertajuk "Psywar" pada tahun 2016 berbentuk CD. Dua tahun setelahnya, yakni pada 2018, demo "Psywar" dirilis kembali secara digital oleh Kampak Squad Netlabel.Demo "Psywar" berisikan dua lagu dan satu intro. Masing-masing bertajuk "Circle of Cursed" dan "Psywar". Melansir unggahan Blastmind di Instagram, musik mereka kental membawa tema kritik terhadap ketamakan manusia.Lirik yang mereka buat tak ubahnya bak serapah akan perilaku manusia yang tamak, hingga ketamakan melahap manusia itu sendiri. Begitupun yang terungkap lewat lirik lagu "Psywar" yang berbahasa Inggris.
Blindness!Story will rise, break your brain Carnivorous pig, to be a kingFinding the truth, in lake of bloodHe is candlelight, that will burn you Raining blood, you said this is a justice?Appearing from the darkness, wrecking your eyesDigging the sorrow surround meBetween the demon the angelReleasing the holy lightSeizing pathetic shadow(Kebutaan!Cerita akan terbit, hancurkan otakmuBabi karnivora, menjadi rajaMenemukan kebenaran, di lautan darahDia adalah cahaya lilin, yang akan membakarmuHujan darah, kamu bilang ini keadilan?Muncul dari kegelapan, menghancurkan matamuMenggali kesedihan dikelilingkuDiantara iblis malaikatMelepaskan cahaya suciMerebut bayangan yang menyedihkan)Blastmind membawa musik keras bertempo cepat. Distorsi gitar dengan progresi chord yang mereka mainkan membawa suasana suram. Ditambah dengan vokal yang memekik, Blastmind melahirkan musik yang kental akan nuansa 'angker'.Secara musikalitas, Blastmind mendalami karakternya tersendiri. Antara hardcore punk, stoner metal, dan sludgemetal, semuanya berpadu padan. Menjadikan Blastmind sebagai salah satu band bawah tanah asal Trenggalek yang layak masuk playlist pecinta musik keras.Dengarkan lagu "Psywar" di sini:
https://blastmindloud.bandcamp.com/album/psywar-demo-2016?t=24. Kabul Cultural Space - Pakarti
[caption id="attachment_62820" align=aligncenter width=1280]
Tangkapan layak video klip lagu "Pakarti" ciptaan Kabul Cultural Space/Foto: @kabulculturalspace (Instagram)[/caption]
Kabul Cultural Space (KCS) merupakan ruang kebudayaan yang menjadi wadah kreatifitas pelaku dan penikmat seni di Kabupaten Trenggalek. KCS membawahi beberapa disiplin seni seperti tari, teater, dan musik.Pada disiplin seni musik, KCS telah merilis dua single ciptaan mereka. Salah satunya bertajuk “Pakarti” yang diunggah 7 Juli 2021 silam di Instagram dan Spotify.Lagu “Pakarti” bermula dari keresahan para pegiat KCS tentang kehadiran tambang emas di Trenggalek. Selain itu, lagu “Pakarti” juga muncul sebagai bentuk dukungan pada masyarakat yang getol menolak keberadaan tambang emas.Lirik lagu “Pakarti” digarap secara bersama-sama oleh beberapa pegiat KCS dan dinyanyikan oleh Yoga Septi. Aransemen lagu ini digarap oleh Achmat Luthfi Prasetya menggunakan software audio digital. Kendati demikian, lagu “Pakarti” tetap melekatkan bunyi alat musik tradisional cukup kontras.Bunyi alat musik tradisional seperti suling dilekatkan sebab KCS ingin mempertahankan ciri khas mengangkat lokalitas. Selain alat musik, lagu “Pakarti” juga dibuka dengan sorakan “e… a… e… o…” khas seni jaranan pegon Trenggalek.Dengarkan lagu "Pakarti" di sini:
https://www.instagram.com/reel/Cq_4Ax8umxy/?igsh=MzRlODBiNWFlZA==5. Kick Daddy - Viva La Agraria
[caption id="attachment_62818" align=aligncenter width=1280]
Kick Daddy, grup musik asal Kecamatan Kampak, Trenggalek/Foto: Dok. Kick Daddy[/caption]Kembali menelisik skena musik bawah tanah Trenggalek, kita dapat menemui Kick Daddy. Ia merupakan band asal Kecamatan Kampak yang membawa perpaduan genre antara musik Oi!, rock dan hardcore. Mereka terinspirasi oleh banyak band hardcore punk di era '80 an.Kick Daddy digawangi oleh Shams Saffar (vokal), Giovan Gaotama (gitar), Yani Kempleng (bass) dan Bilatus Surya (drum). Kick Daddy terbentuk pada bulan September 2012 dan menjadi bagian dari Kampak Squad, sebuah kolektif musik asal Kecamatan Kampak.Perjalanan musik Kick Daddy terangkum dalam sebuah rilisan mini album atau Extended Play (EP) bertajuk "Jurus Tanding". EP ini berisi 10 lagu yang dirilis pertamakali pada akhir tahun 2016 oleh label independen Tarung Records. Saat pertama kali dirilis, EP Jurus Tanding dikemas dalam bentuk kaset pita secara terbatas.Setahun setelahnya, yakni pada 23 Desember 2017, EP Jurus Tanding kembali dirilis oleh Kampak Squad Netlabel. Pada rilisan kedua, EP Jurus Tanding disebar dalam bentuk digital yang dapat diunduh secara gratis pada blog milik Kampak Squad.Melansir keterangan Kick Daddy yang dirilis berbarengan dalam folder EP Jurus Tanding, mini album ini membawa tema lingkungan hingga getir manis kehidupan di desa yang terpinggirkan.Tema tersebut mereka bawa sebab Kick Daddy lahir dengan beranggotakan anak-anak desa. EP Jurus Tanding mengemas tema di atas dengan ungkapan perlawanan, pemberontakan, dan tak jarang dengan umpatan. Salah satu yang getol Kick Daddy suarakan dalam EP ini tak lain ialah penolakan
tambang emas Trenggalek.Tambang emas oleh PT Sumber Mineral Nusantara (SMN) dinilai sangat berpotensi merusak lingkungan. Dalam dokumen Izin Usaha Produksi (IUP) perusahaan, konsesi tambang emas akan melahap 9 dari 14 kecamatan di Trenggalek. Salah satunya Kecamatan Kampak, daerah kelahiran Kick Daddy."Yang jelas kami menolak segala jenis pembangunan yang ngawur. Biarlah desa menjadi desa, yang perlu yang dibangun adalah pola pikir dan pendidikan, bukan jalan raya, mall, atau tambang emas!," tulis Kick Daddy dalam keterangan yang dirilis bersamaan dengan file lagu.Sikap tersebut mereka ungkapkan pada salah satu lagu pada EP Jurus Tanding, bertajuk "Viva La Agraria". Pada lagu ini, Kick Daddy mengajak pendengar untuk melantangkan perlawanan dalam alunan distorsi dan drum bertempo cepat.Unduh EP Jurus Tanding di sini:
https://archive.org/download/KAMPAKSQUADNETLABEL02/KAMPAK%20SQUAD%20NETLABEL%2002.zip6. Sarkam - My Fiction Figure
[caption id="attachment_62817" align=aligncenter width=1280]
Shams Saffar, vokalis band Sarkam/Foto: @recyclesvn_ (Instagram)[/caption]Satu lagi jagoan Kampak Squad yang patut didengar ialah
Sarkam. Ia merupakan band punk rock yang melakoni panggung debutnya di bulan Desember 2015. Perjalanan musik Sarkam bermula dari Pasar Kampak, Trenggalek. Beberapa tahun silam, Pasar Kampak menjadi titik berkumpul bagi segerombol anak-anak muda.Mulanya, Sarkam digawangi oleh Shams Shaffar (gitar & vokal), Jhoufi (gitar), Gandung (bass) dan Bagus (drum). Keempatnya merupakan pemuda asli dari Kecamatan Kampak. Saat dunia musik di Trenggalek tak seramai kota lain, Sarkam terus berkarya. Meski, kini hanya menyisakan Shams sebagai personil asli yang masih aktif.Selama perjalanannya, Sarkam telah melahirkan dua rilisan. Masing-masing yakni 4 Boys From The Street Pub berisi 7 lagu (2016), dan Two Brand New Songs from The Street Pub berisi 2 lagu (2017). Salah satu lagu yang berada di rilisan kedua yakni bertajuk "My Fiction Figure".Melalui lagunya, Sarkam menyuarakan tentang kegelisahan remaja, kecemburuan sosial, hingga ungkapan anti-nasionalis. Secara musikalitas, Sarkam terinspirasi oleh band seperti Sex Pistols, Rancid, Misfits, The Jam, dan Dom 65.Unduh rilisan Two Brand New Songs from The Street Pub di sini:
https://archive.org/download/KAMPAKSQUADNETLABEL01/KAMPAK%20SQUAD%20NETLABEL%2001.zip7. Setiyono Nggalek - Trenggalek itu Mana
[caption id="attachment_62816" align=aligncenter width=1280]
Setiyono Nggalek memainkan gitar di kediamannya/Foto: Ghani Yoseph (Kabar Trenggalek)[/caption]
Setiyono Nggalek merupakan pencipta lagu asal Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek. Ia mulai menciptakan lagu sebagai hobi di tahun 2014. Sejak tahun 2020 Setiyono mulai merilis lagunya di platform streaming musik Spotify.Ia memproduksi musik secara mandiri dengan software audio digital. Terkadang, juga dengan gitar dan piano organ. Bermodal sebuah laptop dan seperangkat alat musik, Setiyono mampu memproduksi lagu-lagunya.Kini, Setiyono telah merilis 21 single di Spotify. Di platform itu, Setiyono Nggalek punya lebih dari dua ribu pendengar bulanan.Lagu ciptaan Setiyono yang paling ikonik bertajuk “Trenggalek itu Mana?”. Lagu ini pertama kali dirilis secara digital pada tahun 2021.Lagu ciptaannya memberikan nuansa khas. Setiyono Nggalek menyuguhkan karakter kental musik new wave elektronik yang terkadang coba dipadukan dengan elemen pop, rock bahkan dangdut.Lagu “Trenggalek itu Mana?” sendiri telah dirilis dalam lima versi gubahan. Setiyono begitu mengistimewakan lagu itu dan terus membuat versi gubahan yang berbeda. Ada versi gubahan yang Setiyono sebut sebagai “versi rock”, “versi remix” hingga “versi instrumen”. Terdapat pula versi vokal yang diisi oleh Wojo, kawan Setiyono.Dengarkan lagu "Trenggalek itu Mana" di sini:
https://open.spotify.com/track/0xCzf6gz5fvccj5BEiu213?si=guGMi8_ZQlC0KUL3leOrvwDemikian ulasan tentang 7 lagi rekomendasi ciptaan musisi Trenggalek yang harus kamu dengar. Semoga artikel ini bermanfaat untuk Anda semua.