Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Kabupaten Trenggalek Alami Kekeringan di Awal Bulan Juni 2021, Inilah Desa-Desa yang Sudah Mengalami Kekeringan

Kabar Trenggalek - Kabupaten Trenggalek alami kekeringan di awal bulan Juni 2021. Dua desa di Kecamatan Panggul sudah mengajukan distribusi air bersih, karena sumber mata air yang terus mengering. Selasa, (01/06/2021).Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Trenggalek Djoko Rusianto membenarkan, dua desa yang mengajukan pendistribusian air bersih, yaitu di Desa Besuki dan Banjar. Menurutnya, kedua desa ini adalah titik awal terjadinya kekeringan di Kecamatan Panggul. "Iya benar, dua desa ini memang titik awal terdampak musim kering. Setelah itu, baru disusul dengan desa-desa lainnya," ungkapnya.Atas petunjuk Bupati, kata Djoko, BPBD Trenggalek diminta untuk memantau laporan kekeringan kedua desa tersebut. Hasil pemantauannya, sumber mata air memang sudah berkurang. "Saya cek lokasi memang tak ada air sama sekali," sambungnya.Saat ini, BPBD Trenggalek masih mendata jumlah warga yang terdampak kekeringan di Kecamatan Panggul. Pendataan berguna untuk mengkalkulasikan pendistribusian air bersih nantinya. "Data riil nya kalau sudah semuanya direkap. Jadi ini proses penghitungan," ujarnya.Djoko menargetkan, pendistribusian air bersih untuk kedua desa di Kecamatan Panggul hingga tiga tangki dalam sehari. Teknisnya, armada pemasok air akan melakukan droping air bersih ke tempat penampungan air yang sudah disiapkan pemerintah desa. Tempat penampungan air berada di satu titik, sehingga memudahkan warga untuk mengambil air-nya sewaktu-waktu. "Kami sudah cek tempat penampungan air bersih sudah siap," ucapnya.Rencana pasokan air bersih akan dimulai pada awal pekan depan. Pada prinsipnya, Djoko meneruskan, pemasokan air bersih semakin cepat, semakin bagus. Armada pemasok air selesai dicek, maka pemasokan air perdana di musim kemarau ini bisa dilakukan. "Ada 4 armada, kalau pakai kanan-kiri itu ada 8 - 12 armada," jelasnya.Di sisi lain, lanjut Joko, masyarakat tak perlu khawatir dengan ketersediaan anggaran distribusi air bersih, karena pendistribusian air bersih merupakan misi sosial. Pemkab sudah menyiapkan sejumlah anggaran untuk menangani dampak kekeringan. "Apabila anggaran Pemkab kurang, kami masih bisa mengajukan ke Pemprov Jatim," tutupnya.