Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Login ke KBRTTulis Artikel
ADVERTISEMENT

Jejak Soim di Balik Penemuan Candi Brongkah Trenggalek, Kini Terlupakan

  • 04 Aug 2025 16:02 WIB
  • Google News

    KBRT – Minggu, 12 Juni 1994, Soim hanya berniat menggali sumur di belakang rumahnya. Tak disangka, cangkulnya menyentuh batu bata yang keras dan tak lazim. Ia tak langsung curiga. Tapi setelah melihat bentuk batanya berbeda dari yang biasa ia temui, Soim yang saat itu berusia 33 tahun melaporkannya kepada Kepala Desa Kedunglurah, Kecamatan Pogalan, Kabupaten Trenggalek.

    “Ini bangunan candi,” kata Kepala Desa saat itu, seperti diceritakan Soim kepada Kabar Trenggalek.

    Bekas cangkul Soim masih membekas di bagian timur bangunan hingga kini. Beberapa bata yang sempat pecah karena terkena cangkul telah dikembalikan ke tempatnya di atas struktur yang kini dikenal sebagai Candi Brongkah.

    Usai laporan ke pemerintah desa, penggalian dilanjutkan oleh tim dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Sekitar delapan orang melakukan ekskavasi selama satu bulan penuh. Temuan mereka mencengangkan: satu buah patung di bagian tengah bangunan dan empat kendi kecil di sudut timur candi.

    “Semua benda itu dibawa ke Museum Trowulan, Mojokerto,” ujar Soim yang kini berusia 64 tahun.

    Candi yang ditemukan itu kemudian ditetapkan sebagai Cagar Budaya. Nama Brongkah disematkan karena bangunan kuno ini berada di Dusun Brongkah.

    Setelah penemuan itu tersebar luas, rumah Soim menjadi lautan manusia. “Selama lima bulan setelah berita menyebar, halaman rumah saya penuh oleh orang-orang yang ingin melihat candi,” kenangnya.

    Namun, seiring waktu, pengunjung kian berkurang. Kejutan lain datang ketika Soim kembali menggali sumur sekitar lima meter dari lokasi pertama. Kali ini, ia menemukan sebuah nampan berwarna emas dengan lingkaran sekitar 160 cm, yang diduga berbahan perunggu.

    “Nampan itu saya bawa dan laporkan ke Pemkab. Pernah dipakai untuk upacara Hari Jadi, lalu juga dibawa ke Museum Trowulan,” kisahnya.

    Candi brongkah trenggalek ada cerita soim. KBRT/Nandika

    Lahan tempat berdirinya candi itu dulunya ia beli dari warga yang ingin pindah rumah. Di atasnya bahkan pernah berdiri bangunan kecil. Andai ia tidak menggali sumur, bisa jadi Candi Brongkah masih tersembunyi di dalam tanah hingga kini.

    Soim sempat menjadi juru kunci candi sejak awal penemuan hingga tahun 2021. Kini, tugas itu diwariskan kepada anaknya. Ia masih mengingat dengan jelas momen saat rombongan umat Hindu dari Bali datang bersembahyang ke Candi Brongkah sekitar tahun 2010-an.

    Di balik batu bata dan patung tua, Soim juga menyimpan kisah lain: tentang air dari candi yang dipercaya menyembuhkan penyakit.

    “Ada kerabat tetangga saya yang gatal-gatal tak sembuh-sembuh. Saya ambilkan air dari candi pakai botol bekas minuman. Beberapa bulan kemudian dia datang dan bilang sembuh,” ujarnya.

    Meski tidak bisa memastikan, Soim hanya menyampaikan apa yang ia alami. Ia tak berani menyimpulkan hal gaib, hanya mencatat setiap cerita yang datang dari orang-orang sekitar.

    Ia juga masih mengingat janji seorang Bupati saat pertama kali candi ditemukan. Kala itu, sang kepala daerah berencana membangun museum di sekitar candi. Tapi hingga kini, Soim tak pernah melihat ada pembangunan, bahkan kunjungan dari Bupati pun tak ada lagi.

    “Candi Brongkah ini bukan seperti makam-makam tua yang rutin didatangi setiap Hari Jadi. Tapi saya percaya, masih banyak misteri yang belum terungkap dari tempat ini,” tegasnya.

    Soim menduga, candi ini mungkin berasal dari era Mpu Sindok, Kerajaan Airlangga, atau Majapahit. Tapi tanpa prasasti atau inskripsi yang ditemukan, sejarahnya masih gelap. Hanya reruntuhan bata dan artefak kecil yang bicara.

    Ia masih sering menemukan pecahan kendi dan mangkuk di sekitar kebunnya, tepat di sebelah timur bangunan candi. “Saya yakin, di sekitar sini masih banyak peninggalan nenek moyang yang belum tergali,” tuturnya.

    Kabar Trenggalek - Feature

    Editor:Zamz