Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Jadwal Vaksin Covid-19 Trenggalek di Lima Kecamatan, 24 Februari 2022

Kabar Trenggalek - Vaksinasi Covid-19 perlu terus digencarkan supaya bisa mencapai herd immunity (kekebalan kelompok) di Kabupaten Trenggalek. Oleh karena itu, masyarakat Trenggalek perlu mendapatkan informasi jadwal vaksin Covid-19, Rabu (23/02/2022)Pada Kamis 24 Februari 2022, ada jadwal vaksin Covid-19 di lima kecamatan yang ada di Trenggalek.Vaksinasi Covid-19 itu diselenggarakan oleh Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang ada di Kecamatan Tugu, Kampak, Pogalan, Karangan, dan Bendungan.Berikut jadwal vaksin Covid-19, Kamis 24 Februari 2022, di Trenggalek:

1. Vaksinasi Covid-19 di Kecamatan Tugu

 [caption id="attachment_11187" align=aligncenter width=640]Jadwal vaksin Covid-19 di Kecamatan Tugu Jadwal vaksin Covid-19 di Kecamatan Tugu/Foto: Puskesmas Pucanganak[/caption]

2. Vaksinasi Covid-19 di Kecamatan Kampak

 [caption id="attachment_11186" align=aligncenter width=640]Jadwal vaksin Covid-19 di Kecamatan Kampak Jadwal vaksin Covid-19 di Kecamatan Kampak/Foto: Puskesmas Kampak[/caption]

3. Vaksinasi Covid-19 di Kecamatan Pogalan

 [caption id="attachment_11188" align=aligncenter width=640]Jadwal vaksin Covid-19 di Kecamatan Pogalan Jadwal vaksin Covid-19 di Kecamatan Pogalan/Foto: Puskesmas Pogalan[/caption]

4. Vaksinasi Covid-19 di Kecamatan Karangan

 [caption id="attachment_11184" align=aligncenter width=1080]Jadwal vaksin Covid-19 di Kecamatan Karangan Jadwal vaksin Covid-19 di Kecamatan Karangan/Foto: Puskesmas Karangan[/caption]

5. Vaksinasi Covid-19 di Kecamatan Bendungan

 [caption id="attachment_11185" align=aligncenter width=978]Jadwal vaksin Covid-19 di Kecamatan Bendungan Jadwal vaksin Covid-19 di Kecamatan Bendungan/Foto: Puskesmas Bendungan[/caption]Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Litbangkes) melakukan penelitian untuk mengevaluasi efektivitas vaksin Covid-19. Hasil penelitian itu membuktikan bahwa vaksin mampu menurunkan penularan Covid-19.Seperti yang dilansir sehatnegeriku.kemkes.go.id, Badan Litbangkes melakukan penelitian kepada 71.455 tenaga kesehatan di DKI Jakarta. Meliputi perawat, bidan, dokter, teknisi, dan tenaga umum warga lainnya. Selain menurunkan risiko tertular Covid-19, vaksin juga bisa mengurangi perawatan dan kematian bagi tenaga kesehatan.Penelitian dilakukan selama Januari-Juni 2021. Hal itu dikarenakan, pada periode itu terjadi beberapa gelombang peningkatan kasus Covid-19 serta adanya mutasi Covid-19 varian Delta.Penelitian itu mengamati kasus konfirmasi positif Covid-19, perawatan, dan kematian. Ada tiga kelompok tenaga kesehatan yang diteliti, yaitu tenaga kesehatan yang sudah mendapatkan vaksinasi dosis pertama, vaksinasi lengkap (dosis kedua), dan yang belum divaksinasi. Mayoritas tenaga kesehatan mendapatkan vaksin Sinovac.Dr. Siti Nadia Tarmidzi, MEpid, juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes mengatakan, meski tenaga kesehatan sudah divaksin lengkap, masih ada 5% tenaga kesehatan yang terkonfirmasi positif Covid-19 pada periode April-Juni 2021. Jumlah itu lebih tinggi daripada periode Januari-Maret 2021 yang jumlahnya hanya 0.98%.Meski demikian, jumlah tenaga kesehatan yang sudah divaksinasi lengkap dan harus dirawat, jauh lebih rendah (0,17%) daripada tenaga kesehatan yang belum divaksinasi (0,35%). Hal ini menunjukkan bahwa vaksin Covid-19 yang digunakan saat ini efektif menghadapu mutasi virus Covid-19.“Sampai saat ini belum ada penelitian ataupun bukti ilmiah yang menunjukkan vaksin yang telah diproduksi dan telah digunakan di berbagai belahan dunia tidak bisa melindungi kita dari virus varian baru ini [Delta]. Vaksin yang digunakan dalam upaya kita melakukan penanggulangan pandemi COVID-19 masih sangat efektif,” tegas Dokter Nadia.Sementara itu, jumlah tenaga kesehatan yang meninggal dalam keadaan belum divaksinasi, relatif lebih besar daripada yang sudah mendapat vaksinasi lengkap. Termasuk tenaga kesehatan yang baru mendapat vaksinasi dosis pertama, jumlah tenaga kesehatan yang meninggal karena Covid-19 relatif lebih banyak daripada tenaga kesehatan yang menerima dosis lengkap.Pada dua periode penelitian di Januari-Maret dan April-Juni 2021, jumlah kasus meninggal karena Covid-19 pada tenaga kesehatan yang belum divaksin (0,03%) sama dengan tenaga kesehatan yang telah mendapat vaksin dosis pertama (0,03%). Sedangkan vaksinasi dosis lengkap dapat melindungi tenaga kesehatan dari risiko kematian dengan rasio 0,001% pada periode Januari-Maret 2021 dan 0,01% pada periode April-Juni 2021.Data-data tersebut membuktikan bahwa vaksinasi Covid-19 dosis lengkap bisa diandalkan untuk melindungi tenaga kesehatan dari risiko perawatan dan kematian karena Covid-19. Efektivitas vaksinasi dosis lengkap dalam mencegah penularan Covid-19 pada bulan Januari-Maret sebesar 84%. Dengan kata lain, hanya 2 dari 10 orang tenaga kesehatan yang telah divaksinasi lengkap berpeluang terinfeksi Covid-19.“Ini menunjukkan vaksinasi berperan dalam memperlambat risiko infeksi Covid-19. Tenaga kesehatan yang divaksinasi lengkap relatif memiliki ketahanan yang lebih lama untuk tidak terinfeksi Covid-19 dibandingkan tenaga kesehatan yang belum divaksinasi,” jelas Dokter Nadia.Efektifitas vaksin juga diperkuat dengan data pada periode April-Juni 2021, di mana ada 474 tenaga kesehatan yang dirawat karena tertular Covid-19. Namun, tenaga kesehatan yang divaksinasi lengkap tidak banyak yang dirawat. Jumlah tenaga kesehatan yang dirawat berkurang hingga 6x lebih rendah yakni turun dari 18% ke 3,3%.Data juga menunjukkan lama perawatan tenaga kesehatan yang divaksinasi relatif lebih singkat yaitu 8 hingga 10 hari dibandingkan tenaga kesehatan yang belum divaksinasi, yaitu 9-12 hari. Dari total Tenaga Kesehatan yang dirawat (2,3%), memerlukan perawatan intensif di ICU. Mayoritas tenaga kesehatan (91%) yang memerlukan perawatan intensif adalah tenaga kesehatan yang belum divaksinasi atau baru mendapatkan vaksinasi dosis pertama.Walaupun sudah divaksinasi, Dokter Nadia berpesan agar masyarakat tetap melaksanakan protokol kesehatan mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak (3M).“Karena kemungkinan kita untuk terpapar virus akan tetap ada namun kemungkinan untuk penderita gejala parah akan semakin kecil,” terang Dokter Nadia.