KBRT – Di tengah deretan peserta dewasa yang sibuk menyiapkan mobil Tamiya Mini 4WD mereka, sosok kecil bernama Ibrahim Manggala Refinanda mencuri perhatian. Bocah kelas 5 SD asal Desa Pogalan, Kecamatan Pogalan, itu menjadi satu-satunya peserta muda dalam ajang Tamiya 4WD Open Race 2025 Trenggalek.
Meski bersaing dengan para peserta yang jauh lebih tua, Ibe—sapaan akrabnya—tampak percaya diri. Ia menyiapkan mobil Tamiya miliknya dengan cekatan, dibantu satu rekan timnya.
“Mulai ikut main Tamiya sejak kelas 4 SD, sekarang sudah bisa sedikit-sedikit ngerakit sendiri,” ujar Ibe dengan wajah semangat.
Momen menegangkan terjadi saat mobil Tamiya milik Ibe keluar lintasan dan disoraki peserta lain. Namun bocah ini tetap tenang dan terus berusaha memperbaiki mobilnya. Sebagian besar peserta dalam ajang ini merupakan pria dewasa yang ingin bernostalgia dengan mainan masa kecil mereka.
Panitia kegiatan, Eka Kurniawan, menjelaskan bahwa lomba ini digelar untuk menghidupkan kembali minat terhadap permainan Tamiya di tengah gempuran gawai modern.
“Event ini untuk membangkitkan kembali hobi Tamiya yang mulai ditinggalkan. Harapannya anak-anak sekarang juga bisa ikut mengenal permainan kreatif ini,” jelas Eka.
Ibe sendiri mengaku sudah tiga kali mengikuti lomba balap Tamiya. Salah satunya bahkan berhasil ia menangi di tingkat lokal yang digelar di salah satu kedai kopi di pusat kota Trenggalek.
“Suka karena seru. Bisa ngerakit, bisa balapan, apalagi kalau menang rasanya bangga. Bagian yang paling susah ya merakitnya, kalau dari nol masih belum bisa, cuma bantu-bantu saja,” katanya polos.
Dengan dukungan penuh dari orang tuanya, Ibe kini memiliki lima unit mobil Tamiya dan bertekad terus menekuni hobinya.
“Iya orang tua saya mendukung hobi saya, sekarang punya lima Tamiya,” tuturnya.
Rekan satu timnya, Alwandya Haryo Bismoko (24), atau Bismo, mengaku senang bisa berpasangan dengan Ibe. Ia teringat masa kecilnya ketika bermain Tamiya di sekitar Alun-alun Trenggalek.
“Kalau Mini 4WD itu sebenarnya sama kayak Tamiya biasa, tapi bedanya di kualitas dan komponennya. Yang Mini 4WD ini semua pakai part ori dari brand Jepang Tamiya, jadi hasilnya lebih halus dan presisi,” jelas Bismo.
Menurutnya, satu unit Tamiya Mini 4WD bisa menghabiskan biaya sekitar Rp1 juta hingga Rp2 juta, tergantung jumlah komponen orisinal yang digunakan.
“Kalau total habis berapa enggak dihitung, ya namanya hobi. Tapi yang banyak itu sparepart-nya,” ujarnya sambil tertawa.
Lebih lanjut, Bismo menyebut komunitas Tamiya di Trenggalek kini semakin berkembang dan mulai digandrungi anak muda. Ia berharap suatu saat bisa membawa hobinya ini ke ajang tingkat nasional.
“Buat saya Tamiya ini bukan cuma hobi, tapi karya. Main bareng anak-anak juga enggak gengsi, malah senang. Jadi bukan cuma bapak-bapak nostalgia saja yang ikut main,” ungkapnya.
Kabar Trenggalek - Sosial
Editor:Zamz









