Hutan Kedungsigit Sering Digarong Blandong, Masyarakat Ungkap Keresahan
Kabar Trenggalek - Keresahan masyarakat Desa Kedungsigit akan pencurian kayu mencuat di hadapan publik. Keresahan itu diungkapkan saat Pawai 1000 Lodho, Senin (22/08/2022).Tak ayal, maket pada acara peringatan kemerdekaan Ke-77 Republik Indonesia bertulis 'Selamatkan Hutan Kami' (21/08/2022) diarak keliling kampung.Maket bertulis 'Selamatkan Hutan Kami' itu merupakan penampilan dari RT 28, Dukuh Tenggong. Kampanye itu juga diiringi oleh tari-tarian dari perempuan yang memakai baju sinden.Kampanye 'Selamatkan Hutan Kami'' menjadi peringatan khusus atas insiden pembalakan liar (blandong) yang kerap terjadi di wilayah hutan Kedungsigit, Kecamatan Karangan, Kabupaten Trenggalek.[caption id="attachment_10330" align=aligncenter width=1080] Kayu sonokeling yang terancam pembalakan liar/Foto: Dokumen istimewa[/caption]Berdasarkan pantauan Kabar Trenggalek, pembalakan liar di Kedungsigit jenis kayunya tak main-main, yaitu kayu sonokeling yang termasuk appendix II. Artinya kayu yang akan terancam punah apabila perdagangan terus berlanjut tanpa adanya pengaturan.Kondisi tersebut membuat warga resah hingga terus melakukan pemantauan setiap malam. Arys Widagdo, Kepala Desa Kedungsigit, mengungkapkan bahwa kampanye itu bukan tanpa alasan.Arys sebagai Kepala Desa juga memiliki keresahan. Menurutnya, blandong itu berdampak pada keselamatan masyarakat. Jika hutan Kedungsigit gundul, masyarakat khawatir akan terjadinya bencana tanah longsor."Masyarakat trauma kejadian belasan tahun lalu, kondisi hutan gundul dan mengakibatkan tanah longsor," ungkap Arys.Dengan kondisi tersebut, warga Kedungsigit berusaha melakukan pencegahan longsor dengan melakukan penanaman. Sebab, warga Kedungsigit ingin terus melestarikan wilayah hutan.[caption id="attachment_18766" align=aligncenter width=1280] Warga kampanye hutan Kedungsigit yang terancam blandong/Foto: Kabar Trenggalek[/caption]“Perjuangan melestarikan hutan itu berdasarkan cerita sesepuh warga yang terlibat dalam hal reboisasi. Makanya, sekuat tenaga akan menjaga kondisi hutan agar bencana itu tidak terjadi lagi,” jelas Aris.Menurut catatan Arys blandong itu terjadi lagi pada 2021. Kini, tersangka blandong tengah mengalami masa hukuman dan pada awal tahun 2022 kemarin. Ia ditangkap akibat melakukan pembalakan liar di hutan kedungsigit.Arys menyampaikan, dengan adanya kampanye 'Selamatkan Hutan Kami' dalam acara tersebut, diharapkan antar warga sadar akan pentingnya pohon yang ada di hutan, sehingga tidak asal potong."Pada momen ini dan antusiasme pengunjung juga banyak, pantaslah masyarakat mengungkapkan kesedihannya," ujar Arys.
Kabar Trenggalek Hadir di WhatsApp Channel Follow