Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Gus Iqdam Ngaji di Trenggalek Membedah Resep Bahagia, Ini Ulasannya

  • Sabtu, (25/11/2023) Gus Iqdam ngaji di Trenggalek, bertempat di area makam Mbah Asnawi, kakek buyutnya asal Trenggalek.
  • Dalam pengajian itu, Gus Iqdam membedah resep hidup bahagia yang dikutip dari Tafsir al-Qurthubi, kitab yang ditulis oleh Abu 'Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Abu Bakr Al-Anshari al-Qurthubi (Imam al-Qurthubi).

Area pemakaman di RT 03/RW 01 Desa Kedunglurah, Kecamatan Pogalan, Kabupaten Trenggalek, menjadi ramai pada Sabtu, (25/11/2023) malam. Kontras dari kondisi biasanya yang sepi dan terkesan seram bagi sebagian orang.

Warga yang berduyun-duyun ke area makam itu untuk menyaksikan pengajian dai kondang asal Srengat, Blitar, yakni Muhammad Iqdam atau Gus Iqdam.

Pengajian itu bertajuk "Superkirun Bersholawat bersama Gus Iqdam" dalam rangka peresmian taman desa dan Balai Rakyat Desa Kedunglurah. Uniknya, tempat pengajian kali ini berada di area pemakaman Mbah Asnawi, kakek buyut Gus Iqdam di Trenggalek.

Dalam pengajian itu, Gus Iqdam tak hanya mengajak warga bersholawat bersama. Melainkan membagikan resep hidup bahagia yang ia kutip dari kitab Tafsir al-Qurthubi, yang ditulis oleh Imam Al-Qurthubi.

Perlu diketahui, Imam al-Qurthubi memiliki nama asli Abu 'Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Abu Bakr Al-Anshari al-Qurthubi. Yang merupakan ahli hadis dan mufassir atau penafsir Al Quran asal Andalusia, Spanyol. Hidup tahun 1214 - 1273 masehi.

Adapun resep hidup bahagia yang dibagikan Gus Iqdam dalam pengajiannya di Trenggalek sebagai berikut.

1. Rezeki yang Halal

Resep hidup bahagia pertama yang dibedah Gus Iqdam adalah rezeki yang halal. Ia memaparkan, rezeki yang halal membuat hidup menjadi bahagia dan berkah.

Tak hanya itu, rezeki yang halal dapat mempermudah segala urusan, keluarga penuh sakınah, mawaddah, dan warahmah. Banyak sekali manfaat dari rezeki yang halal.

Oleh karena itu, Gus Iqdam juga mengajak para jamaah yang hadir di pengajiannya untuk berupaya mendapatkan rezeki halal. Selain dengan berusaha secara fisik, Gus Iqdam menyarankan untuk meminta rezeki halal kepada Allah SWT lewat do'a.

2. Qana'ah atau Menerima Takdir

Resep selanjutnya untuk hidup bahagia adalah dengan qana'ah atau menerima takdir. Menerima takdir ini dalam adagium masyarakat Jawa adalah nerimo ing pandum.

Menerima takdir ini susah-susah gampang. Lantaran secara teori mudah dikatakan, namun sulit dilaksanakan. Oleh karena itu, Gus Iqdam membagikan cara agar bisa hidup qana'ah.

Gus Iqdam mengutip hadist Nabi Muhammad SAW yang berbunyi sebagai berikut:

انظروا إلر من اسفل منكم . ولا تنظروا إلرهو فوقكم . فهو الجدران لا تزور وا نعمة الله عليكم

"Artosipun delengen wong ing ngisormu, ojo nyawang wong sing ono ing nduwurmu. Ben ora nyepelekake nikmate Allah marang panjenengan. [Artinya, lihatlah orang yang nasibnya di bawahmu, jangan malah melihat yang di atasmu. Agar kamu tidak menyepelekan nikmat Allah SWT yang telah diberikan]," ucap Gus Iqdam.

3. Taat Kepada Allah SWT

Resep hidup bahagia yang ketiga adalah taat kepada Allah SWT. Taat kepada Allah SWT maksudnya menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya.

Gus Iqdam mengajak jamaah untuk memanfaatkan segala aspek dalam hidup untuk taat kepada Allah SWT. Termasuk harta benda, tenaga, dan usia yang masih muda.

Jika sudah pada fase taat, orang akan merasakan nikmatnya beribadah kepada Allah SWT dan manisnya keimanan. Ada tiga tipikal orang yang bisa mendapatkan manisnya keimanan.

Pertama, orang yang lebih mencintai Allah SWT dan Rasul-Nya dibanding lainnya. Kedua, orang yang mencintai seseorang karena Allah SWT. Ketiga adalah orang yang membenci untuk kembali kepada kekufuran sebagaimana benci dimasukan ke neraka.

Gus Iqdam menegaskan, ketika tiga hal itu telah dijalankan, Allah SWT akan memberikan kebahagian dalam hidup di dunia dan di akhirat.

Dalam pengajian itu Gus Iqdam tidak terlalu banyak memberikan ceramah pada jamaah. Alasannya, ia sungkan dan takut su'ul adab pada kakek buyutnya, yakni Mbah Asnawi.

"Wis ngono ae ora usah akeh-akeh, selak sungkan aku karo mbahku. [Sudah begitu saja tidak usah banyak-banyak, keburu sungkan saya dengan mbah saya]," terang Gus Iqdam sembari diikuti guyonan.

Demikian ulasan tentang resep bahagia yang Gus Iqdam bedah bersama jamaah dalam pengajiannya di Trenggalek. Semoga artikel ini bisa bermanfaat dan mendatangkan barokah, baik pada pembaca dan penulis.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan *