Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Login ke KBRTTulis Artikel
ADVERTISEMENT
SABGamehouse

Gaplek Trenggalek Anjlok: Hujan di Musim Kemarau Bikin Harga Terkapar

  • 04 Sep 2025 16:00 WIB
  • Google News

    KBRT – Cuaca cerah yang konsisten dalam sepekan terakhir memberi angin segar bagi produsen gaplek di Kabupaten Trenggalek. Sebelumnya, hujan yang turun di musim kemarau membuat bahan baku singkong sulit kering dan menurunkan kualitas gaplek.

    Akibat hujan, singkong yang gagal kering menghasilkan gaplek berasa apek dan tidak layak konsumsi. Kondisi itu memaksa produsen menjual gaplek sebagai pakan ternak dengan harga lebih rendah.

    “Kemarin karena sering turun hujan, gaplek banyak yang rusak, rasanya menjadi apek dan terpaksa dijual untuk pakan ternak dengan harga turun setengah,” ujar Parjan (56), produsen gaplek asal Desa Pogalan, Kecamatan Pogalan.

    Menurut Parjan, harga normal gaplek mencapai Rp 10.000 per kilogram. Namun, jika rusak, harganya hanya laku Rp 5.000–Rp 6.000. Gaplek rusak biasanya dibeli peternak dari Tulungagung untuk pakan babi maupun unggas.

    “Kemarin ada sekitar 160 kilo lebih yang rusak dan sudah dijual dengan harga Rp 6.000,” katanya.

    Parjan menjelaskan, dalam sekali produksi ia bisa mengolah hingga 50 kilogram singkong dengan tingkat penyusutan sekitar 40 persen. Hampir setiap rumah di lingkungannya telah memproduksi gaplek sejak zaman nenek moyang, dan semakin berkembang sejak pembukaan lahan besar-besaran di era Presiden Abdurrahman Wahid.

    ADVERTISEMENT
    Migunani

    “Singkong yang saya buat gaplek itu asalnya dari hasil tanaman saya sendiri. Karena kalau dijual langsung juga sangat murah,” jelasnya.

    Parjan mengaku khawatir kualitas gaplek yang rusak bisa merusak pasar dan menurunkan reputasi produsen. Saat ini, harga gaplek di tingkat produsen turun dari Rp 12.000 pada bulan lalu menjadi Rp 10.000 per kilogram.

    “Ya harga dari sini maksimal segitu. Kalau di pasaran satu kilo bisa Rp 14.000 sampai Rp 15.000 karena sudah lewat beberapa tangan,” katanya.

    Dalam setahun, Parjan bisa memproduksi gaplek dari panen singkong pada Juni hingga Oktober. Tahun ini, cuaca ekstrem sempat menyulitkan proses pengeringan, berbeda dengan tiga tahun lalu ketika harga gaplek di tingkat produsen bisa mencapai Rp 15.000.

    “Kalau di bulan-bulan ini warga yang produksi gaplek selalu sibuk. Karena total proses produksi dari singkong menjadi gaplek bisa sampai 10 hari jika cuaca normal,” katanya.

    Kawan Pembaca, Terimakasih telah membaca berita kami. Dukung Kabar Trenggalek agar tetap independen.

    Kabar Trenggalek - Ekonomi

    Editor:Zamz