KBRT – Elang, Pelajar Trenggalek Lolos OSN Nasional. Sejak duduk di bangku SD, Muhammad Elang Yunargareth Alano (14) sudah akrab dengan panggung lomba. Hampir ratusan kali ia mengikuti kompetisi, dari tingkat Kabupaten hingga Nasional. Meski tak selalu meraih juara pertama, deretan piala dan sertifikat sudah memenuhi rumahnya.
Namun, perjalanan Elang tak selalu mulus. Segudang prestasi itu ternyata tak bisa mengantarkannya masuk ke SMP impian lewat jalur prestasi. Ia akhirnya diterima melalui jalur zonasi.
Tak disangka, justru dari jalur inilah perjalanannya membawa nama Kabupaten Trenggalek di panggung Olimpiade Sains Nasional (OSN). Kini, Elang tercatat sebagai satu-satunya wakil Trenggalek yang berhasil menembus babak semifinal.
“Dulu pas SD pernah juara 1 lomba bahasa Inggris tingkat nasional di Taman Pintar Jogja tanggal 23 Desember 2018. Kalau kabupaten pasti banyak jumlahnya hampir ratusan karena sudah sering ikut lomba dari kelas 3 SD,” kenangnya.
Antara Bahasa Inggris, Matematika, dan IPS
Sejak kecil, Elang sudah tertarik pada bahasa Inggris dan Matematika. Ia tak pernah menyangka bisa melaju jauh lewat bidang IPS. Saat duduk di bangku SMP, Elang tetap rajin mengikuti berbagai kompetisi akademik, mulai dari olimpiade hukum hingga lomba bahasa Inggris.
“Di 19 Februari 2025, saya ikut olimpiade Sosial Hukum di SMA 1 Karangan dan dapat juara 2. Lalu di awal bulan Juni saya ikut Olimpiade Bahasa Inggris di SMK Telkom Malang dan dapat juara harapan 1,” ujarnya.
Pada 10 Agustus 2025 lalu, ia kembali mencoba peruntungan di Olimpiade IPS Nasional di Universitas Malang, meski harus terhenti di babak 15 besar. Justru dari pengalaman itu, Elang makin termotivasi.
“Awalnya nggak terlalu niat ngikutin OSN IPS, cuma penasaran aja. Waktu kelas 7 ikut lomba matematika tapi hanya sampai kabupaten, karena matematika sesulit itu, akhirnya jadi minat coba IPS yang lebih enak,” kata Elang sambil tersenyum.
Belajar, Ibadah, dan Waktu Bermain
Elang mengaku keberhasilannya tak lepas dari latihan intensif dan doa. Namun, ia menepis anggapan bahwa siswa berprestasi harus mengorbankan seluruh waktu bermain.
“Tidak, saya itu masih memiliki banyak waktu bermain. Bahkan kalau rebahan atau bermain game saya juga masih hobi. Tapi kalau waktunya belajar ya tetap belajar,” katanya diikuti tawa kecil.
Ibunda Elang, Yuyun Sugiarti (46), menyebut sejak TK, putranya sudah menunjukkan minat belajar. Uniknya, Yuyun tidak pernah mendampingi langsung. Elang selalu punya inisiatif belajar, apalagi jika ada hadiah kecil sebagai apresiasi.
“Saya tekankan untuk semua anak-anak saya selain mencapai cita-cita, juga agar menjaga ibadah, adab, dan sopan santun. Karena soal adab dan ibadah tidak bisa diperoleh dari didikan pelajaran sekolah saja,” tutur Yuyun.
Elang pun mengamini pesan ibunya. Menurutnya, prestasi akademik dan cita-cita tidak boleh mengesampingkan aspek spiritual. Ia bahkan punya pengalaman berkesan sebelum seleksi OSN tingkat Provinsi.
“Sebelum lomba dimulai, malam harinya saya pertama kali shalat tahajud dan berdoa untuk dilancarkan waktu perlombaan. Nah, waktu lomba saya terkejut karena rasanya soal-soal di Provinsi lebih mudah daripada di Kabupaten. Dan saya selesainya cukup cepat juga,” kenangnya.
Kini, Elang membawa harapan baru. Dari jalur zonasi yang sempat membuatnya pesimis, ia justru menjadi kebanggaan Trenggalek. Perjalanannya membuktikan, bahwa perjuangan, doa, dan konsistensi bisa membawa siapa saja ke panggung prestasi.
Kabar Trenggalek - Feature
Editor:Zamz