Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Login ke KBRTTulis Artikel
ADVERTISEMENT
SABGamehouse

Cuaca Tak Menentu, Petani Jagung Kehilangan Setengah Hasil Panen

  • 28 Aug 2025 20:00 WIB
  • Google News

    KBRT - Hujan yang masih kerap turun pada musim kemarau di Kabupaten Trenggalek, memberikan dampak serius bagi para petani jagung.

    Tanaman yang idealnya tumbuh dengan sinar matahari yang cukup banyak ini, tak bisa tumbuh maksimal lantaran hujan kemarau basah yang sering kali mengguyur Kabupaten Trenggalek.

    “Kalau jagung saya ini kurangnya ya setengah lebih kira-kira, tumbuhnya jagung sudah tidak normal karena sering kehujanan,” ujar Mukrom (48), petani jagung asal Desa Ngadirenggo.

    Mukrom mengatakan, tidak banyak dari petani di sekitarnya yang menanam jagung. Sawah milik Mukrom yang sulit mendapatkan irigasi seperti sawah-sawah lain, memaksanya menanam jagung.

    Seluas 90 ru, sawah miliknya kini telah ditumbuhi jagung dengan usia sekitar 100 hari. Tetapi sebagian besar jagungnya tidak mampu tumbuh tinggi, bahkan besaran buahnya banyak yang tidak sama.

    “Banyak yang akarnya tidak kuat dan roboh, makanya batang bagian atasnya saya potong agar tidak semakin banyak yang rubuh,” lanjutnya.

    Mukrom menjelaskan, lahan jagung miliknya bisa menghasilkan lebih dari 5 kwintal jagung pipik kering dalam keadaan normal.

    Namun, pada panen yang diperkirakannya akan dilakukan pada 2 minggu mendatang, Mukrom akan kehilangan setengah dari hasil panen biasanya.

    ADVERTISEMENT
    Migunani

    “Semoga tidak selalu hujan lagi, takutnya semakin banyak tanaman yang rubuh,” kata dia.

    Kendati demikian, Mukrom masih merasa lega karena ia telah melakukan tanam lebih dahulu. Karena, ia mengetahui masuh banyak petani yang baru melakukan tanam pada minggu-minggu ini.

    Bagi petani yang baru melakukan tanam, Mukrom khawatir akan tiba musim hujan terlebih dahulu sebelum panen tiba.

    Jagung yang usianya 3 bulan apabila ditanam di akhir Agustus maka bisa diperkirakan akan panen di akhir November. Padahal pada umumnya bulan Oktober sudah kembali memasuki musim hujan.

    “Jika saat ini tanamnya terlambat, bunganya gagal menyerbuk karena sering hujan. Tongkol jagung menjadi tidak berisi sempurna,” kata Mukrom.

    Robohnya tanaman jagung milik Mukrom, dijelaskannya karena akar dan batangnya membusuk karena sebab yang sama.

    “Kemarin setelah panen padi, saya kebingungan karena sawah saya sulit dapat irigasi, di bawah jagung sebagian mulai saya tanami cabai agar menambah penghasilan,” ujar dia.

    Kawan Pembaca, Terimakasih telah membaca berita kami. Dukung Kabar Trenggalek agar tetap independen.

    Kabar Trenggalek - Peristiwa

    Editor:Zamz