Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Cerita Mbah Lamijan: Kakek di Trenggalek yang Rela Pindah Rumah Demi Berdirinya Mushola

Kabar Trenggalek - Kakek di Trenggalek rela memberikan sebidang tanah rumahnya demi berdirinya Mushola. Mbah Lamijan namanya. Ia adalah pria berusia 78 tahun dan memiliki tiga anak. Sehari-hari, Mbah Lamijan bekerja sebagai petani dan perajin bata di Desa Ngentrong, Kecamatan Karangan, Trenggalek, Senin (11/10/2021).Mbah Lamijan bercerita, tujuannya mewakafkan tanahnya untuk Mushola itu karena ia memilki keinginan supaya tanahnya bisa digunakan sebagai sarana ibadah warga sekitar."Nggeh ngoten niku, tujuan kula pengin ndamel mushola. Senajan kula piyambak pindah griyo,". ["Ya seperti itu, tujuan saya ingin membuat Mushola. Walaupun saya sendiri harus berpindah rumah,"] ujar Mbah Lamijan.Setelah mewakafkan sebidang tanah rumahnya, Mbah Lamijan saat ini tinggal di gubuk kecil. Mbah Lamijan mendapatkan subsidi bedah rumah dari Badan Amil Zakat Nasional (BazNas) Trenggalek pada tahun 2021.Baca juga: Menikmati Sensasi Ayam Ungkep Mbah Wandi, Masakan Khas Pule Trenggalek"Dulu saya rumahnya yang di Mushola itu, kemudian tanah saya wakafkan, saya pindah di sebelah Mushola. Gubuk kecil itu," ujar Mbah Lamijan sambil menunjukkan mushola dan gubuk kecil yang ia tinggali saat ini.Fatkul Munit, Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda (GP) AnsorKarangan, mengatakan subsidi bedah rumah tersebut memang sudah menjadi sepantasnya diberikan kepada Mbah Lamijan.[caption id="attachment_3934" align=aligncenter width=1000]Mbah Lajiman memandang sebidang tanah yang ia wakafkan untuk berdirinya Mushola. Mbah Lajiman memandang sebidang tanah yang ia wakafkan untuk berdirinya Mushola/Foto: Kabar Trenggalek[/caption]"Saya dengar cerita loyalitas Mbah Lamijan tinggi. Sampai memberikan tanah untuk dibangun Mushola dan rela dirinya pindah rumah dengan seadanya," jelas Munit.Munit menambahkan, progam bedah rumah tersebut merupakan kolaborasi antara GP Ansor Karangan bersama Baznas Trenggalek, sebagai wujud untuk membantu warga yang kurang mampu.Baca juga: Menikmati Kesejukan Wisata Kali Temon TrenggalekSubsidi bedah rumah itu digunakan sebagai belanja material untuk membangun gubuk kecil. Sedangkan untuk tenaga tukang menjadi gotong royong masyarakat sekitar."Untuk bedah rumah yang dilakukan di Mbah Lamijan ini hanya subsidi dan untuk tenaga nantinya akan dilakukan gotong royong," tandasnya.Gubuk kecil di RT 07 RW 02, Desa Ngentrong, menjadi saksi perjuangan Mbah Lamijan yang dari kecil menjadi perajin bata.Mbah Lamijan berkata, "Alhamdulilah, dan saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut gotong royong membantu saya saat ini".