Kabar Trenggalek - World Suicide Prevention Day (WSPD) atau Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia jatuh pada tanggal 10 September. Pertama kali diadakan dan digagas pada 2003 oleh Association for Suicide Prevention (IASP). Hari pencegahan bunuh diri di dunia digagas untuk mempromosikan tindakan untuk mencegah bunuh diri di seluruh dunia.
World Health Organization (WHO) juga ikut berkontribusi untuk mensponsori acara ini dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran bahwa bunuh diri dapat dicegah, dan memberikan edukasi pencegahan seputar bunuh diri, serta mengajak pemimpin-pemimpin negara untuk membangun kebijakan politik nasional dalam pencegahan bunuh diri.Berbagai cara dan kegiatan dilakukan untuk mengingatkan bahwa bunuh diri sebagai penyebab utama kematian yang dapat dicegah. Temuan penelitian yang dilakukan oleh Evans, Hawton, Rodham, dan Deeks menyatakan bahwa 10% dari remaja telah melakukan bunuh diri yang sebelumnya terdapat 30% dari mereka memiliki pemikiran tentang bunuh diri (
suicidal thought).
Suicidal thought dianggap sebagai pemikiran awal tentang bunuh diri yang kemudian dicoba dan diakhiri dengan percobaan bunuh diri. Pemikiran tentang bunuh diri ini merupakan masalah serius yang perlu diatasi dan tidak bisa disepelekan.
Baca juga: Pemuda Trenggalek Bunuh Diri saat Sendirian di RumahMenurut data yang dikemukakan oleh
World Health Statistic (WFH) jumlah kematian akibat bunuh diri di dunia hampir mendekati 800.000 kasus, yang artinya terdapat 1 kasus kematian akibat bunuh diri dalam 40 detik.Setiap kasus bunuh diri yang terjadi merupakan tragedi yang mempengaruhi keluarga, teman, dan orang terdekat dan berakibat jangka panjang bagi seseorang yang ditinggalkan. Oleh karena itu, kita butuh memahami lebih dalam mengenai
suicidal thoughts dengan mempelajarinya.
Suicidal thought adalah
pikiran seseorang tentang bagaimana untuk membunuh dirinya sendiri berupa rencana rinci ataupun pertimbangan sekilas. Menurut Verty Sari Pusparini, M.Psi,
suicidal thoughts terbagi menjadi dua, yaitu, ide pasif dan ide aktif. Ide pasif ialah terdapat keinginan untuk mengakhiri hidup tetapi tidak ada rencana. Sedangkan, ide aktif yaitu terdapat komitmen atau rencana yang dilakukan untuk melakukan bunuh diri.Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh University of Washington pada tahun 2019,
suicidal thought adalah faktor pendorong yang tinggi terhadap terjadinya tindakan bunuh diri yang dilakukan oleh individu. Dalam beberapa kasus
suicidal thoughts bersifat sementara dan dapat ditangani. Tetapi, dalam kasus lainnya,
suicidal thought ini bisa mengantarkan individu untuk melakukan percobaan tindakan bunuh diri.
Baca juga: Menelusuri Masalah Pendataan Warga Penerima Bansos Covid-19 di Trenggalek[caption id="attachment_8180" align=aligncenter width=640]
Ilustrasi saling menguatkan satu keluarga/Foto: Pixabay[/caption]
Kenapa Seseorang Dapat Mengalami Suicidal Thoughts?
Keinginan untuk melakukan bunuh diri biasanya dilakukan oleh individu yang merasa dirinya tidak mampu untuk menyelesaikan masalahnya atau situasi-situasi yang dialaminya dalam menjalani kehidupan. Selain itu, kondisi seseorang dapat mengalami
suicidal thoughts dapat disebabkan karena depresi dan stress dalam suatu fase kehidupan.Terdapat penelitian yang menjelaskan bahwa
faktor genetik juga memiliki keterkaitan dengan suicidal thought pada seseorang. Selain itu terdapat faktor risiko yang dapat berpengaruh dalam munculnya
suicidal thoughts, yaitu riwayat keluarga pernah bunuh diri, tidak puas dengan pekerjaan, merasa terkungkung, konsumsi alkohol atau obat terlarang berlebihan, pernah mengalami kekerasan, kerap menyaksikan kekerasan, terdiagnosa menderita penyakit serius, dan menjadi korban perundungan (
bullying).Untuk mengatasi
suicidal thoughts kita perlu mengetahui gejalanya terlebih dahulu. Terdapat gejala terkait munculnya
suicidal thought, yaitu:
- Timbul perasaan terjebak dan putus asa.
- Mengalami kecemasan yang tinggi.
- Mengalami perubahan mood yang dramatis.
- Terjadinya perubahan rutinitas dan pola tidur.
- Mengkonsumsi obat dan alkohol berlebih.
- Depresi dan memiliki serangan panik (panic attack).
- Mengalami gangguan konsentrasi dan mengisolasi diri.
- Banyak melakukan gerakan indikasi kecemasan seperti mondar-mandir di sekitar ruangan,
- Meremas-remas tangan seseorang, dan tindakan lain seperti mengucapkan selamat tinggal kepada orang-orang seolah itu adalah momen terakhir untuknya.
- Sering membicarakan tentang bunuh diri.
- Sering mengungkapkan penyesalan tentang hidup.
- Sering berbicara tentang merasa kesepian.
- Tidak memiliki alasan untuk hidup.
- Mencari cara untuk membeli barang yang berbahaya.
- Makan tidak teratur hingga berat badan turun drastis.
- Menghindari interaksi sosial.
- Merasa terus menerus cemas, dan berbicara tentang bunuh diri sebagai jalan keluar.
Baca juga: Syarat Bagi Masyarakat yang Ingin Melakukan Perjalanan Selama Nataru 2022Setelah mengetahui gejala-gejala munculnya
suicidal thought. Kita akan membahas bagaimana cara mencegah dan menanganinya. Terdapat beberapa cara lain yang dapat dilakukan untuk
mencegah atau membantu menurunkan risiko pemikiran bunuh diri, yaitu:
- Mengikuti pengobatan rutin bagi seseorang yang mempunyai penyakit.
- Menghindari alkohol dan obat-obatan terlarang.
- Mencoba untuk tetap terhubung dengan dunia luar dan bersosialisasi dengan teman-teman.
- Melibatkan keluarga dalam setiap permasalahan, karena keluarga merupakan sumber dukungan yang paling utama.
- Hilangkan akses pada metode bunuh diri, seperti menjauhi benda-benda tajam dan lainnya yang dapat meningkatkan keinginan bunuh diri.
[caption id="attachment_8181" align=aligncenter width=640]
Ilustrasi saling menguatkan antar orang terdekat/Foto: Pixabay[/caption]
Peran Orang Terdekat
Peran orang terdekat sangat penting untuk mencegah dan mengurangi kasus bunuh diri. Penting bagi kita untuk mengetahui faktor risiko serta tanda-tanda percobaan bunuh diri yang muncul pada diri seseorang yang telah kita bahas diatas. Jika kamu mendapati anggota keluarga atau kerabat memiliki tanda-tanda keinginan melakukan bunuh diri, pencegahan yang dapat kamu lakukan yang telah dilansir Alodokter yaitu:
- Menjadi pendengar yang baik
- Mendengarkan dengan seksama sekaligus mempelajari apa yang dia pikirkan dan rasakan.
- Membantu dia dalam mengatasi depresi yang dialami.
- Jangan ragu untuk menanyakan padanya tentang adanya keinginan untuk bunuh diri.
- Jangan ragu untuk mengekspresikan rasa sayang, baik dalam bentuk perbuatan maupun kata-kata.
- Jangan mengabaikan perasaan dia terhadap suatu hal, meski hal itu sepele atau mudah untuk diselesaikan.
- Sebisa mungkin jauhkan barang-barang yang dapat digunakan untuk bunuh diri, misalnya senjata tajam.
- Memberikan motivasi dan dukungan
Baca juga: Informasi Penutupan Jalan dan Larangan saat Perayaan Tahun Baru 2022 di TrenggalekJika kamu merasakan gejala depresi, memiliki perasaan bunuh diri, atau mengetahui orang yang sedang dalam pikiran bunuh diri, hubungi
call center polisi di
110 atau layanan kesehatan jiwa milik Kemenkes pada nomor
119 atau
118. Selain itu kamu juga bisa menghubungi lembaga yang menyediakan layanan konseling untuk pertolongan pertama, misalnya:
- Lembaga Yayasan Pulih yang menyediakan layanan konseling
- RSJ Marzoeki Mahdi Bogor 0251-8310611, petugas psikolog dan psikiater profesional dari RSJ akan memberikan layanan 24 jam.
- Layanan kesehatan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) juga memfasilitasi warga Indonesia yang membutuhkan layanan konsultasi kesehatan mental, misalnya depresi.
- Puskesmas di Jakarta dan sekitarnya yang memiliki layanan psikologi, dan Rumah Sakit.
- Yayasan Pulih juga menyediakan Layanan Konseling untuk Pemulihan Trauma & Penguatan Psikososial melalui Whatsapp: 081 1843 6633
Tulisan ini pertama kali ditulis oleh Erisca Melia Safitri dan dimuat di
yayasanpulih.org dengan judul "
Mengenal Suicidal Thought dan Peran Terbaik Orang Dekat". Tulisan ini dimuat ulang di kabartrenggalek.com untuk tujuan edukasi.Baca juga tulisan lainnya di kabartrenggalek.com tentang
KESEHATAN:Pemuda Trenggalek Bunuh Diri saat Sendirian di Rumah