KBRT – Realisasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Trenggalek masih jauh dari target. Dari total 174.115 penerima yang terdaftar, baru 51.621 sasaran yang sudah mendapatkan layanan.
Artinya, capaian pemenuhan MBG baru menyentuh angka 29 persen. Kondisi itu disampaikan Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Trenggalek, Saeroni.
Menurutnya, dari 60 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang terdaftar, hanya 16 unit yang saat ini benar-benar beroperasi.
“(SPPG) yang sudah operasional hampir menyeluruh di kecamatan, hanya ada 4 kecamatan yang belum yaitu Kecamatan Bendungan, Pule, Suruh, dan Karangan. Kendala yang belum operasional mungkin sedang persiapan terkait peralatan, gedungnya, ketenagaan gizinya, atau hal lainnya,” kata Saeroni.
Program MBG di Trenggalek menyasar anak-anak PAUD, SD, SMP, SMA, hingga ibu hamil dan menyusui. Kecamatan Trenggalek menjadi wilayah dengan sasaran terbanyak karena jumlah sekolahnya paling tinggi dibanding daerah lain.
Setiap SPPG di Trenggalek rata-rata melayani sekitar 3.000 penerima. Di Kecamatan Tugu, satu SPPG bisa melayani hingga 3.310 penerima, sedangkan di Kecamatan Trenggalek melayani rata-rata 2.985 penerima.
Lebih lanjut, Saeroni menambahkan, pembentukan SPPG tidak melalui pemerintah kabupaten. Proses pendaftaran dilakukan langsung oleh mitra SPPG ke Badan Gizi Nasional (BGN).
Sementara itu, Pemkab Trenggalek hanya memiliki kewenangan dalam fungsi pengawasan pelaksanaan program MBG.
Mantan Kepala Dinas Kesehatan itu juga menegaskan, Trenggalek telah membentuk satgas percepatan penyelenggaraan MBG berdasarkan SK Bupati. Tim tersebut bertugas mengantisipasi potensi kejadian luar biasa, termasuk kasus keracunan makanan yang sempat terjadi di sejumlah daerah lain.
“Kita menekan agar SPPG mematuhi petunjuk teknis SOP yang sudah diterbitkan BGN, sehingga yang disajikan benar-benar memenuhi kualitas yang ditetapkan BGN,” ujar dia.
Kabar Trenggalek - Politik
Editor:Lek Zuhri