Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Berawal Kuli Serabutan, Sosok Suspendik Perajin Warangka Keris Trenggalek

Suara alat penghalus kayu terdengar di sela-sela pagi hari di sudut Desa Ngulankulon, Kecamatan Pogalan. Seorang pria sedang asyik dengan kerajinan yang ia tekuni puluhan tahun.Suspendik, perajin warangka keris tersebut menekuni kegiatannya. Kendati, ia tak menduga yang bermula seorang kuli serabutan, kini menekuni membuat wadah senjata warisan leluhur.Tahun 1990 jadi saksi bagi Suspendik. Tiba-tiba dirinya tertarik ketika diperlihatkan sebilah keris koleksi sang ayah. Bersamaan itu, sang ayah mengajarkan bagaimana cara membuat warangka tersebut hingga kerisnya.Sejak situlah secara berangsur dirinya mulai senang akan keberadaan keris hingga ingin mempelajari makna yang terkandung di dalamnya.Proses pembelajaran tersebut dilakukan berdasarkan sisi seni yang terkandung di dalamnya, apalagi dalam membuat kerangka yang memiliki bentuk yang berbeda di setiap daerah tertentu. Dari situlah dirinya mulai terus mempelajari cara membuat warangka tersebut."Untuk mendalami model keris, saya dulu pernah ke Solo dan Yogyakarta melihat pembuatan kerangka. Biar nanti waktu buat tidak salah," terangnya.[caption id="attachment_41921" align=aligncenter width=1280] Proses membuat warangka keris/Foto: Raden Zamz (Kabar Trenggalek)[/caption]Suspendik mulai menguasai bagaimana cara membuat warangka keris yang baik, hingga disukai para pecinta keris lainnya. Sedangkan, tata cara pembuatan warangka keris sendiri dimulai dari mencari bahan baku. Untuk saat ini, paling banyak dirinya menggunakan bahan baku dari kayu sono."Kayu sono itu tekstur kayunya kuat mudah dibentuk, dan bisa tahan lama. Namun, dalam pemilihan kayu tersebut tidak boleh asal, sebab keindahan dan seni warangka keris dilihat dari pola kayu yang menjadi bahan baku. Sehingga setiap kali mencari bahan baku selalu melihat pola serat kayu tersebut," terangnya.Lanjutnya, paling bagus adalah jenis kayu timo. Sebab memiliki pola serat dan warna yang bagus cocok untuk dibuat warangka. Sehingga karya dari kayu tersebut pastinya harganya lebih mahal. Namun sayang, saat itu kayu timo sulit didapat, sehingga kebanyakan warangka dibuat dari bahan kayu sono, kelengkeng, dan jati.Biasa satu buah warangka keris dijual seharga Rp 200 ribu hingga jutaan rupiah. Harga tersebut bisa lebih tinggi tergantung bentuk dan jenis bahan yang digunakan.Tak ayal, harga kerisnya mencapai harga jutaan. Karena, kualitas warangka buatannya sudah diakui oleh pecinta dari luar daerah. Buktinya banyak pecinta dari Solo, Yogyakarta dan sebagainya secara rutin memesan."Dalam pembuatan warangka keris sendiri, hal tersulit adalah bagian membuat pola pada bagian pidakan, ke atas. Karena pada bagian tersebut menentukan ciri khas keris dari daerah mana, seperti Solo, Mataram, dan sebagainya. Sehingga harus jeli dalam mengukirnya," imbuhnya.