Bentangan Bendera Merah Putih Raksasa di Tebing Lingga Trenggalek
Kabar Trenggalek - Bentangan bendera merah putih raksasa jadi momen peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke-77. Hal demikian yang paling berkesan bagi warga Desa Nglebo, Kecamatan Suruh, Kamis (18/09/2022).Tebing Lingga sebagai ikon dari desa itu, tampak lebih indah usai terdapat bendera raksasa yang berhasil dibentangkan.Ketua Pokdarwis Lambang Kuning, Fals Yudistira, mengatakan bendera merah putih berukuran 30 x 20 meter yang dibentangkan dengan ketinggian 360 meter dari permukaan tanah, adalah momen mengukir sejarah bagi Tebing Lingga."Pembentangan bendera untuk HUT RI ke-77 ini merupakan pertama kalinya," ucap Fals.Fals mengatakan, Tebing Lingga sudah lebih dari 20 tahun belum memiliki jalur untuk pemanjat tebing, karena berdasarkan jejak sejarah, tebing ini terakhir dipanjat di era 90-an."Diawali dari orang Perancis, anggota Kopassus. Waktu itu luar biasa penontonnya," ungkapnya.Terinspirasi momen itu, kata Fals, Pokdarwis berniat mengaktifkan Tebing Lingga sebagai sarana olahraga panjat tebing atau sekadar menjadi salah satu destinasi wisata di Kota Alen-Alen Trenggalek.Niatan itu bukan tanpa sebab, menurut Fals, Tebing Lingga adalah sumber daya alam (SDM) yang sempat menjadi mata pencaharian warga. Namun mereka mengambil SDM itu dengan cara mengeksploitasi alam."16 tahun ditambang, sampai tidak ada yang bisa ditambang lagi," kata Fals.Fals menjelaskan, dampak tambang kembali ke warga. Perekonomian warga memburuk karena Tebing Lingga tak lagi bisa dijadikan mata pencaharian."Sebagai warga desa, kami menginisiasi pemulihan ekonomi melalui pengelolaan tebing lingga sebagai lokasi wisata edukasi pada 2018," jelasnya.Fals mengaku, pengelolaan dengan cara itu sempat berbuah manis, dapat mendongkrak ekonomi warga setempat. Namun momen itu cuma bertahan selama setahun."Sampai 2019. Pada 2020 - 2021 pertengahan terdampak pandemi Covid-19," katanya.Setelah masuk era new normal pada 2022, Fals bersama pegiat Pokdarwis memiliki gagasan untuk membangkitkan Wisata Tebing Lingga (WTL)."Memang satu berawal dari kami. Kami minta bantuan ke teman-teman. Akhirnya dibantu oleh teman-teman IBEX [Indonesia Big Wall Expedition] Bandung, mereka membuatkan jalur pemanjat tebing. Setelah selesai, kami membuat kegiatan pengibaran bendera raksasa sebagai sejarah," cerita Fals.Menurut keterangan Fals, pembuatan jalur hingga persiapan pembentangan bendera merah putih itu membutuhkan waktu sekitar satu bulan."Sebulan dari pembuatan jalur sampai persiapan pengibaran bendera," terangnya.Sementara itu, salah satu pemanjat tebing dari Indonesia Big Wall Expedition (IBEX) Bandung, Mohammad Riyan, mengatakan karakter Tebing Lingga memiliki tingkat kemiringan sampai 45 derajat dan punya banyak bebatuan rapuh."Jadi harus lebih berhati-hati dalam memanjat," ujar Riyan.
Kabar Trenggalek Hadir di WhatsApp Channel Follow