Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Login ke KBRTTulis Artikel
ADVERTISEMENT

Jelang 17 Agustus, Umbul-umbul Merah Putih Mulai Penuhi Pasar Trenggalek

  • 31 Jul 2025 18:00 WIB
  • Google News

    KBRT – Menyambut peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia, para pedagang umbul-umbul mulai memenuhi area pasar hingga pinggir jalan di Kabupaten Trenggalek. Aksesoris kemerdekaan seperti bendera merah putih, spanduk, dan umbul-umbul berbagai ukuran kini mulai menghiasi lapak-lapak pedagang, salah satunya di Pasar Pon.

    Kondisi tersebut tampak dari sejumlah kios yang telah mendekorasi lapaknya dengan nuansa merah putih. Selain untuk mempercantik tampilan, para pedagang berharap pernak-pernik kemerdekaan itu dapat menarik perhatian pembeli.

    “Dari minggu ketiga bulan Juli, saya sudah mulai berjualan umbul-umbul. Walaupun penjualannya menurun, tapi ini memang musimnya,” ujar Irhas Kurnia Indah (46), pedagang di Pasar Pon Trenggalek.

    Irhas menempati kios di sisi selatan Pasar Pon, tepat di bagian depan yang menghadap ke jalan raya. Ia sengaja memasang umbul-umbul dan bendera sebagai penanda musim kemerdekaan telah tiba.

    Namun, kondisi cuaca kerap menyulitkan. Hujan yang turun sewaktu-waktu membuatnya harus meluangkan waktu untuk meneduhkan dagangan.

    “Dibandingkan beberapa tahun lalu, saya kira kali ini penjualan akan turun sekitar 50 persen, karena ada beberapa tantangan yang jadi sebab,” lanjut Irhas.

    Ia menjelaskan bahwa faktor penurunan penjualan di antaranya adalah meningkatnya persaingan dengan pedagang lain, kehadiran toko online, serta menurunnya minat pembeli.

    Irhas sendiri mulai meneruskan usaha orang tuanya pada tahun 2001. Selain menjual umbul-umbul musiman, ia juga menjajakan buku, songkok, dan kitab secara rutin di kios miliknya.

    “Kalau omzet dari berjualan umbul-umbul, di tahun ini ada di kisaran 3 sampai 5 juta rupiah,” ujarnya.

    Kios Irhas menjual berbagai jenis umbul-umbul dengan panjang di atas 5 meter. Harga ditentukan berdasarkan jenis kain dan variasi bentuk.

    “Semua tergantung bahan kain dan variasinya seperti yang zig-zag, lalu yang bendera biasa itu Rp 10.000. Sampai yang buat upacara itu Rp 85.000 harganya,” imbuhnya.

    Harga umbul-umbul yang dijual Irhas berkisar antara Rp 25.000 hingga Rp 125.000, tergantung pada model dan bahan kain. Ia mengaku tidak menaikkan harga jual meski biaya dari distributor sudah naik.

    “Kami sudah stabil harga selama empat tahun ini, karena pembeli juga makin sedikit,” jelasnya.

    Menurut Irhas, pembeli di kiosnya kini didominasi pembeli perorangan. Dulu, banyak instansi dan kantor pemerintahan yang datang membeli umbul-umbul secara grosir.

    Di sisi lain, Irhas sebenarnya sudah mencoba menjual lewat platform daring. Namun, ia mengaku kesulitan bersaing karena harga di marketplace sering dipatok sangat murah.

    “Yang besar itu pedagang di pinggir jalan. Rata-rata bukan warga asli Trenggalek dan peluangnya lebih besar karena mudah dijangkau. Begitupun juga tidak bayar pajak seperti pedagang di kios,” tandasnya.

    Kabar Trenggalek - Peristiwa

    Editor:Zamz