Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Apa Itu Pneumoniae? Wabah Baru di China yang Menyerang Organ Pernapasan Anak-Anak

Kubah Migunani

Negeri Tirai Bambu China menghadapi wabah baru setelah diterpa badai Covid-19. Wabah baru itu pneumoniae yang menyerang anak-anak di kawasan Tiongkok utara.

Sampai saat ini penyebab wabah pneumonia di China itu belum diketahui apa penyebabnya. Bahkan, beberapa masyarakat menanyakan apa itu pneumoniae?

Berdasarkan laporan ahli epidemologi, dipicu oleh bakteri tidak lazim yang bernama mycoplasma pneumiae.

Berkaca dari pandemi Covid-19, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Maxi Rein Rondonuwu, mengimbau kepada para jajarannya untuk waspada.

Hal itu tertuang dalam surat edaran nomor PM.03.01/C/4732/2023 tentang Kewaspadaan Terhadap Kejadian Mycoplasma Pneumonia di Indonesia.

Maxi, dalam keterangan tertulisnya mengungkapkan media China menginformasikan adanya peningkatan kasus Mycoplasma pneumonia sejak Mei 2023, 3/4 pasien di diagnosis sebagai infeksi Mycoplasma.

"Berdasarkan laporan epidemiologi nampak peningkatan kasus Mycoplasma Pneumoniae (40%), influenza, SARS COV-2 dan lain-lain," tulisnya.

Lebih lanjut, mycoplasma merupakan penyakit penyebab umum infeksi respiratori sebelum masa covid-19, insidensi 8.6%, insidensi turun jadi 0.7% di tahun 2021-2022.

Pathogen ini memiliki periode inkubasi yang cukup lama dan penyebaran memerlukan waktu yang lama sehingga disebut sebagai Walking Pneumonia. Mycoplasma merupakan salah satu penyebab penyakit pneumonia di Masyarakat, yg paling banyak dampaknya anak-anak.

"Penyakit ini muncul pada situasi musim panas untuk negara-negara yang memiliki 4 musim. Di China Peningkatan pneumonia terjadi 3-5 tahun. Penelitian di China, adenovirus, RSV menjadi penyebab beberapa tahun terakhir," terang Rein.

Sehubungan dengan hal tersebut, berikut isi himbauan pada jajaran Kementerian Kesehatan dalam surat itu:

Kantor Kesehatan Pelabuhan

  • Meningkatkan pengawasan terhadap orang (awak, personel, dan penumpang), alat angkut, barang bawaan, lingkungan, vektor, binatang pembawa penyakit di pelabuhan, bandar udara dan pos lintas batas negara, terutama yang berasal dari negara terjangkit.
  • Melakukan pemantauan perkembangan kasus dan negara terjangkit di tingkat global
  • Meningkatkan kewaspadaan dini dengan melakukan pemantauan kasus dicurigai Pneumonia
  • Berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan rumah sakit rujukan setempat dalam rangka kewaspadaan.
  • Berkoordinasi dengan penanggung jawab alat angkut untuk kewaspadaan dini pelaku perjalanan.
  • Berkoordinasi dengan Otoritas Imigrasi untuk kewaspadaan dini termasuk penelusuran data ketika ditemukan kasus dicurigai Pneumonia
  • Meningkatkan upaya promosi kesehatan bagi masyarakat bandar udara, pelabuhan, dan pos lintas batas negara.
  • Melaksanakan surveilans ketat dengan memantau peningkatan kasus di wilayah dan melaporkan penemuan kasus melalui Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) melalui link https://skdr.surveilans.org atau nomor WhatsApp (WA) Public Health Emergency Operation Centre (PHEOC) : 0877-7759-1097 atau email: poskoklb@yahoo.com dan ditembuskan serta Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
  • Memfasilitasi pengiriman spesimen yang memerlukan pengiriman port-to-port ke laboratorium rujukan nasional.

Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

  • Meningkatkan kewaspadaan dini dengan memantau tren kasus ILI/SARI/pneumonia melalui Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) melalui link https://skdr.surveilans.org dan melakukan pelaporan rutin ISPA/ Pneumonia pada link bit.ly/ILISARI.
  • Menindaklanjuti laporan penemuan kasus yang dicurigai Mycoplasma Pneumonia dari Fasyankes dan memfasilitasi pengiriman specimen ke laboratorium rujukan Sentinel ILI/SARI.
  • Menyediakan media transport specimen Mycoplasma penumonia (media Amies cair atau Universal Media Transport) jika di wilayah terdapat RS Sentinel SARI
  • Menyebarluaskan informasi terkait kewaspadaan terhadap Mycoplasma pneumonia kepada masyarakat dan fasilitas layanan kesehatan di wilayahnya.

Laboratorium Kesehatan Masyarakat

  • Berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan, Rumah Sakit Rujukan, dan Kantor Kesehatan Pelabuhan dalam pengelolaan spesimen (pengambilan dan pengiriman spesimen) kasus Mycoplasma Pneumonia.
  • Berkoordinasi dengan Balai Besar Laboratorium Biologi Kesehatan dalam pengelolaan spesimen.
  • Melakukan asesmen mandiri terkait kapasitas dan sumber daya yang ada terkait pengelolaan specimen dan pemeriksaan laboratorium yang dibutuhkan

Puskesmas dan Rumah Sakit (site ILI-SARI)

  • Penguatan penyelengaraan surveilans ILI-SARI pada site sentinel.
  • Peningkatan pencatatan dan pelaporan pada site sentinel ILI-SARI dan Pneumonia serta SKDR.
  • Melakukan edukasi ke masyarakat terkait PHBS dan pentingnya vaksinasi untuk pencegahan penyakit infeksi saluran pernafasan akut.
  • Melaksanakan surveilans ketat dengan memantau peningkatan kasus di wilayah dan melaporkan penemuan kasus melalui Pelaporan rutin ISPA, pelaporan ILI-SARI melalui link: https://bit.ly/ILISARI dan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) melalui link https://skdr.surveilans.org atau nomor WhatApp (WA) Public Health Emergency Operation Centre (PHEOC) : 0877-7759-1097 atau email: poskoklb@yahoo.com dan ditembuskan ke Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
  • Memperkuat kewaspadaan standar dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi di fasyankes.

Puskesmas (diluar site ILI)

  • Penguatan penyelengaraan surveilans Pneumonia dan ILI
  • Peningkatan pencatatan dan pelaporan ISPA pneumonia rutin dan ILI melalui SKDRMelakukan edukasi ke masyarakat terkait PHBS dan pentingnya vaksinasi untuk pencegahan penyakit infeksi saluran pernafasan akut
  • Melaksanakan surveilans ketat dengan memantau peningkatan kasus di wilayah dan melaporkan penemuan kasus melalui pelaporan rutin ISPA/pneumonia dan dan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) melalui link https://skdr.surveilans.org atau nomor WhatApp (WA) Public Health Emergency Operation Centre (PHEOC) : 0877-7759-1097 atau email: poskoklb@yahoo.com dan ditembuskan ke Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
  • Memperkuat kewaspadaan standar dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi di fasyankes.
Rumah Sakit (diluar site SARI)
  • Penguatan penyelengaraan surveilans Pneumonia
  • Peningkatan pencatatan dan pelaporan Pneumonia
  • Memperkuat kewaspadaan standar dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi di fasyankes.

"Demikian Surat Edaran ini untuk dapat dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab sesuai," tandas Rein.

Apa itu Pneumoniae?

[caption id="attachment_56666" align=alignnone width=1280] Ilustrasi. Paru-paru sakit/Foto: Canva[/caption]

Mengutip laman Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Pneumonia atau juga disebut paru-paru basah merupakan suatu kondisi saat paru-paru mengalami peradangan dan terisi cairan. Yang menimbulkan gangguan pada proses pernapasan.

Peradangan yang terjadi pada jaringan paru-paru ini menyebabkan alveolus atau kantong udara terisi oleh cairan, sehingga paru-paru tidak dapat berfungsi dengan baik.

Tak hanya mengganggu pernapasan, bagi orang-orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh rendah, bisa mengalami komplikasi penyebaran bakteri lewat aliran darah.

Resiko yang ditimbulkan juga cukup tinggi, yakni peradangan pada jaringan paru-paru dan biasanya ada nanahnya.

Kondisi kian memburuk ketika peradangan di paru-paru ini tidak segera diobati akan menimbulkan cairan peradangan. Kemudian cairan ini bakal mengumpul di lapisan pelindung paru-paru.

Bahkan, dalam kondisi terburuk pengobatan saja tidak cukup. Ahli medis perlu melakukan pengeluaran cairan yang telah menggenang di paru-paru.

Penyebab

[caption id="attachment_56665" align=alignnone width=1280] Ilustrasi bakteri yang menyerang paru-paru/Foto: Canva[/caption]

Banyak kuman yang dapat menyebabkan pneumonia. Yang paling umum adalah bakteri dan virus di udara yang dihirup. Tubuh biasanya mencegah kuman ini menginfeksi paru-paru.

Namun terkadang kuman ini dapat mengalahkan sistem kekebalan, meskipun kesehatan secara umum baik. Pneumonia diklasifikasikan menurut jenis kuman penyebabnya dan dari mana mendapat infeksi.Bakteri. Penyebab paling umum dari pneumonia bakteri di AS adalah Streptococcus pneumoniae. Pneumonia jenis ini dapat terjadi dengan sendirinya atau setelah mengalami pilek atau flu. Ini dapat mempengaruhi satu bagian (lobus) paru-paru, suatu kondisi yang disebut pneumonia lobar.

Organisme mirip bakteri. Mycoplasma pneumoniae juga dapat menyebabkan pneumonia. Ini biasanya menghasilkan gejala yang lebih ringan daripada jenis pneumonia lainnya. Pneumonia berjalan adalah nama tidak resmi yang diberikan untuk jenis pneumonia ini, yang biasanya tidak cukup parah sehingga membutuhkan istirahat di tempat tidur.Jamur. Jenis pneumonia ini paling sering terjadi pada orang dengan masalah kesehatan kronis atau sistem kekebalan yang lemah, dan pada orang yang menghirup organisme dalam dosis besar. Jamur penyebabnya dapat ditemukan di tanah atau kotoran burung dan bervariasi tergantung lokasi geografis.

Virus, termasuk COVID-19 . Beberapa virus yang menyebabkan pilek dan flu dapat menyebabkan pneumonia. Virus adalah penyebab paling umum pneumonia pada anak di bawah 5 tahun. Pneumonia virus biasanya ringan. Tetapi dalam beberapa kasus bisa menjadi sangat serius. Coronavirus 2019 (COVID-19) dapat menyebabkan pneumonia, yang dapat menjadi parah.

Pneumonia yang didapat di rumah sakit. Beberapa orang terkena pneumonia selama tinggal di rumah sakit karena penyakit lain. Pneumonia yang didapat di rumah sakit bisa menjadi serius karena bakteri penyebabnya mungkin lebih kebal terhadap antibiotik dan karena orang yang mendapatkannya sudah sakit. Orang yang menggunakan mesin pernapasan (ventilator), yang sering digunakan di unit perawatan intensif, berisiko lebih tinggi terkena pneumonia jenis ini.

Pneumonia yang didapat dari perawatan kesehatan. Pneumonia yang didapat dari perawatan kesehatan adalah infeksi bakteri yang terjadi pada orang yang tinggal di fasilitas perawatan jangka panjang atau yang menerima perawatan di klinik rawat jalan, termasuk pusat dialisis ginjal. Seperti pneumonia yang didapat di rumah sakit, pneumonia yang didapat dari perawatan kesehatan dapat disebabkan oleh bakteri yang lebih resisten terhadap antibiotik.

Pneumonia aspirasi. Pneumonia aspirasi terjadi ketika Anda menghirup makanan, minuman, muntahan atau air liur ke dalam paru-paru Anda. Aspirasi lebih mungkin terjadi jika ada sesuatu yang mengganggu refleks muntah normal Anda, seperti cedera otak atau masalah menelan, atau penggunaan alkohol atau obat-obatan secara berlebihan.

Faktor Resiko

Pneumonia dapat menyerang siapa saja. Tetapi dua kelompok usia dengan risiko tertinggi adalah:

  • Anak-anak yang berusia 2 tahun atau lebih mudaOrang yang berusia 65 tahun atau lebih

Faktor risiko lainnya termasuk:

Dirawat di rumah sakit. Anda berisiko lebih besar terkena pneumonia jika berada di unit perawatan intensif rumah sakit, terutama jika Anda menggunakan mesin yang membantu Anda bernapas (ventilator).

Penyakit kronis. Anda lebih mungkin terkena pneumonia jika Anda menderita asma, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), atau penyakit jantung.

Merokok. Merokok merusak pertahanan alami tubuh Anda terhadap bakteri dan virus penyebab pneumonia.

Sistem kekebalan tubuh melemah atau tertekan. Orang yang mengidap HIV/AIDS , yang pernah menjalani transplantasi organ, atau yang menerima kemoterapi atau steroid jangka panjang berisiko.

Komplikasi

Bahkan dengan pengobatan, beberapa penderita pneumonia, terutama mereka yang berada dalam kelompok berisiko tinggi, dapat mengalami komplikasi, antara lain:

Bakteri dalam aliran darah (bakteremia). Bakteri yang masuk ke aliran darah dari paru-paru Anda dapat menyebarkan infeksi ke organ lain, berpotensi menyebabkan kegagalan organ.

Sulit bernafas. Jika pneumonia Anda parah atau Anda memiliki penyakit paru-paru kronis yang mendasarinya, Anda mungkin kesulitan bernapas dengan oksigen yang cukup. Anda mungkin perlu dirawat di rumah sakit dan menggunakan mesin pernapasan (ventilator) saat paru-paru Anda sembuh.

Akumulasi cairan di sekitar paru-paru (efusi pleura). Pneumonia dapat menyebabkan cairan menumpuk di ruang tipis antara lapisan jaringan yang melapisi paru-paru dan rongga dada (pleura). Jika cairan terinfeksi, Anda mungkin perlu mengeluarkannya melalui selang dada atau diangkat dengan operasi.

Abses paru-paru. Abses terjadi jika nanah terbentuk di rongga di paru-paru. Abses biasanya diobati dengan antibiotik. Kadang-kadang, pembedahan atau drainase dengan jarum panjang atau selang yang dimasukkan ke dalam abses diperlukan untuk mengeluarkan nanah.

Pencegahan

Untuk membantu mencegah pneumonia:

Dapatkan vaksinasi. Vaksin tersedia untuk mencegah beberapa jenis pneumonia dan flu. Bicarakan dengan dokter tentang mendapatkan suntikan ini. Pedoman vaksinasi telah berubah dari waktu ke waktu jadi pastikan untuk meninjau status vaksinasi dengan dokter bahkan jika ingat pernah menerima vaksin pneumonia.

Pastikan anak-anak mendapatkan vaksinasi. Dokter merekomendasikan vaksin pneumonia yang berbeda untuk anak di bawah usia 2 tahun dan untuk anak usia 2 hingga 5 tahun yang berisiko terkena penyakit pneumokokus. Anak-anak yang menghadiri pusat penitipan anak juga harus mendapatkan vaksin. Dokter juga merekomendasikan suntikan flu untuk anak di atas 6 bulan.

Praktikkan kebersihan yang baik. Untuk melindungi diri dari infeksi pernapasan yang terkadang menyebabkan pneumonia, cuci tangan secara teratur atau gunakan pembersih tangan berbasis alkohol.

Jangan merokok. Merokok merusak pertahanan alami paru-paru terhadap infeksi pernapasan.

Jaga sistem kekebalan tubuh Anda kuat. Tidur yang cukup, olahraga teratur, dan makan makanan yang sehat.

Gejala

Gejala pneumonia biasanya dimulai dengan beberapa tanda tertentu. Berikut ini adalah gejala-gejala yang biasanya muncul:

  • Demam disertai nyeri kepala dan tubuh menggigil.
  • Batuk tidak berdahak, atau berdahak dengan cairan mengandung nanah yang berwarna kekuningan.
  • Nyeri dada yang terasa ketika bernapas hingga napas yang pendek.
  • Mual, muntah, dan diare.
  • Rasa nyeri pada otot, sendi, serta mudah lelah.
  • Denyut nadi yang melemah hingga 100 kali per menit.

Jika anggota keluarga mengalami kesulitan bernapas atau terjadi peningkatan frekuensi napas, segeralah bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Dokter akan melakukan penanganan terhadap pneumonia dengan terapi kausal, terapi suportif umum, terapi inhalasi, dan fisioterapi dada.

Diagnosis

Untuk mendiagnosis pneumonia, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan terhadap organ paru, untuk mendengarkan apakah ada suara yang tidak normal saat pasien bernapas. Beberapa pemeriksaan tambahan yang mungkin dibutuhkan meliputi:

1. Rontgen Dada

Pemeriksaan ini membantu dokter untuk mendeteksi pneumonia dan menentukan lokasi serta penyebab infeksi.

2. Pemeriksaan Darah

Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat adanya infeksi yang ditandai dengan peningkatan sel darah putih.

3. Pemeriksaan Denyut Nadi

Pemeriksaan ini digunakan untuk melihat seberapa banyak kadar oksigen yang beredar dalam tubuh, dan bisa digunakan untuk menentukan separah apa pengaruh pneumonia terhadap pertukaran udara di sistem pernapasan.

4. Tes Dahak

Dahak akan dianalisis untuk melihat kuman yang menyebabkan infeksi pada paru.

Pengobatan

Berikut adalah beberapa metode pengobatan yang biasanya digunakan untuk mengatasi pneumonia:

Terapi Kausal

Terapi ini melibatkan pemberian obat antibiotik atau obat antijamur. Obat-obatan ini bekerja dengan membunuh atau menghambat pertumbuhan kuman penyebab infeksi. Pilihan obat akan disesuaikan dengan jenis kuman penyebab dan tingkat keparahan penyakit.

Terapi Suportif Umum

Terapi ini disesuaikan dengan keadaan pasien. Misalnya, jika pasien mengalami kesulitan bernapas, dokter mungkin akan memberikan terapi oksigen.

Terapi suportif lainnya bisa meliputi pemberian cairan intravena untuk mencegah dehidrasi dan obat penurun demam atau pereda nyeri untuk mengurangi gejala yang tidak nyaman.

Terapi Inhalasi

Terapi ini melibatkan penyaluran obat langsung ke paru-paru melalui inhaler atau nebulizer. Terapi ini sangat bermanfaat pada kondisi pasien yang membutuhkan pengobatan segera.

Terapi ini dapat menghindari efek samping yang berkelanjutan, mengencerkan dahak yang kental dan kekuningan, serta mengatasi infeksi.

Fisioterapi Dada

Terapi ini melibatkan serangkaian latihan pernapasan dan teknik batuk untuk membantu mempermudah proses pengeluaran dahak dari paru-paru. Fisioterapi dada dapat membantu mempercepat pemulihan dan mencegah komplikasi.

Rawat Inap

Pada kasus pneumonia yang berat atau jika pasien berisiko tinggi mengalami komplikasi, rawat inap di rumah sakit mungkin diperlukan. Di rumah sakit, pasien dapat dipantau secara ketat dan menerima perawatan intensif jika diperlukan.

Penting untuk diingat bahwa pengobatan pneumonia harus disesuaikan dengan kebutuhan individu dan harus di bawah pengawasan dokter.

Selalu ikuti petunjuk pengobatan dari dokter Anda dan selesaikan seluruh rangkaian pengobatan, bahkan jika Anda merasa sudah lebih baik, untuk memastikan bahwa infeksi telah sepenuhnya diatasi.

Kopi Jimat

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan *